Dasar Dasar Keputusan Investasi

loading...
Dasar Keputusan Investasi - Apabila mendengar kata investasi, maka kata yang selalu mengiringi ialah kata return (keuntungan investasi) dan risk (risiko). Dua kata tersebut ialah hal dasar dalam pengambilan keputusan investasi.

Investasi ialah sebuah upaya penempatan sejumlah dana untuk dikembangkan yang diharapkan akan menhadirkan laba dimasa yang akan hadir. Motivasi mengapa melaksanakan investasi sudah jelas, investor ingin mendapat return atau laba dimasa depan.

Menurut Tandelilin [2005] dasar dasar keputusan investasi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain:
  1. Return (keuntungan)
  2. Risk (resiko)
  3. The Time Factor (faktor waktu)

1. Return

Mengapa orang melaksanakan investasi ?

Tentu saja alasannya ingin mendapat keuntungan. Apabila sebuah investasi diperkirakan tidak menguntungkan. Maka tidak akan ada orang yang mau diberinvestasi.

Return ialah tingkat laba yang diperoleh dari sebuah investasi. Return yang diinginkan dari sebuah investasi harus dibandingkan dengan kompensasi terhadap biaya peluang (opportunity cost) yang hilang dan resiko adanya perubahan nilai alasannya inflasi.

Biaya peluang maksudnya ialah peluang mendapat laba yang hilang alasannya sudah menentukan satu dari beberapa jenis investasi yang ada. Misalkan perusahaan mempunyai kas sebesar Rp 1 Milliar. Ada opsi uang tersebut diinvestasikan kedalam deposito, saham, obligasi ataupun properti.

Instrumen investasi yang mana yang mempersembahkan laba paling banyak dalam tempo yang sama?

Umumnya, sumber return investasi biasanya berupa Yield dan Capital Gain.

  • Yield

Yield ialah pendapatan yang diperoleh oleh investor secara rutin (periodik).

Misalnya, perusahaan yang diberinvestasi pada obligasi, maka yield-nya ialah pembayaran bunga atau kupon obligasi yang akan diterima dalam 3 bulan atau 6 bulan sekali bahkan 1 tahun sekali.

Atau kalau diberinvestasi dalam instrumen saham, maka yield-nya berupa deviden yang diperoleh 1 tahun sekali. Tergantung pada kebijakan deviden perusahaan.

  • Capital Gain

Capital Gain ialah naik turunnya nilai investasi. Umumnya instrumen investasi sekuritas. contohnya harga saham. Ketika saham dibeli dengan harga X perlembar. Dan kemudian saham tersebut dijual dengan harga diatas harga X. Maka ada selisih yang akan menjadi laba investor. Namun juga sebaliknya, apabila dijual dibawah harga X, maka investor akan mengalami kerugian.

Dalam kontek keputusan investasi, perlu dibedakan antara laba yang sudah terlaksana (realized return) dengan laba yang diharapkan (expected return).

1.a. Realized Return (keuntungan yang sudah terealisasi)

Realized return atau return yang terlaksana ialah return yang sudah terjadi. Keuntungan yang sudah diperoleh investor dimasa lalu, diperiode sebelumnya.

Perhitungan realized return memakai data historis masa lalu. Realized return digunakan untuk menjadi salah satu alat ukur kinerja dari sebuah investasi perusahaan.

Return ini bisa dijadikan sebagai dasar untuk menentukan tingkat expected return dan resiko sebuah investasi yang akan hadir.

1.b. Expected Return (ekspektasi keuntungan)

Expected return atau ekspektasi laba ialah laba yang diharapkan akan didapatkan oleh investor dari sebuah investasi yang dilakukan. Expected return ialah harapan. Keuntungan belum diperoleh. Belum terjadi.

Tingkat laba yang diinginkan ini bisa dipengaruhi oleh sejauh mana prospek investasi perusahaan di waktu yang akan hadir.

2. Risk (Resiko)

Ketika diberinvestasi selain mengharapkan return tertentu investor juga harus menanggung tingkat risiko.

Dalam konteks administrasi investasi risiko ialah penyimpangan/ perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar-benar diterima oleh investor (return aktual). Kenyataan yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Resiko ialah sebuah konsekuensi yang sangat tidak menguntungkan dari sebuah investasi.

Resiko investasi bisa menjadi sebuah kerugian. Semua instruman investasi niscaya mempunyai resiko. Baik itu resiko kecil atau resiko besar. Untuk itu dalam keputusan investasi, selain return, perhitungan resiko menjadi hal yang wajib dilakukan.

Jadi, pentingnya memahami sebuah resiko dalam keputusan investasi ialah untuk bisa mengantisipasi dan menghindari atau sekedar meminimalkan kemungkinan kerugian yang bisa terjadi pada investasi yang dijalankan.

Sudah menjadi idiom umum bahwa high risk high return. Setiap investasi yang menghasilkan return yang tinggi, maka semakin tinggi pula resikonya.

Secara umum, resiko dalam konsep keputusan investasi bisa digolongkan menjadi dua resiko, Resiko sistematis dan resiko tidak sistematis. Apa itu resiko sistematis dan resiko tidak sistematis ?

2. A. Systematic Risk (Resiko Sistematis)

Resiko sistematis ialah resiko yang bersifat makro. Berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara keseluruhan dipasar secara umum. Memdiberikan dampak dihampir seluruh perusahaan yang ada di pasar. Resiko sistematis bisa berakibat pada return investasi yang bisa berubah-ubah.

Resiko sistematis ini cenderung susah untuk dihindari. Risiko sistematis ini biasanya berupa resiko suku bunga, resiko pasar, resiko finansial, risiko bisnis, resiko inflasi, resiko politik, resiko nilai tukar,resiko likuiditas.

# A.1. Resiko Suku Bunga

Resiko suku bunga ialah resiko yang muncul akhir adanya perubahan tingkat suku bunga rata-rata. Tingkat suku bunga tabungan dan tingkat suku bunga pinjaman, Umumnya resiko ini mensugesti instrumen investasi saham, obligasi (bunga mengambang), deposito bahkan properti.

Misalkan, harga saham akan mengalami penurunan apabila tingkat suku bunga meningkat. contohnya pada saham, kalau suku bunga naik, maka nilai saham akan turun. Hal ini bisa terjadi alasannya return investasi yang berafiliasi dengan suku bunga juga akan mengalami kenaikan, ibarat deposito contohnya. Situsasi tersebut bisa membuat investor yang diberinvestasi saham akan melepas sahamnya dan mengalihkan dananya kedalam deposito.

# A.2. Resiko Pasar

Resiko pasar ialah risiko yang berupa imbas transaksi pasar yang fluktuatif secara keseluruhan. Resiko ini bisa mensugesti return investasi menjadi berubah-ubah. Fluktuasi kondisi pasar ini bisa diakibatkan oleh kondisi ibarat krisis ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, perubahan akhir adanya teknologi gres dan lain sebagainya.

# A.3. Resiko Bisnis

Resiko bisnis ialah resiko yang dekat kaitannya dengan karakteristik dari sebuah jenis industri tertentu. Resiko ini bisa dipengaruhi oleh persaingan bisnis yang dihadapi makin ketat, harga produk yang tidak terkontrol dan lain sebagainya.

Industri CPO misalnya, banyak perusahaan yang diberinvestasi membuka lahan untuk ditanami sawit, makin banyak perusahaan yang bersaing menanam sawit, sehingga supplay melimpah yang bisa menimbulkan harga komoditas ini berfluktuasi dan anjlok dipasar dunia sehingga membaut industri komoditas ini menjadi kurang menguntungkan.

# A.4. Resiko Inflasi

Katakanlah sebuah instrumen investasi bisa menghasilkan return sebesar 5 persen selama 1 tahun, namun dalam 1 tahun tersebut terjadi inflasi sebesar 5 persen. Maka investasi tersebut bisa dibilang tidak menghasilkan apa-apa.

Parahnya lagi seandainya tingkat inflasi ternyata diatas return investasi yang ditanamkan. Maka kesannya ialah sebuah kerugian. oportunity cost (biaya peluang)-nya tinggi.

Inflasi ialah kenaikan harga barang secara umum. Adanya inflasi membuat daya beli masyarakat berkurang. Berkurangnya daya beli membuat penjualan menurun yang akan menimbulkan pendapatan perusahaan menurun.

# A.5. Resiko Nilai Tukar (Exchange Rate Risk/Currency Risk)

Resiko nilai tukar ialah risiko yang muncul alasannya terjadi perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang dari negara lain. Perusahaan ekspor-impor mungkin paling terpengaruh. Resiko ini membuat return yang diterima menjadi lebih kecil nilainya dari return yang diharapkan.

# A.6. Resiko Politik

Resiko politik atau country risk ialah resiko yang berafiliasi dengan kondisi politik negara, stabilitas ekonomi antar negara, dan bahkan kondisi tingkat keamanan.

Kestabilan ialah kunci utama, semakin tidak stabil kondisi perpolitikan sebuah negara, semakin besar resiko untuk diberinvestasi dinegara tersebut.

Kebijakan tentang perjuangan rokok misalnya. Kenaikan cukai rokok, hukum pembatasan pemamasukan  dan sosialisasi imbas negatif rokok oleh negara mensugesti industri rokok. Hal tersebut bisa menimbulkan pendapatan banyak industri rokok menurun. Dari hulu hingga hilir.

2.B. Unsystematic Risk (Resiko non Sistematis)

Resiko tidak sistematis ialah resiko yang berkaitan dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada perusahaan tertentu secara individual. Cakupan resikonya spesialuntuk pada kondisi mikro yang spesialuntuk pada return investasi terhadap perusahaan individual tertentu saja.

Resiko tidak sistematis ini masih bisa dihindari. Resiko tidak sistematis ini contohnya resiko finansial, resiko likuiditas

# B.1. Resiko Finansial

Resiko finansial atau resiko keuangan berafiliasi dengan struktur modal perusahaan yang digunakan dalam mendanai kegiatan perusahaan.

Resiko finansial kemungkinan akan muncul apabila perusahaan mencari sumber dana dari pembayaaan utang. Baik berupa utang obligasi ataupun hipotek. Semakin besar utang dan bunga, maka semakin besar pula resiko gagal bayar yang membayangi.

# B.2 .Resiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Liquidity risk ialah resiko yang berafiliasi dengan tingkat kesusahan dalam mencairkan portofolio investasi atau menjual sahamnya kepihak lain alasannya sedikit atau tidak ada yang berminat untuk membeli sekuritas tersebut.

Kecepatan sebuah sekuritas yang diperdagangkan dipasar sekunder ialah indikator resiko ini. semakin cepat sebuah sekuritas terjual maka semakin kecil resikonya.

Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka semakin likuid sekuritas tersebut. Resiko ini bisa juga didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau jatuh tempo dengan memakai aset yang ada.

3. The Time Factor (Faktor Waktu)

The time factor atau faktor waktu dalam diberinvestasi sangat kuat dalam menjalankan investasi. Ada beberapa alternatif jangka waktu dalam melaksanakan investasi. Jangka pendek, menengah atau jangka panjang.
Jangka waktu investasi yang dipilih bisa kuat pada sikap investor terhadap kegiatan investasinya. Lama tidaknya investasi bisa mensugesti seberapa besar resiko investasi yang membayangi. 

Waktu investasi juga mempertimbangkan seberapa cepat pengembalian atas investasi yang dikeluarkan kembali lagi ibarat tiruanla. Semakin cepat pengembalian dan returnnya, maka investasi tersebut semakin layak untuk dijalankan.

Time value of money (nilai waktu dari uang) juga sangat diperhitungkan dalam pertimbangan keputusan investasi. Uang Rp 10 juta ketika ini, nilainya belum tentu sama dengan Rp 10 juta 5 tahun yang akan hadir. Inflasi.

Tingkat inflasi mempunyai keterkaitan yang dekat dengan nilai waktu daripada uang. Tentu inflasi menjadi sangat diperhitungkan dalam keputusan investasi.

Misalnya. Dulu, 15 tahun yang kemudian uang Rp 1000 sudah bisa membeli Indomie goreng. Tapi ketika ini dengan nominal yang sama tidak bisa membeli barang yang sama. Uang dengan nominal yang sama, belum tentu mempunyai nilai yang sama pada masa yang akan hadir.

Hubungan Return dan Risk

Aturan umum investasi : High risk high return dan juga sebaliknya low risk low return.

Setuju tidak oke memang begitulah kecenderungan umumnya,

Return ialah motif utama mengapa seseorang investor melaksanakan investasi. Hal tersebut sangatlah wajar. Tetapi, Resiko. sebuah hal lain yang bertolak belakang dengan return, yang selalu mengikut alur investasi harus diperhitungkan. 

Semakin tinggi resiko investasi, semakin tinggi juga tingkat pengembalian investasinya. Walaupun pada kenyataannya, tiruana investor berusaha sebisa mungkin untuk mendapat return investasi yang tinggi dengan resiko seminimal mungkin.

Maka untuk itulah fungsi administrasi keuangan diharapkan untuk menjaga keseimbangan antara risk dan return yang menjadi dasar dalam keputusan investasi,

Referensi: http://asriyaqien.blogspot.co.id , pscychologymania.com

0 Komentar untuk "Dasar Dasar Keputusan Investasi"

Back To Top