loading...
Pengertian Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan (cost of good sold) adalah tiruana biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk sampai produk tersebut siap dijual.Harga Pokok Penjualan yang biasa disingkat HPP (COGS) ialah biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi barang dan jasa yang sanggup dihubungkan secara eksklusif dengan kegiatan prosess yang membuat produk barang dan jasa siap jual.
![]() |
Harga Pokok Penjualan HPP |
Struktur Harga Pokok Penjualan
Dari definisi harga pokok penjualan diatas, sanggup kita dapatkan struktur dasar dalam harga pokok penjaualan umumnya terdiri dari tiga elemen besar:- Persediaan atau inventori
- Tenaga kerja eksklusif (direct labour cost)
- Biaya overhead (overhead cost)
# 1. Persediaan | Inventory
Dalam perusahaan dagan, element persediaan (inventory) spesialuntuk terdiri atas persedian barang jadi saja, dikenal dengan istilah InventorySedangkan pada perusahaan manufaktur, elemen persediaan meliputi:
- Raw materials (persedian materi baku)
- Work in process atau WIP (persediaan barang dalam proses)
- Inventory (persediaan barang jadi)
Elemen persediaan yang dimaksud yakni besarnya persediaan yang terjual.
Untuk mengetahui jumlah persediaan yang sudah terjual, ada beberapa hal yang harus diketahui terlebih lampau, yaitu:
- Persediaan pertama
- Pembelian (dalam perjuangan dagang)
- Harga pokok produksi (dalam perusahaan manufakture)
- Persediaan akhir.
- Persediaan yang dipakai atau disebut juga barang tersedia untuk dijual
1. Persediaan Awal
Persediaan Awal ialah nilai jumlah persediaan yang sudah dimiliki sebelum proses pada periode berjalan dimulai.Artinya, persediaan sudah ada lampau sebelum operasi pada periode sekarag dimulai
2. Pembeliaan
Perlu diingat, bahwa yang diakui yakni ialah pengeluaran atau 'cost yang terjadi'.Sehingga jumlah pembelian yang diakui sebesar cost yang muncul saja, ini diwujudkan dalam bentuk pengeluaran kas ataupun legalisasi utang dagang.
Makara besarnya nilai pembelian yang diakui sebesar nilai net purchase atau nilai membersihkannya saja.
Hal ibarat ini perlu dipertegas alasannya yakni dalam prakteknya sangat sering perusahaan sbagai pembeli, apakah itu pembelian untuk barang jadi (dalam perusahaan dagnag) ataupun dalam pembelian raw material (bahan baku) dalam perusahaan manufaktur mendapat diskon (potongan harga), atau sanggup terjadi juga return barang (pengembalian) kepada penjual.
Untuk mendapat nilai membersihkannya (net purchase) maka dibutuhkan struktur menjadi,:
- Gross purchases (atau biasanya tertulis purchase saja)
- Discount (potongan harga)
- Return (pengembalian barang)
- Net purchase (pembelian membersihkan)
3. Persediaan Akhir
Persedian simpulan ialah besarnya nilai persediaan yang dibukukan sebagai 'persediaan' pada simpulan periode4. Persediaan yang Digunakan atau Persediaan Tersedia Untuk Dijual
5. Persediaan tersedia untuk dijual (BTOD) ialah besarnya nilai persediaan:
- Barang dagang yang terjual, ini berlaku untuk perjuangan dagang
- Besarnya materi baku yang dipakai dan barang dagang yang terjual, ini berlaku untuk perusahaan manufaktur.
# 2. Direct Labour Cost (Tenaga Kerja Langsung)
Tenaga kerja eksklusif (TKL) yakni upah yang didiberikan atau dibayarkan kepada karyawan/tenaga kerja yang terlibat secara eksklusif dalam kegiatan pengolahan barang dagang.Disebut biaya tenaga kerja eksklusif apabila besar kecilnya upah yang dibayar tergantung pada jumlah unit produk yang dihasilkan
Biaya yang dikelompokkan kedalam direct labor cost ialah tenaga kerja yang bayarannya menurut pada: upah satuan atau upah harian per jam
Dalam direct labor yang dibayar dengan upah satuan sanggup kita lihat dengan terang sekali jikalau tenaga kerja model ini sanggup dibebankan secara eksklusif pada produk yang dihasilkan
Apabila upah yang dibayar berdasar pada jumlah jam kerja,maka umumnya perusahaan sudah memilih satuan jumlah yang harus diproduksi untuk rentang waktu tertentu baik itu perjam atau perhari.
Sehingga di simpulan perhitungan sanggup diketahui berapa besar biaya tenaga kerja eksklusif yang dibebankan untuk satu unit produk dan total biaya tenaga kerja eksklusif untuk akumulasi produk yang diproduksi/dihasilkan.
Dalam perusahaan dagang yang kecil, biaya tenaga kerja eksklusif cenderung susah semoga sanggup dialokasikan dengan semestinya, sehingga biaya tenaga kerja eksklusif spesialuntuk sanggup ditemukan pada perusahaan manufaktur atau perusahaan tambang.
# 3. Overhead Cost
Biaya overhead yakni biaya yang muncul selain dari elemen elemen yang sudah disebut diatas, biasanya diistilahkan dengan indirect cost atau biaya tidak langsung.Jenis biaya overhead sangat bervariasi tergantung dari skala usaha, jenis perjuangan serta jenis sumber daya yang dipakai oleh perusahaan.
Biaya overhead yang paling sering dijumpai dalam perjuangan manufaktur ataupun perjuangan dagang contohnya:
- Biaya sewa (rental cost)
- Depresiasi mesin dan peralatan (depreciation)
- Penyusutan gedung pabrik (depreciation)
- Biaya listrik dan air pabrik (factory’s utilities)
- Biayta pemeliharaan pabrik dan mesin (maintenance)
- Biaya opngemasan (packaging)
- Gudang
- Sampel produksi (preproduction sampling)
- Ongkos kirim
- Kontainer (Continer)
Siklus serta Alur Jurnal Harga Pokok Penjualan
# Inventory
Inventori yang ada pada neraca periode sebelumnya menjadi persediaan pertama di periode ketika ini.Apabila persediaan berhasil terjual diperiode berjalan, maka persedian tersebut di-biaya-kan serta diakui sebagai HPP (harga pokok penjualan).
Proses pembebanan persediaan dilakukan ketika barang diserahkan (terjual) dengan penjurnalan ibarat ini:
Debet | | | HPP |
Kredit | | | Inventory |
Notes:
Untuk membebankan persediaan terjual kedalam HPP, jurnal tersebut:
- Sisi Debet akan menambah HPP pada laporan keuntungan rugi
- Sisi Kredit akan menguraangi persediaan dalam neraca pada simpulan periode.
Jurnal diatas berpasangan dengan jurnal:
Debit | | | Kas atau Piutang |
Kredit | | | Penjualan |
Notes: Untuk mengakui adanya penjualan serta piutang atau penerimaan kas pada periode tersebut.
Apabila dalam periode yang sama ada penambahan persediaan alasannya yakni pembelian barang dagang, maka pembelian itu menambah jumlah nilai inventory (persediaan barang dagang).
Jurnal atas pembelian tersebut dicatat:
Debit | | | Inventory | |
Kredit | | | Kas / Utang Dagang |
Notes:
Sisi debit menambah nilai persediaan dalam neraca
Sisi kredit mengurangi kas atau menambah akun utang dagang di neraca
Dan apabila sebagian dari barang tersebut terjual, maka bab persediaan yang terjual akan dibebankan kepada HPP ibarat alur pertama tadi dan jurnalnya sama saja.
Persediaan barang dalam proses dan raw material yang ada dalam neraca periode kemudian akan jadi persediaan pertama di periode berjalan.
Apabila persediaan terpakai ketika kegiatan pada periode berjalan, maka persediaan yang sudah terpakai tersebut dibebankan pada harga pokok penjualan, dengan penjurnalan:
Jurnal untuk materi baku:
Jurnal untuk barang dalam proses:
Apabila terjadi suatu pembelian materi baku, maka pembelian itu akan menambah persediaan materi baku didalam neraca.
Pembelian tersebut dijurnal dengan:
Selanjutnya, apabila sebagian dari materi baku yang dibeli tadi digunakan, maka dicatat dengan jurnal sama ibarat pembebanan persedian materi baku kedalam persediaan barang dalam proses diatas.
Inventory usage sanggup diturunkan menjadi:
Pembelian sanggup diturunkan menjadi:
Namun referensi bentuk laporannya nanti saja pada postingan diberikutnya..
Kali ini sudah terlalu panjang pengantar tentang HPP. supaya yummy dibaca saya posting pada postingan diberikutnya yang sanggup anda baca di
Dan apabila sebagian dari barang tersebut terjual, maka bab persediaan yang terjual akan dibebankan kepada HPP ibarat alur pertama tadi dan jurnalnya sama saja.
# Barang Dalam Proses dan Bahan Baku (Work In Process dan Raw Material)
Dalam perusahaan manufakture, selain persediaan barang jadi, terdapat juga work in process atau persediaan barang dalam proses serta persediaan raw material (bahan baku)Persediaan barang dalam proses dan raw material yang ada dalam neraca periode kemudian akan jadi persediaan pertama di periode berjalan.
Apabila persediaan terpakai ketika kegiatan pada periode berjalan, maka persediaan yang sudah terpakai tersebut dibebankan pada harga pokok penjualan, dengan penjurnalan:
Jurnal untuk materi baku:
Debit | | | Persediaan barang dalam proses |
Kredit | | | Persediaan materi baku |
Jurnal untuk barang dalam proses:
Debit | | | Inventory | |
Kredit | | | Persediaan barang dalam proses |
Apabila terjadi suatu pembelian materi baku, maka pembelian itu akan menambah persediaan materi baku didalam neraca.
Pembelian tersebut dijurnal dengan:
Debit | | | Bahan baku | |
Kredit | | | Kas / utang dagang |
Selanjutnya, apabila sebagian dari materi baku yang dibeli tadi digunakan, maka dicatat dengan jurnal sama ibarat pembebanan persedian materi baku kedalam persediaan barang dalam proses diatas.
# Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead (direct labor cost and over head cost)
Biaya tenaga kerja eksklusif diakumulasikan raw material usage serta work in proces usage akan menghasilkan harga pokok produksi, dan selanjutnya harga pokok produksi dan inventori akan menghasilkan harga pokok penjualanPerhitungan Dasar HPP | Harga Pokok Penjualan
Perhitungan HPP sanggup dirumuskan dengan diberikut ini: HPP = Inventory Usage + Direct Labor Cost + Overhead Cost
Inventory usage sanggup diturunkan menjadi:
Saldo Awal + Pembelian - Saldo Akhir
Pembelian - Potongan Pembelian - Return Pembelian
Format Pelaporan Harga Pokok Penjualan
Melihat Struktur, alur serta perhitungan HPP ibarat tadi, maka format laporan HPP sanggup kita susun.Namun referensi bentuk laporannya nanti saja pada postingan diberikutnya..
Kali ini sudah terlalu panjang pengantar tentang HPP. supaya yummy dibaca saya posting pada postingan diberikutnya yang sanggup anda baca di
Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
Tag :
Harga Pokok Penjualan
0 Komentar untuk "Harga Pokok Penjualan | Cost Of Goods Sold - Basic"