loading...
Komitmen Organisasi - Berikut beberapa pengertian atau definisi akad organisasi. Dalam dunia kerja, akad seorang pegawai terhadap organisasi dimana ia bekerja menjadi salah satu unsur sikap kerja yang sangat penting. Komitmen organisasi ialah suatu dimensi sikap yang penting yang sanggup dipakai untuk mengevaluasi kekuatan para pekerja dalam mendedikasikan dirinya pada organisasi.Steers dan Porter (1983, 442) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu sikap dimana individu mengidentifikasikan dirinya terhadap tujuan-tujuan dan harapan-harapan organisasi kawasan ia bekerja serta berusaha menjaga keanggotaan dalam organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi tersebut. melaluiataubersamaini demikian, adanya akad organisasi pada karyawan sanggup ditandai dengan tiga hal, yaitu : kepercayaan dan penerimaan yang berpengaruh terhadap nilai dan tujuan organisasi, kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi serta keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi.
Robbins (1996, 181) yang mengemukakan bahwa komitmen organisasi ialah suatu keadaan dimana karyawan mengindentifikasikan dirinya dengan elemen-elemen organisasi beserta tujuan-tujuannya, serta berkeinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi. Karyawan yang mempunyai tingkat akad organisasi yang tinggi akan mengidentifikasikan dirinya terhadap organisasi secara keseluruhan dan bersikap setia pada organisasi.
Luthans (2002, 235) menyampaikan bahwa komitmen organisasi ialah suatu sikap terkena kesetiaan karyawan terhadap organisasi kawasan mereka bekerja. Sikap ini ialah suatu proses yang berlangsung terus menerus (kontinyu) dimana karyawan juga menunjukkan kepedulian tinggi pada organisasi, sehingga akad organisasi ialah sikap kerja yang bersifat tahan usang (durable) dan stabil. Sebagai suatu sikap, akad organisasi merefleksikan suatu respon afektif terhadap organisasi secara keseluruhan, dan bukan spesialuntuk pada salah satu aspek pekerjaan tertentu.
Steers dan Porter (1983, 443) memandang bahwa alasannya mengandung respon afektif yang berpengaruh tersebut, maka tumbuhnya sikap akad seorang pekerja terhadap organisasi tidak sanggup muncul secara instan melainkan secara perlahan, namun keberadaannya cenderung bersifat stabil dan konsisten (bertahan lama). Porter et al juga menambahkan bahwa akad seseorang terhadap organisasi sanggup dipandang sebagai suatu loyalitas terhadap organisasi (Riggio, 1990,192). Loyalitas yang ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai akad organisasi ialah loyalitas yang bersifat aktif, dimana karyawan tidak spesialuntuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi, namun juga aktif mempersembahkan bantuan yang penting bagi organisasi. Penekanan pada loyalitas aktif juga ditunjukkan oleh Greenberg dan Baron (2003, h.160) dalam pendapatnya yang menyatakan bahwa akad organisasi ialah derajat dimana karyawan terlibat dalam organisasinya dan berkeinginan untuk tetap menjadi anggotanya, dimana didalamnya mengandung sikap kesetiaan dan kesediaan karyawan untuk bekerja secara terbaik bagi organisasi kawasan karyawan tersebut bekerja.
Steers menyampaikan bahwa akad organisasi ialah kondisi dimana pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, nilai dan samasukan organisasinya. Hal ini senada dengan pendapat Robbins (1996,182) yang memandang bahwa akad organisasi ialah suatu refleksi perasaan karyawan, apakah ia menyukai atau tidak terhadap organisasi kawasan ia bekerja. Bila karyawan menyukai organisasi tersebut, maka ia akan berupaya untuk tetap bekerja disana (tetap menjadi anggota). Sehingga akad organisasi bukan spesialuntuk suatu keanggotaan formal dan pasif saja, namun didalamnya juga mencakup relasi yang aktif antara karyawan dengan organisasi, dimana karyawan tersebut bersedia mempersembahkan kerja kerasnya atas kemauan sendiri demi mendukung tercapainya tujuan organisasi. Selain itu akad organisasi juga mencakup sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi.
Sebagai salah satu sikap kerja, akad organisasi mempunyai fungsi positif bagi organisasi. Daft (2003, 11) menyampaikan bahwa akad organisasi ialah sikap penting yang menghipnotis kinerja. Daft mendefinisikan akad organisasi sebagai loyalitas dan keterlibatan yang tinggi pada organisasi. Karyawan dengan derajat akad organisasi yang tinggi akan melibatkan dirinya pada organisasi dan bekerja atas nama organisasi. Smither (1997, 239) juga sebut bahwa untuk sanggup berkomitmen pada organisasi, karyawan harus terikat atau terlibat secara psikologis dengan kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi. Kahn (dalam Smither 1997,239) menyampaikan bahwa seseorang cenderung menjadi terikat dengan acara organisasi jikalau ia mendapatkan kiprah sebagai sesuatu yang menciptakannya menjadi berharga, tidak merasa takut akan adanya konsekuensi negatif terhadap karir, jabatan atau gambaran dirinya, dan adanya objek yang menjadi sumber keterikatan dalam suatu acara organisasi baik secara fisik maupun emosional.
Tett dan Meyer (dalam Smither 1997,.238) menambahkan jikalau akad organisasi pada karyawan tinggi, ia akan cenderung untuk bertahan lebih usang dalam pekerjaan mereka dan cenderung bersedia meluangkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk pekerjaannya jikalau dibandingkan dengan pegawai dengan tingkat akad organisasi yang lebih rendah.
Berdasarkan uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa akad organisasi yaitu suatu sikap yang menawarkan derajat atau kekuatan identifikasi, keterlibatan, dan loyalitas seorang karyawan terhadap organisasi, dimana atas kehendak sendiri, karyawan tersebut bersedia untuk mempersembahkan bantuan demi tercapainya tujuan organisasi dengan tetap berpartisipasi aktif di dalam organisasi.
Daftar Pustaka
- Steers, R. M., & Porter, L. W. 1983. Motivation and Work Behavior. Edisi Ke-3. New York : McGraw Hill Book Company.
- Robbins, S. P. 1996. Organization Behavior. Concepts, Controversies, Applications. Edisi Ke-7. New Jersey : Prentice Hall
- Luthans. 2002. Organizational Behavior. Edisi Ke-9. New York : McGraw-Hill.
- Riggio, R. E. 1990. Introduction to Industrial/Organizational Psychology. USA : Scott, Foresman & Company.
- Greenberg, J., & Baron, R. A. 2003. Behaviour in Organizations. Edisi Ke-8. New Jersey : Prentice Hall.
- Daft, R. L. 2003. Manajemen. Jilid 2. Alih Bahasa : Emil Salim & Iman Karmawan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
- Smither, R. D. 1997. The Psychology of Work and Human Performance. Edisi Ke-3. New York : Longman.
Skripsi manajemen
0 Komentar untuk "Komitmen Organisasi"