8 Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

loading...

Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ?

Kebijakan dividen bekerjasama dengan pertanyaan apakah dividen dibagikan atau tidak ?

Jika dibagikan, berapa nominal dividen yang akan dibagikan?

Kebijakan dividen perusahaan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Setidaknya ada 8 hal yang harus diperhatikan perusahaan sebelum memutuskan kebijakan dividennya. Ke-8 faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain:
  1. Posisi Likuiditas Perusahaan
  2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang
  3. Tingkat Ekspansi Aktiva
  4. Stabilitas Laba
  5. Peraturan Hukum Perundang-undangan
  6. Pengendalian Perusahaan
  7. Pembatasan dalam Perjanjian Utang
  8. Kemampuan untuk Meminjam
 Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen  8 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Sumber gambar : iconfinder.com

1. Posisi Likuiditas Perusahaan

Likuiditas ialah kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar.

Posisi likuiditas perusahaan sangat kuat dalam pengambilan kebijakan dividen. Semakin lancar likuiditas perusahaan, semakin besar juga kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen.

Ketika sebuah perusahaan tidak cukup likuid.

Kas yang masuk sedikit. Dan utang jangka pendeknya harus segera dibayarkan.

Dalam kondisi ibarat itu....

Apakah perusahaan harus membagikan dividen atau tidak ?    

Apabila perusahaan membagikan dividen disaat keuangan tidak likuid, resiko gagal bayar pinjaman akan sangat tinggi.

Perusahaan akan kesusahan membayar utang dan bahkan kesusahan dalam melaksanakan kegiatan operasinal ibarat biasa.

Hal Ini alasannya ialah kondisi keuangan yang sudah tidak bagus, ditambah lagi harus membagikan keuntungan kepada para pemegang saham.

Umumnya, apabila perusahaan dalam kondisi ibarat ini, perusahaan seharusnya memutuskan untuk tidak membagikan dividen dalam bentuk uang tunai. Terlebih apabila perusahaan tersebut sedang tumbuh berkembang dan membutuhkan suntikan dana untuk diberinvestasi.

Jadi, tingkat likuiditas perusahaan sangat kuat terhadap kebijakan dividen perusahaan.

2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang

Ketika perusahaan menghasilkan keuntungan dan mempunyai pinjaman jangka panjang yang akan jatuh dalam waktu dekat. Apa yang harus dilakukan dengan keuntungan yang dihasilkan tersebut?

Tentu ada banyak kemungkinan yang bisa dilakukan.

Pertama...

Perusahaan bisa melunasi utang tersebut menggunakan keuntungan yang dihasilkan. Dan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham.

Dan jikalau ada sisa keuntungan dari pelunasan pinjaman, maka sisa tersebut bisa dibagikan kepada pemilik saham.

Kedua...

Perusahaan bisa tetap membagikan dividen tanpa harus memikirkan pinjaman yang akan segera jatuh tempo.

Pelunasan pinjaman bisa menggunakan alternatif pendanaan lain dari luar perusahaan.

Bisa penerbitan saham baru, melunasi utang dengan pinjaman gres (menerbitkan obligasi atau hipotik).

Bahkan bila memungkinkan bisa mengkonversi utang tersebut menjadi saham. Tentunya dengan melalui proses yang panjang.

Apapun yang ditempuh, keuntungan ditahan mau digunakan untuk membayar utang atau dibagikan dengan dividen, akan mempunyai konsekuensi masing masing.

Yang jelas, apabila perusahaan menentukan untuk menggunakan keuntungan untuk pembayaran utang, maka akan kuat terhadap kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen kepada pemegang saham akan semakin kecil.

3. Tingkat Ekspansi Aktiva | Kebutuhan Dana Perusahaan

Perusahaan yang sedang berkembang tentu membutuhkan komplemen sumber daya perusahaan. Salah satunya ialah aktiva perusahaan.

Ketika ajakan semakin tinggi, namun tidak diimbangi dengan aktiva perusahaan yang terbatas, maka perusahaan tidak akan bisa meterbaikkan pendapatannya.

Salah satu caranya ialah dengan melaksanakan ekspansi usaha.

Bangun pabrik baru, beli mesin baru, beli tanah gres dan lainnya. Artinya dengan menambah aktiva.

Darimana pendanaan untuk menambah aktiva perusahaan ?

Salah satunya ialah kebijakan dividen. Menggunakan keuntungan ditahan.

Semakin banyak dana yang diharapkan untuk pengembangan usaha, untuk meningkatkan aktiva, maka semakin kecil peluang perusahaan untuk membagikan dividen.

Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit kebutuhan pengembangan aktiva, maka semakin besar keuntungan ditahan yang bisa dibayarkan dalam bentuk dividen.

Namun apabila perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen lebih besar kepada pemegang saham, maka sisa keuntungan ditahan yang bisa digunakan untuk pembiayaan pengembangan perjuangan akan semakin kecil.

Ketika perusahaan sudah mencapai titik jenuh, dimana pertumbuhannya sudah bisa dikatakan berada pada titik puncak. kondisinya sudah well established, dan bahkan kebutuhannya bisa dipenuhi oleh sumber eksternal, pada umumnya perusahaan akan membayarkan dividen dengan rasio yang cenderung tinggi.

4. Stabilitas Laba

 Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen  8 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
stabilitas harga: faktor kebijakan divien | source

Perusahaan yang menghasilkan keuntungan yang stabil disetiap periode bisa dengan simpel memprediksi besar kecilnya keuntungan yang akan dihasilkan diperiode yang akan hadir.

Perencanaan terkena sumber dana dan penerapannya jauh lebih terarah.

Bisa terbaca dengan baik.

Rencana pengembangan usaha, jadwal pembayaran utang, atau anggaran pengeluaran yang lainnya bisa disusun dengan gampang.

Termasuk juga terkena kebijakan dividen.

Besar kecilnya dividen yang dibagikan cenderung stabil dan lebih tinggi.

Apabila dibandingkan dengan perusahaan yang menghasilkan keuntungan yang tidak stabil disetiap periodenya.

Misalkan tahun kemudian menghasilkan keuntungan 150 persen dan tahun ini rugi 40 persen. Maka proses pengambilan keputusan terhadap hal apapun menyangkut masa depan perusahaan akan menjadi lebih susah.

Sulit diprediksi.

Dan kebijakan dividen pun juga terkena imbasnya.

Apakah dijadikan keuntungan ditahan atau dibagikan kepemegang saham?

Manajemen akan mengalami kesusahan dan cenderung untuk bermain aman.

Pembagian dividen cenderung untuk dihindari. Jikapun dibagikan, biasanya dalam jumlah yang kecil.

Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga atas kondisi perusahaan yang masih fluktuatif.

Jadi, tingkat kestabilan keuntungan yang dihasilkan akan sangat kuat terhadap kebijakan dividen perusahaan.

5. Peraturan Hukum Perundang Undangan

Peraturan aturan kebijakan dividen : source

Peraturan perundang-undangan menyampaikan dividen dibayarkan dari laba. Baik keuntungan tahun periode berjalan ataupun keuntungan membersihkan tahun kemudian yang berada di pos keuntungan ditahan.

Perusahaan tidak serta merta eksklusif membagikan dividen sesuai keinginan.

Ada prosedur peraturan aturan yang membatasi kebijakan dividen perusahaan.

Ada beberapa batasan aturan tentang dividen. Seperti :
  1. Peraturan tentang keuntungan membersihkan. Dividen yang bisa dibayarkan berasal dari keuntungan membersihkan periode berjalan atau periode tahun sebelumnya.
  2. Peraturan larangan pengurangan modal. Aturan ini bertujuan untuk melindungi kreditur (pemdiberi kredit pinjaman perusahaan) yang melarang adanya pembayaran dividen dengan mengurangi modal. Maksudnya membayarkan dividen dengan modal ialah membagi modal perusahaan. Bukan membagikan keuntungan membersihkan perusahaan.
  3. Peraturan kepailitan. Aturan ini melarang perusahaan untuk membayarkan dividen ketika perusahaan ditetapkan pailit oleh pengadilan. Membagikan dividen ketika perusahaan ditetapkan pailit berarti membagikan aset perusahaan kepada pemegang saham. Yang pada kenyataanya ialah milik atau hak dari kreditur pemdiberi pinjaman perusahaan.

6. Pengendalian Perusahaan

Terdapat beberapa perusahaan yang mempunyai kebijakan yang spesialuntuk mengguanakan dana yang berasal dari pendanaan internal saja untuk membiayai aktivitas, investasi atau pengembangan perjuangan perusahaan.

Sumber dana spesialuntuk berasal dari LABA DITAHAN.

Pemegang saham tidak mendapat pembayaran dividen. Dan sebagian dari mereka senang.

Lho kok bisa ? Karena struktur modal perusahaan tidak berubah !

Pemegang saham yang bahagia ialah pemegang saham mayoritas yang mempunyai kendali penuh atas perusahaan. Memiliki bunyi terbanyak yang tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaannya.

Ketika sebuah perusahaan berencana untuk melaksanakan pengembangan usaha. Membutuhkan dana yang melimpah. Tapi tidak menggunakan keuntungan ditahan, lebih menentukan untuk membagikan dividen.

Maka akan opsi perusahaan mendapat dana berasal dari eksternal perushaan. 

Berpinjaman (menerbitkan obligasi atau hipotik) atau menerbitkan saham baru.

Apabila perusahaan mengambil opsi menerbitkan saham baru. Maka jumlah saham yang beredar akan semakin bertambah.

Struktur modal perusahaan akan berubah. 

Dan yang ditakuti oleh pemegang saham mayoritas ialah adanya kemungkinan pemegang saham mayoritas tidak lagi menjadi mayoritas.

Tidak lagi mempunyai bunyi yang secara umum dikuasai dalam perusahaan alasannya ialah adanya kepemilikan saham gres oleh orang lain.

Persentase jumlah saham mereka akan berkurang dan ada peluang pemegang saham lain yang membeli saham gres tersebut menjadi pemegang saham mayoritas. Memiliki bunyi mayoritas. Dan memegang kendali atas perusahaan.

Apabila administrasi perusahaan memperhatikan pengendalian. Manajemen mungkin akan enggan untuk menerbitkan saham gres dan akan menahan keuntungan ditahan lebih banyak.

Namun apabila pemegang saham menginginkan adanya pemberian dividen, dan terlebih adanya tekanan dari beberapa pemegang saham yang menginginkan ialah peralihan kekuasaan perusahaan, maka dividen yang dibagikan akan bertambah naik.

Jadi, pengendalian perusahaan harus dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan dividen

7. Pembatasan dalam Perjanjian Utang

Pembatasan-pembatasan perjanjian utang ini biasanya disusun oleh kreditur perusahaan yang sudah disetujui oleh perusahaan.

Pembatasan ini disusun oleh kreditur biar perusahaan tetap bisa melunasi utang dan bunganya.

Perjanjian utang, khususnya utang jangka panjang sering membatasi atau bahkan melarang perusahaan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham.

Perjanjian utang tersebut umumnya menyatakan :
  • Dividen tidak bisa dibayarkan jikalau modal membersihkan perusahaan berada dibawah jumlah atau titik yang sudah ditentukan.
  • Perusahaan spesialuntuk bisa membayar dividen dimasa menhadir dari keuntungan yang diperoleh setelah perjanjian utang sudah ditanhadirani. Makara dividen dilarang dibayar dari keuntungan ditahan perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya
Sebagai tambahan, umumnya kontrak utang juga sering meliputi larangan pemberian dividen jikalau rasio kemampuan pembayaran bunga, rasio lancar dan rasio-rasio yang lain melewati batas-batas minimal yang sudah diputuskan.

8. Kemampuan untuk Meminjam (Berpinjaman)

Perusahaan yang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memperoleh dana pinjaman, umumnya mempunyai kemampuan membayar dividen yang tinggi.

Apabila perusahaan memutuskan untuk memenuhi segala pendanaan melalui utang, maka besar kecilnya dividen kas yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak akan mempengaruhi tingkat llikuiditas perusahaan.

Itulah 8 faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Semoga bermanfaa.

Referensi: http://odytanpar.blogspot.co.id - http://mimieconomy.blogspot.co.id/
Manurung Adler Haymans, [2012]. Teori Keuangan Perusahaan. Djakarta :PT Adler Manurung Press

0 Komentar untuk "8 Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen"

Back To Top