loading...

PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Masalah konsumsi dan pemenuhannya akan tetap ialah jadwal penting sekarang dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Status konsumsi pangan penduduk sering digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Karena itu, krisis penyediaan pangan akan menjadi duduk kasus yang sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial politik. Oleh alasannya ialah pemerintah terus berupaya untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk (Wibowo, 2000).
Memasuki milenium ketiga, maka sosok sektor pertanian yang harus dibangun ialah berwujud pertanian modern yang tangguh, efesien yang dikelola secara profesional dan mempunyai keunggulan memenangkan persaingan di pasar global baik untuk tujuan pemenuhan dalam negeri maupun ekspor (Krisnamurti, 2001). melaluiataubersamaini semakin terintegrasinya kedalam perekonomian dunia di abad globalisasi cukup umur ini, menuntut pengembangan perjuangan tani dan produk pertanian harus siap menghadapi persaingan terbuka yang semakin ketat biar tidak tergilas dengan para persaingnya dari luar negeri. Untuk itu paradigma pembangunan pertanian yang menekankan pada peningkatan produksi semata harus bergeser kearah peningkatan kesejahteraan keluarga petani dan pemain drama pertanian lainnya dengan sektor agroindustri sebagai sektor pemacunya (Napitupulu, 2000).
Krisis ekonomi yang berkepantidakboleh menjadikan terganggunya stok persediaan barang kebutuhan sehari-hari dan situasi yang tidak aman bagi perdagangan mengakibatkan melonjaknya harga barang pokok kebutuhan masyarakat. Naiknya harga barang-barang tidak spesialuntuk menimpa pada masyarakat perkotaan tetapi juga pada masyarakat pedesaan yang bergerak pada bidang pertanian (Mulyono, 2001). Laju kenaikan harga barang-barang lebih cepat dari pada kenaikan hasil-hasil pertanian, sehingga petani membayar lebih besar dari pada apa yang diperoleh. Data ini ditunjukkan oleh pergerakan indeks harga hasil pertanian yang diterima petani (Fuat, 2001).
Kenaikan harga pupuk, benih, obat-obatan, dan saprodi pertanian ternyata tidak melumpuhkan niat petani untuk menjalankan perjuangan taninya. Untuk itu perlu pengkajian apakah yang sebetulnya menjadi motif dari petani dalam menjalankan perjuangan taninya.
Tag :
Pertanian
0 Komentar untuk "Pengaruh Motivasi Terhadap Sikap Kerja Petani Tebu (Studi Di Kecamatan Gurah Kabupaten ... (Prt-92)"