Dampak Kampanye Terhadap Perolehan Bunyi Pada Pemilihan Umum Kepala Kawasan Kota ……… Kurun 2009 -2014 (Ipm-20)

loading...


Perubahan sistem politik dari orde gres ke orde reformasi ketika ini secara eksklusif membawa perubahan besar dalam kehidupan perpolitikan di Indonesia yang semakin kian terbuka dan transparan.Sesudah orde gres tumbang, sekarang Indonesia secara dramatis sudah melangkah ke tahapan institusionalisasi demokrasi, perubahan-perubahan penting sudah banyak terjadi ibarat dari segi pranata, legal dan institusional.Kita sudah melaksanakan pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara langsung, suatu ritual demokrasi dimana partisipasi rakyat dibutuhkan sanggup diinstitusinalisasi secara terencana dan regular.
Kini partai dibebaskan untuk berdiri, dimana liberalisasi politik berpuncak pada multi partai yang luar biasa besar dan banyaknya.Kondisi ini sanggup pula dikatakan sebagai point of return. Sejauh kita bertekad untuk meneruskan prosedur politik secara legal dan konstitusional, maka undang-undang dasar 1945 menjamin proses itu berlangsung terus menerus.
Pemilihan umum yakni sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupankenegaraan.Pemilihan umum yakni jelmaan sistem demokrasi.Melalui pemilihan umum pula rakyat menentukan wakilnya untuk duduk dalam tubuh legislatif dan struktur pemerintahan.Sistem pemilihan di Indonesia sendiri juga berlaku dengan memakai hak rakyat untuk menentukan presiden hingga kepala kawasan yang dimana tiruana itu sudah kita laksanakan delapan tahun lalu.

Pemilihan umum sejatinya harus menjadi penyalur aspirasi masyarakat wajib pilih untuk menentukan siapa pemimpin yang dipercayainya bisa membawa aspirasi dan impian mereka yang lebih baik di masa akan hadir. Adapun pemilu yang berkarakter baik sanggup diukur dari tingkat partisipasi pemilih dan rendahnya golput.

Fenomena kampanye yang disajikan oleh para kandidat Walikota dan Wakil Walikota Makassar pada pemilukada beberapa waktu kemudian dan bagaimana dengan keadaan dan suhu politik jelang diadakannya perhelatan pemilukada ini. Sebelum menjawaban tiruana itu, kiranya tidak ada salahnya jikalau penulis mencantumkan nama, nomor urut dan dan gagasan utama yang menjadi visi dan misi dari para kandidat. sepertiyang yang kita ketahui bersama bahwa pemilukada ini diikuti oleh tujuh pasang kandidat yang dimana ketiruananya hadir dari berlatar belakang profesi dan tingkat pendidikan yang tidak sama-beda. Pada urutan pertama, ditempati oleh pasangan incumbent yakni Ilham Arief Sirajuddin dan Supomo Guntur.Kandidat yang mempunyai kependekan IASmo ini mempunyai gagasan aliran IASmo "BEBAS" yang diteruskan dengan penambahan kata dari "LAHIR hingga MATI". Kandidat ini juga diramalkan akan kembali memimpin kota Makassar untuk periode kedua kalinya. Di urutan kedua, ditempati oleh pasangan Idris Manggabarani dan Adil Patu. Kandidat ini mempunyai kependekan nama IDIAL, pasangan yang berlatar belakang pengusaha dan akademisi ini mempunyai gagasan aliran yang "MURAH dan GRATIS", dimana gagasan ini lebih mengedepankan hak dan jaminan kehidupan yang layak bagi rakyat kecil.

Selanjutnya, diurutan ketiga ditempati oleh pasangan Halim Abdul Razak dan Jafar Sodding.Kandidat ini juga mempunyai panggilan khusus yakni Mantap Mentong, gagasan aliran kandidat ini terletak pada hukum Religi (keagamaan).Adapun pasangan nomor urut empat ditempati oleh Ridwan Musagani dan Irwan Paturussi.Sama halnya dengan pasangan nomor urut tiga, pasangan ini juga lebih mengedepankan keagamaan dalam pemerintahannya.Diurutan kelima ditempati oleh Firmansyah Mappasawang dan Kasma F. Arifin.Pasangan yang maju lewat jalur perseorangan ini juga mempunyai gagasan aliran yang tidak jauh tidak sama dengan kedua pasangan lainnya, Halim - Jafar dan Ridwan - Irwan, yang sama-sama mengedepankan keagamaan.Diurutan keenam, ditempati oleh pasangan Iriantosyah Kasim dan Razak Djalle.Gagasan aliran pasangan ini yakni keadilan untuk rakyat.Diurutan terakhir (nomor tujuh), ditempati oleh pasangan Ilham Alim Bachrie dan Herman Handoko. Seperti keenam pasangan lainnya, pasangan ini juga mempunyai panggilan khusus yakni IDOLA, dimana gagasan aliran dari pasangan ini ialah kemaritiman, lantaran berdasarkan pasangan ini Makassar ialah kota maritime sehingga aspek kemaritimannya harus diutamakan dalam membangun kota Makassar.
Fenomena dan keadaan suhu politik jelang diadakannya pemilukada ini, yang paling nampak di permukaan yakni "adu strategi" yang dilakukan oleh masing-masing kandidat.Dimana masing-masing kandidat mempunyai taktik tersendiri guna meraih simpati para pemilih.Adu taktik yang dimaksudkandisini sanggup diartikan sebagai suatu persaingan melalui banyak sekali media komunikasi yang ada, baik cetak maupun elektronik.
Penggunaan media massa bagi kampanye oleh para kandidat tentu mempunyai segmentasi tersendiri. Mengenal khalayak atau masyarakat yakni salah satu kunci sukses untuk memenangkan persaingan.melaluiataubersamaini menyajikan produk politik yang menarikdanunik mulai dari kemasan, isi dan tampilan yang baik, serta mempunyai intesitas menonton lebih banyak sehingga masyarakat bisa terpengaruh dan melaksanakan tindak menentukan kandidat.
Samasukan utama dari kampanye yakni masyarakat yang mempunyai hak pilih. Keikutsertaan pemilih dalam mengikuti kampanye di media massa diperlukan sanggup menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan dan perilaku faktual terhadap pelaksanaan pemilukada yang dilaksanakan.
Berdasarkan uraian di atas sanggup dipahami bahwa kampanye yang menjadi jadwal media massa sanggup mempersembahkan pinjaman terhadap partisipasi politik, apalagi pesan yang disampaikan memperhatikan kriteria efektifitas. Semakin efektif cara penyajian pesan, akan semakin praktis pula pesan itu diterima dan dipahami oleh khalayak.
Uraian di atas menggambarkan pula bahwa perhatian terhadap kampanye melalui media massa mempunyai peranan yang penting dalam mencapai efektifitas pesan komunikasi yang disampaikan, alasannya yakni sebaik apapun suatu pesan atau isu yang dikemas dan disajikan dengan memakai banyak sekali media, namun belum sanggup menarikdanunik atau menghipnotis perhatiankhalayak, maka aktivitas komunikasi tersebut tidaklah mempunyai efektifitas terhadap khalayak.

Adapun sebagai dasar pertimbangan dari pemilihan judul ini dan berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan bunyi yang dilakukan oleh KPU kota Makassar terkait pemilukada lalu, maka penulis ingin melihat apakah berdasarkan perolehan bunyi tersebut, sebuah proses komunikasi yang memakai media mediator sangat efisien dalam meraih simpati khalayak dan kuat besar terhadap perolehan bunyi pada pemilukada.
Hasil Perhitungan Suara KPU Kota Makassar Tahun 2008

NO
TAG
SUARA
PERSENTASE
1.
IASmo
370.912
67,06%
2.
IDIAL
102.241
18,48%
3.
HALIM – JAFAR
37.507
6,78%
4.
RI
11.885
2,15%
5.
PASMI
13.509
2,44%
6.
IKRAR
12.950
2,34%
7.
IDOLA
4.107
0,74%
TOTAL
553.111
100%
                                         Sumber : KPU Kota Makassar, 2008
Berdasarkan pemaparan diatas dan bakteri perhitungan bunyi pada pemilukada lalu, maka penulis tertarik melaksanakan penelitian dengan memanfaatkan momen pemilihan Walikota Makassar periode 2009-2014 dengan mengangkat sebuah judul "DAMPAK KAMPANYE TERHADAP PEROLEHAN SUARA PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KOTA MAKASSAR PERIODE 2009 - 2014".

0 Komentar untuk "Dampak Kampanye Terhadap Perolehan Bunyi Pada Pemilihan Umum Kepala Kawasan Kota ……… Kurun 2009 -2014 (Ipm-20)"

Back To Top