loading...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penghujung periode keduapuluh ini seluruh dunia mengalami perubahan dalam aneka macam segi kehidupan, baik pada tingkat nasional, regional maupun global. Di bidang politik, contohnya terjadi perubahan yang drastis dan fundamental, menyerupai berakhirnya perang hirau taacuh antara negara-negara adi kuasa dan runtuhnya rezim sewenang-wenang yang menganut ideologi komunisme di eropa timur. Di bidang ekonomi semakin banyak orang yang berbicara terkena globalisasi perekonomian yang ditandai oleh interdependesi antara aneka macam negara, baik antara negara-negara industri yang sudah maju maupun antara negara-negara maju dan dunia ketiga. Di bidang kesehatan, contohnya semakin maraknya isu-isu kesehatan menyerupai flu burung, kasus penyakit folio yang merebak di Indonesia yang semakin hari semakin menjadi buah bibir, dan kasus belum sempurnanya gizi yang dari tahun ke tahun menjadi kasus yang sangat memprihatinkan.
Usaha pemerintah dalam pembangunan insan Indonesia seutuhnya, diantaranya ialah dengan menyediakan masukana-masukana untuk menunjang lancarnya kegiatan-kegiatan baik di bidang ekonomi, sosial budaya, kesehatan dan lain-lain. Dalam hal masukana kesehatan diusahakan sanggup merata keseluruh pelosok desa. contohnya puskesmas didirikan di setiap kecamatan, adanya balai-balai pengobatan dan kegiatan-kegiatan yang kuat dibidang kesehatan yang ada di tiap-tiap desa. Tetapi masukana-masukana tersebut belum cukup untuk melayani kebutuhan kesehatan bagi masyarakat.
Rumah sakit ialah potongan integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan (Adikoesoemo, 1995 : 11). Dalam rumah sakit terdiri dari beberapa unsur pendukung, antara lain dokter sebagai tenaga medis, paramedis, obat-obatan dan para karyawan sebagai pengelola rumah sakit. Rumah sakit ialah suatu perusahaan yang tidak bertujuan menghimpun keuntungan namun mempersembahkan pelayanan medis. Untuk itu rumah sakit memerlukan pengelolaan yang baik semoga dalam melaksanakan fungsinya sanggup efektif dan efisien.
RSO. Prof. DR. R. Soeharso yang letak dan posisinya berada di Surakarta yang ialah salah satu rumah sakit milik pemerintah di Karesidenan Surakarta. RSO Prof. DR. R. Soeharso ialah salah satu rumah sakit yang khusus menangani bedah tulang (patah tulang). RSO. Prof. DR. R. Soeharso mempunyai banyak jenis pelayanan dan instalasi, namun dari aneka macam jenis pelayanan dan instalasi tersebut jenis pelayanan utama yang terdapat di RSO Prof DR R Soeharso Surakarta ialah pelayanan rawat inap dan pelayanan instalasi bedah sentral yang mempunyai acara yang relatif kompleks dan rutin dibandingkan dengan pelayanan dan instalasi lainnya, sehingga pihak rumah sakit perlu membutuhkan karyawan yang memiki motivasi kerja yang tinggi.
Motivasi kerja erat kaitannya dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja ialah respons seseorang terhadap aneka macam macam situasi dalam lingkungan kerja, termasuk didalamnya respon terhadap komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi yang tidak terjalin secara baik antara pimpinan dengan karyawan sanggup menjadi hambatan dalam mewujudkan kepuasan kerja.
Kepuasan kerja menjadi kasus yang cukup menarikdanunik dan penting, lantaran besar keuntungannya bagi kepentingan individu, perusahaan dan masyarakat. Bagi individu, penelitian wacana sebab-sebab dan sumber-sumber kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha-usaha peningkatan kebahagiaan mereka. Bagi perusahaan, penelitian terkena kepuasan kerja dilakukan dalam rangka perjuangan peningkatan kualitas produksi melalui perbaikan perilaku dan tingkah laris karyawan, selanjutnya masyarakat tentu akan menikmati hasil dari produk atau jasa perusahaan yang terbaik.
Pada dasarnya kepuasan kerja ialah hal yang bersifat individual. Setiap individu akan mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan cita-cita individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya dan sebaliknya.
Salah satu kepuasan sejati yang sanggup diperoleh dalam lingkungan kerja ialah rasa bangga, puas dan keberhasilan dalam melaksanakan kiprah pekerjaannya secara tuntas, biasa disebut dengan insting keahlian. Prestasi mempersembahkan pada seseorang status sosial, respect dan ratifikasi dari lingkungan masyarakat atau perusahaan (Kartini, 1985: 177).
Howell dan Dipboye memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya pekerja atau karyawan terhadap aneka macam aspek dalam pekerjaannya. Kepuasan mencerminkan perilaku tenaga kerja terhadap pekerjaannya (Ashar, 2001: 350)
Ada beberapa duduk kasus yang diindikasikan terkait dengan kepuasan kerja karyawan atau perawat RSO. Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. Status karyawan kontrak yang tidak dikuatkan dengan SK mengakibatkan kekhawatiran sebagian karyawan akan jaminan dari pihak rumah sakit. Persoalan lain yang ditengarai juga berkaitan dengan kepuasan kerja ialah wacana tuntidakboleh, penghargaan dan relasi dengan pimpinan serta rekan kerja. Tuntutan kerja terhadap kinerja karyawan dirasa tidak cukup sebanding dengan kompensasi yang didiberikan rumah sakit.
Keluhan perawat atau karyawan akan kondisi pekerjaan dan belum adanya penghargaan atas hasil kerja kadang sebagai pemicu rendahnya motivasi kerja dari sekian banyak penyebab yang mengakibatkan rendahnya tingkat motivasi. Secara umum disebutkan apabila tenaga dan masukana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang sudah diputuskan (standard of personels and fasilities), serta kalau dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan maka susahlah dibutuhkan baiknya mutu pelayanan (Bruce: Framberg dan Gambanc cit Azwar, 1994)
Penurunan motivasi kerja sanggup terjadi lantaran kurang disiplin yang disebabkan oleh turunnya tingkat kepuasan karyawan tersebut. Untuk itu pimpinan rumah sakit harus mempersembahkan suatu motivasi kepada karyawan sehingga sanggup meningkatkan kepuasan kerja karyawan, motivasi sanggup berupa pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan rasa kondusif dan sebagainya. melaluiataubersamaini pemdiberian motivasi kerja akan tercermin rasa tanggung jawaban, semangat kerja maka akan membuat cita-cita untuk bekerja dan mempersembahkan yang terbaik untuk pekerjaannya.
Begitu pentingnya motivasi, maka pimpinan dituntut untuk peka terhadap kepentingan karyawannya. Disini pendekatan bukan spesialuntuk terhadap karyawan tetapi juga terhadap keluarga dan lingkungan. Sehingga pimpinan tahu apa yang mengakibatkan karyawan termotivasi dalam bekerja. Kaprikornus motivasi ialah salah satu faktor penentu dalam mencapai kepuasan kerja.
Motivasi ialah hal yang sangat dibutuhkan sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan. Untuk itulah dalam peluang ini peneliti merasa tertarik mengambil penelitian dengan mengangkat judul: “ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN : STUDI KASUS KARYAWAN RSO PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA
B. Identifikasi masalah
Identifikasi kasus dari penelitian ini adalah:
1. Keluhan perawat atau karyawan akan kondisi pekerjaan dan belum adanya penghargaan atas hasil kerja sebagai pemicu rendahnya motivasi kerja
2. Kompensasi penghasilan yang didiberikan oleh perusahaan yang dianggap oleh sebagian karyawan belum sesuai dengan tuntutan kerja yang dibebankan kepada karyawan
3. Terdapat hambatan psikologis yang menjadi hambatan terjalinnya komunikasi yang efektif antara karyawan dengan pimpinan.
4. Pimpinan kurang aktif dalam memantau kepuasan kerja karyawan.
5. Pimpinan kurang peka terhadap kepentingan karyawan atau perawat.
C. Batasan Masalah
Pembatasan kasus kaitannya dengan penelitian ini terbatas dan serius pada:
1. Fokus pembahasan ialah karyawan atau perawat IBS (Instalansi Bedah Sentral), Anesthesi dan Ruang Sadar.
2. Penelitian ini dilakukan di RSO Prof. Dr. R Soeharso Surakarta
3. Banyak variabel yang mensugesti kepuasan kerja, dalam penelitian ini dibatasi pada variabel penghasilan, tuntidakboleh dan lingkungan kerja.
D. Rumusan Masalah
Perumusan kasus ialah langkah yang sangat penting lantaran langkah ini memilih kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan kasus pada hakekatnya ialah perumusan pernyataan yang jawabanannya akan dicari melalui penelitian.
Maka penulis merumuskan permasalahan ini sebagai diberikut:
1. Apakah ada relasi yang signifikan antara faktor motivasi kerja terhadap Kepuasan Kerja perawat IBS (Instalasi Bedah Sentral), Anesthesi dan Ruang Sadar di RSO Prof. Dr. R Soeharso Surakarta?
2. Variabel yang mana lebih lebih banyak didominasi antara variabel Gaji, Tuntidakboleh, dan lingkungan kerja dengan variabel kepuasan kerja karyawan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengidentifikasi ada tidaknya relasi faktor-faktor motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk menganalisis tingkat relasi antara faktor motivasi kerja dengan kepuasan kerja karyawan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai materi pertimbangan bagi rumah sakit untuk mengambil akal dalam rangka meningkatkan motivasi yang kesannya akan menghasilkan kepuasan kerja karyawan
2. Bagi Pengembangan Ilmu
a) Sebagai embel-embel wacana ekonomi terkena faktor-faktor yang bekerjasama dengan kepuasan kerja.
b) Sebagai tumpuan ilmiah yang sanggup dipergunakan oleh pihak yang memerlukan untuk materi pertimbangan
0 Komentar untuk "Analisis Relasi Faktor-Faktor Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan : Studi Perkara Karyawan Rso Prof. Dr. R Soeharso Surakarta (Ms-09)"