Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Insan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di … (Ep-22)

loading...


Secara sederhana pembangunan sanggup dimaknai sebagai perjuangan atau proses untuk melaksanakan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya, pembangunan mempunyai aneka macam kompleksitas masalah. Proses pembangunan terjadi di tiruana aspek kehidupan masyarakat, baik aspek ekonomi, politik, sosial, maupun budaya.
Manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan harus bisa meningkatkan kualitas hidupnya, untuk itu kiprah pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan. Manusia ialah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan sumber daya insan secara fisik dan mental mengandung makna sebagai peningkatan kemampuan dasar penduduk. Kemampuan dasar penduduk tersebut diharapkan untuk memperbesar peluang berpartisipasi dalam proses pembangunan. Peningkatan kemampuan dasar sanggup pula dilakukan melalui peningkatan derajat kesehatan, pengetahuan dan keterampilan penduduk. Hal tersebut penting lantaran dapat  direfleksikan dalam aktivitas ekonomi produktif, sosial budaya, dan politik.
Tujuan pembangunan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga setiap tahap semakin mendekati tujuan. Hidup layak ialah hak asasi insan yang diakui secara universal. Konstitusi Indonesia UUD’45, secara eksplisit mengakui hal itu dengan mengamanatkan bahwa kiprah pokok pemerintah Republik Indonesia ialah “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal itu berarti, hidup bebas dari kemiskinan atau menikmati kehidupan yang layak ialah hak asasi setiap masyarakat negara ialah kiprah pemerintah untuk menjamin terwujudnya hal itu. Pembangunan nasional intinya ialah meningkatkan kesejahteraan umum yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Paradigma pembangunan insan yang dikembangkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) sebagai suatu proses memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. melaluiataubersamaini demikian penduduk ialah tujuan final dan pembangunan sebagai masukana untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan pembangunan insan tersebut terdapat empat hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu produktivitas,pemerataan,kesinambungan,dan pemberdayaan.
Namun paradigma pembangunan tersebut banyak menuai Koreksi lantaran hasil dari pembangunan sudah membuat pula ketimpangan dan kesentidakboleh, kerusakan ekologi, serta membelenggu kebebasan asasi manusia. Paradigma pembangunan yang bersifat materialistik ini mengukur pencapaian hasil pembangunan spesialuntuk dari aspek fisik yang dikuantifikasi dalam perhitungan matematik dan angka statistik, sehingga cenderung mengabaikan dimensi insan sebagai subyek utama pembangunan dan mengabaikan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut United Nations Development Programme (UNDP), dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terdapat tiga indikator komposit yang digunakan untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam pembangunan manusia, yaitu: usang hidup, yang diukur dengan angka keinginan hidup dikala lahir; pendidikan yang diukur menurut rata-rata usang bersekolah dan angka melek abjad penduduk usia 15 tahun ke atas; standar hidup yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang sudah diadaptasi menjadi paritas daya beli.
Dalam Indonesian Human Development Report, dijelaskan bahwa perkembangan pembangunan insan selama ini sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi dari pertama 1970-an hingga final 1990-an. Pertumbuhan tersebut memungkinkan insan untuk mengalokasikan pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan. Sementara pengeluaran pemerintah untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan relatif sedikit. Serta kebutuhan dalam meningkatkan alokasi pengeluaran pemerintah untuk bidang sosial menjadi semakin terasa dikala Indonesia mengalami krisis ekonomi. Krisis tersebut menyebabkan merosotnya pencapaian pembangunan manusia.
Adanya peringkat pertumbuhan ekonomi GNP/GDP yang muncul pada dekade 60-an, mewarnai pedoman kita dalam mengukur keberhasilan pembangunan. GDP/GNP, memang ialah ukuran makroekonomi yang masih digunakan oleh banyak negara, meskipun ukuran tersebut belum menggambarkan sebenarnya, terutama citra kualitas manusianya.
Adapun 10 besar indeks pembangunan insan di Negara maju ialah sebagai diberikut:
No.
Negara Maju
IPM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Norwegia
Australia
Islandia
Kanada
Irlandia
Belanda
Swedia
Prancis
Swiss
Jepang
0,971
0,970
0,969
0,966
0,965
0,964
0,963
0,961
0,960
0,960

Berdasarkan tabel di atas indeks pembangunan insan tertinggi khusus untuk Negara maju ialah Norwegia yaitu sebesar 0,971. Australia ialah peringkat kedua yang mempunyai indeks pembangunan insan tertinggi khusus untuk negara maju yaitu sebesar 0,970. Tingginya angka IPM di Australia lantaran ia mempunyai beberapa peringkat tertinggi di dunia dalam kategori kualitas hidup, kesehatan, pendidikan, di mana hampir 100% penduduknya melek abjad dan persentase sangat tinggi dari lulusan registrasi dan kuliah. Angka Harapan hidupnya mencapai 81,2 tahun sangat jauh dibanding angka keinginan hidup indonesia yang spesialuntuk sebesar 67,2 tahun. Selain itu Australia populer dengan kebebasan sipil dan derma hak asasi insan yang tinggi. Menyusul Islandia sebesar 0,969. Urutan ke empat di duduki oleh Negara Kanada. Di Benua Amerika, Canada tercatat sebagai indeks pembangunan insan sebesar yaitu 0,966 Menyusul United State yaitu sebesar 0,956. Jika dibandingkan dengan Indonesia yang spesialuntuk sebesar 0,734 kelihatan sangat rendah. Indeks pembangunan insan yang tinggi di Canada lantaran Canada mempunyai populasi cerdas dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan angka melek abjad yang tinggi. Selain itu Canada populer dengan sistem pelayanan kesehatan gratis diatas sebuah angka keinginan hidup sebesar 80,7 tahun. Kemudian menyusul Irlandia, Belanda, Swedia, Prancis, Swiss, dan Jepang. Jepang mempunyai indeks pembangunan insan sebesar 0,960. Jepang menduduki peringkat ke 10 untuk pencapaian IPM tertinggi di Negara maju di dunia. Tingginya angka IPM tersebut lantaran Jepang populasi di Jepang mempunyai kecerdasan kualitas pendidikan yang tinggi. Hal ini sanggup dibuktikan dari tingginya kemajuan teknologi di Jepang terutama dalam bidang telekomunikasi,permesinan dan robotika. Selain itu angka keinginan hidup di Jepang mencapai 87,3 tahun dan ialah angka tertinggi di dunia.
 Di beberapa Negara berkembang menyerupai Philipina mempunyai indeks pembangunan insan lebih tinggi dibanding Indonesia. Philipina mempunyai indeks pembangunan insan sebesar 0,751, dan harus diakui dalam IPM tahun ini peringkat Philipina lebih baik daripada Indonesia. Philipina menduduki urutan ke-97 atau 11 peringkat di atas Indonesia. Philipina cukup baik lantaran investasinya dibidang pendidikan. Sementara dari sisi pendapatan Philipina sedikit lebih besar dibandingkan dengan Indonesia. Vietnam dan Myanmar ialah Negara yang mempunyai IPM lebih rendah dibanding Indonesia. Vietnam mempunyai indeks pembangunan insan sebesar 0,725. Ini berarti bahwa Vietnam mempunyai angka IPM dibawah angka IPM Indonesia. Hal ini terjadi lantaran semenjak tahun 2006 indeks pendidikan Indonesia lebih tinggi dari pada Vietnam yaitu sebesar 0,83 untuk Indonesia dan 0,82 untuk Vietnam. Disisi lain indeks daya beli di Indonesia juga lebih tinggi dari pada Vietnam yaitu 0,61 bagi Indonesia dan 0,57 pada Vietnam. Akan tetapi angka keinginan hidup Vietnam lebih besar dari pada Indonesia yaitu 0,81 di Vietnam dan 0,75 di Indonesia. Myanmar mempunyai indeks pembangunan insan sebesar 0,586. Angka ini berada di bawah angka IPM Indonesia yaitu 0,734. Hal ini disebabkan lantaran angka melek abjad Indonesia lebih tinggi dibanding Myanmar, yaitu 92,3% di Indonesia dan 92 % di Myanmar. Di sisi lain Nyanmar menempati urutan kedua dari penduduknya yang tidak mempunyai jalan masuk air membersihkan dibanding Indonesia yang menempati urutan ke empat. Tidak terpenuhinya kebutuhan air membersihkan berdampak pada rendahnya derajat kesehatan di Negara Myanmar. Selain itu angka belum sempurnanya berat tubuh di Myanmar lebih tinggi di banding Indonesia yaitu mencapai 29% untuk Myanmar dan 27% di Indonesia.
Gambar 1.1.Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Sulawesi Selatan melaluiataubersamaini Nasional
            Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar
            Berdasarkan gambar 1.1 menawarkan bahwa angka Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Selatan cenderung naik setiap tahunnya, dari tahun 2006 sebesar 68,81 hingga tahun 2010 sebesar 72,25. Akan tetapi indeks pembangunan insan Sulawesi Selatan masih dibawah indeks pembangunan insan nasional. Dapat dilihat bahwa angka IPM Sulawesi Selatan relatif rendah dibanding dengan angka IPM nasional. Hingga pada tahun 2010, angka IPM Sulawesi Selatan mencapai 72,25. sedangkan angka IPM nasional sebesar 73,40.
            Dalam pembangunan manusia, indeks kesehatan diperoleh dari angka keinginan hidup seseorang semenjak dilahirkan. Angka keinginan hidup Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun waktu 2006 hingga 2010 semakin meningkat. Pada tahun 2006 tercatat sebesar 69,2 tahun dan meningkat menjadi 70,00 tahun pada tahun 2010. Angka keinginan hidup di Sulawesi Selatan pada tahun 2009 berada di atas angka nasional (69,8 tahun). Membaiknya pelayanan dan sistem pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan diwujudkan melalui jadwal kesehatan gratis. Menurut data yang dipublikasikan oleh situs resmi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, angka kunjungan masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan gratis di Sulawesi Selatan meningkat signifikan. Tahun 2010, kunjungan masyarakat mencapai 6.407.554 jiwa. Angka ini meningkat tajam dibanding tahun 2007 yang spesialuntuk 2.336.875 jiwa. Peningkatan tersebut menawarkan kesadaran masyarakat untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit.
Pengeluaran perkapita mempersembahkan citra tingkat daya beli PPP (Purchasing Power Parity) masyarakat, dan sebagai salah satu komponen yang digunakan dalam melihat status pembangunan insan di suatu wilayah. Besarnya pendapatan yang diterima rumah tangga sanggup menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun data pendapatan yang akurat susah diperoleh, sehingga dalam aktivitas Susenas data ini didekati melalui data pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran makanan dan bukan makanan sanggup menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya. Walaupun harga antar tempat tidak sama, namun nilai pengeluaran rumah tangga masih sanggup menawarkan perbedaan tingkat kesejahteraan penduduk antar provinsi khususnya dilihat dari segi ekonomi. Pada tahun 2007, pengeluaran rata-rata perkapita sebulan sebesar Rp.291.900, tahun 2008 sebesar Rp.321.000, tahun 2009 sbesar Rp.364.800. Kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp.408.576.
Angka melek abjad penduduk berusia 15 tahun ke atas dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2006 sebesar 86 persen menjadi 87,75 pada tahun 2010.
            Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 8,18 persen. Hal ini menawarkan bahwa kinerja perekonomian selama tahun 2010 meningkat setelah sedikit melambat pada tahun 2009, yakni 7,78 persen pada tahun 2008 menjadi 6,2 persen pada tahun 2009. Perekonomian Sulawesi Selatan diukur menurut bemasukan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar Rp.117,8 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp.51,2 triliun. Angka pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada tahun 2010 mencapai angka tertinggi selama periode 10 tahun terakhir setelah sebelumnya sedikit melambat. Perekonomian Sulawesi Selatan yang dicapai pada tahun 2010 dipicu oleh hampir seluruh sektor ekonomi.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka penulis ingin mengkaji duduk masalah yang terjadi di Sulawesi Selatan. Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian perihal  Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Selatan”.
0 Komentar untuk "Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Insan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di … (Ep-22)"

Back To Top