loading...
A. Latar Belakang Masalah
Matematika ialah ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam banyak sekali disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan membuat teknologi di masa depan dibutuhkan penguasaan matematika semenjak dini. Oleh alasannya yaitu itu, mata pelajaran matematika ialah mata pelajaran yang didiberikan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar.
Pada kenyataannya matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasinya sanggup dilihat dari hasil berguru siswa yang kurang memuaskan. Selama ini umumnya siswa spesialuntuk bermodal menghafal rumus untuk menuntaskan soal-soal matematika. Hal tersebut dikarenakan matematika bersifat abnormal dan membutuhkan pemahaman konsep-konsep. Faktor lain yang besar lengan berkuasa yaitu cara mengajar guru yang tidak tepat. Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini memakai metode ekspositori, di mana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif, dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menjadikan siswa mengalami kejenuhan yang berakibat kurangnya minat belajar. Minat berguru akan tumbuh dan terpelihara apabila aktivitas berguru mengajar dilaksanakan secara bervariasi, baik melalui variasi model maupun media pembelajaran.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan keterlibatan aktif antara guru dan siswa dalam proses berguru mengajar. Selain itu, pada kurikulum sebelumnya atau KBK menekankan bahwa berguru matematika tidak sekedar learning to know, melainkan harus ditingkatkan mencakup learning to do, lerning to be, sampai learning to live together (Suyitno, 2004: 60). Oleh alasannya yaitu itu, pengajaran matematika perlu diperbarui, di mana siswa didiberikan porsi lebih banyak dibandingkan dengan guru, bahkan siswa harus lebih banyak didominasi dalam aktivitas berguru mengajar. Samasukan dari pembelajaran matematika yaitu siswa diharapkan bisa berpikir logis, kritis dan sistematis.
Untuk berbagi potensi to live together salah satunya melalui model pembelajaran kooperatif. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlu berguru untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau anggota lain dalam kelompoknya, sehingga berguru kooperatif sanggup saling menguntungkan antara siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Slavin (Ibrahim, 2000:16) wacana efek pembelajaran kooperatif terhadap hasil berguru pada tiruana tingkat kelas dan tiruana bidang studi mengatakan bahwa kelas kooperatif mengatakan hasil berguru akademik yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe NHT Numbered Heads Together). Model ini sanggup dijadikan alternatif variabel model pembelajaran sebelumnya. Dibentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota mempunyai satu nomor, guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok. Guru menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompoknya. Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipe NHT intinya ialah sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya yaitu guru spesialuntuk menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memdiberitahu terlebih lampau siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total tiruana siswa. Teknik ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung balasan individual dalam dalam diskusi kelompok.
Materi yang peneliti pilih pada penelitian ini yaitu pokok bahasan bangkit ruang sisi datar, alasannya yaitu pada bahan ini dibutuhkan kemampuan visualisasi yang tinggi dan banyak dijumpai bangkit ruang sisi datar pada kehidupan sehari-hari. Dalam menuntaskan problem yang menyangkut bangkit ruang sisi datar seringnya siswa spesialuntuk bermodal memasukkan angka ke rumus tanpa dibarengi pemahaman konsep yang mendalam. Melalui media pembelajaran matematika yang salah satunya yaitu Lomba Kompetensi Siswa dengan metode inovasi terbimbing siswa sanggup mengetahui dari mana bekerjsama rumus yang dipakai berasal.
Berdasarkan observasi yang sudah peneliti lakukan di SMPN 6 Semarang mengatakan bahwa hasil berguru matematika siswa masih rendah. Kurikulum yang dipakai di sekolah ini yaitu KTSP, namun paradigma usang di mana guru ialah sentra aktivitas berguru di kelas (teacher center) masih dipertahankan dengan alasan pembelajaran menyerupai ini yaitu yang paling mudah dan tidak menyita banyak waktu.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered-Heads-Together) dengan Pemanfaatan Lomba Kompetensi Siswa (Lembar Kerja Siswa) Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok) Siswa Kelas VIII Semester 2 Sekolah Menengah Pertama N 6 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007”.
Tag :
Pendidikan,
Pendidikan Matematika
0 Komentar untuk "Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht Dengan Pemanfaatan Lks Pada Pokok Bahasan Bangkit Ruang Sisi Datar .. .(Pmt-4)"