loading...
Indonesia sebagai salah satu negara yang tengah giat – giatnya menggalakkan pembangunan nasional, menyadari akan pentingnya pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat serta mengejar ketertinggalannya dari negara – negara lain yang ialah perjuangan untuk meningkatkan taraf kehidupan.
Keberhasilan pembangunan ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi dibutuhkan bisa meningkatkan faktor – faktor produksi, yang merangsang perkembangan ekonomi dalam skala besar. Pertumbuhan ekonomi yang stabil akan berdampak pada semakin meningkatnya pendapatan penduduk yang hasilnya bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hubungan antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi atau yang lebih umum dikenal dengan peranan sektor publik sudah menjadi suatu analisis yang penting dan sangat menarikdanunik. Berdasarkan alasan teoritis, terdapat beberapa pendapat yang perdebatan terhadap peranan sektor publik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang mantap dalam jangka panjang. Pandangan umum ialah pengeluaran pemerintah khususnya pada human capital dan infrastruktur fisik dapat mempercepat pertumbuhan (growth-reterding), sehingga pengeluaran pemerintah menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi mengingat salah satu komponen dalam undangan agregat (aggregate demand –AD) ialah pengeluaran pemerintah. Secara teori ditetapkan bahwa bila pengeluaran pemerintah meningkat maka permintaan aggregat akan meningkat.
Tabel 1.1 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah (dalam miliar)
TAHUN | PENGELUARAN PEMERINTAH | PERTUMBUHAN PENGELUARAN PEMERINTAH (PERSEN) |
2004 | 427,176.60 | 11.86 |
2005 | 509,632.50 | 16.17 |
2006 | 667,128.88 | 23.6 |
2007 | 757,649.90 | 11.94 |
2008 | 985,270.90 | 23.1 |
Sumber : Laporan Tahunan Bank Indonesia dan BPS, 1997-2008
Dari data empat tahun terakhir, sanggup dilihat perkembangan pengeluaran pemerintah yang terus meningkat. Pada tahun 2005 pengeluaran pemerintah sebesar 509,632.50 miliar rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 16.17 persen. dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 427,176.60 miliar rupiah. Dari tahun 2006 hingga pada tahun 2008 terjadi kenaikan terus menerus pada pengeluaran pemerintah yaitu sebesar 757,649.90 miliar pada tahun 2007dan 985,270.90 miliar 2008 dari tahun sebelumya yaitu 667,128.88 miliar pada tahun 2006.
Pada umumnya pengeluaran pemerintah akan meningkat sejalan dengan peningkatan kegiatan perekonomian suatu negara/wilayah. Keadaan ini sanggup dijelaskan dalam kaidah yang dikenal sebagai Hukum Wagner yaitu terkena adanya korelasi positif antara pengeluaran pemerintah dengan tingkat pendapatan nasional. Walaupun demikian peningkatan pengeluaran pemerintah yang besar belum tentu berakibat baik terhadap acara perekonomian, untuk itu perlu dilihat efisiensi penerapan pengeluaran pemerintah.
Iwan Jaya Azis (1994 ) menandakan bahwa terdapat banyak sekali faktor penentu besarnya pengeluaran pemerintah diantaranya faktor penduduk, bertambahnya jumlah penduduk menjadi pertimbangan pengalokasian dana dalam jumlah tertentu untuk memenuhi dan melayani kebutuhan dari pemanis jumlah penduduk tersebut.
Pada penyusunan APBN tolak ukur anggran negara mengacu pada beberapa indikator makro menyerupai Inflasi , Nilai Tukar Rp, Harga Minyak dan Pertumbuhan Ekonomi (Depkeu 1999). Pertumbuhan ekonomi tidak saja dipengaruhi oleh pengeluran pemerintah namun ternyata pengeluran pemerintah juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, inflasi, maupun nilai tukar RP terhadap Dollar. Atas dasar tersebut penulis sangat tertarik untuk mereview pengeluaran pemerintah dengan judul
“Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Pemerintah Di Indonesia Periode 1999-2009”.
0 Komentar untuk "Analisis Faktor-Faktor Yang Menghipnotis Pengeluaran Pemerintah Di Indonesia Masa 1999-2009 (Ke-48)"