Analisis Novel “The Compass” Karya Tammy Kling & John Spencer Ellis Terhadap Pemahaman Komunikasi (Studi Analisis Wacana) (Km-10)

loading...


Sejak lahir kita tidak sanggup hidup sendiri dan mempertahankan hidup tanpa berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita ibarat makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita ibarat sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi insan yang sehat secara rohaniah, yakni kebutuhan akan kekerabatan sosial yang ramah, yang spesialuntuk bisa terpenuhi dengan membina kekerabatan yang baik dengan orang lain.
Merujuk pada pengertian Ruben dan Stewart (2005:16) terkena komunikasi insan yaitu: Bahwa komunikasi insan yakni proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan membuat pesan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan satu sama lain. Maslow (Dalam Mulyana,2001:5-30)  sebut bahwa insan punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih lampau sebelum kebutuhan yang lebih tinggi diupayakan.  Kita mungkin sudah bisa dalam kebutuhan fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial,, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya mencakup keinginan untuk memperoleh rasa lewat  rasa mempunyai dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memdiberi dan mendapatkan perteman dekatan. 

Komunikasi akan sangat diperlukan untuk memperoleh dan memdiberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas problem kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan. Ruben dan Stewart, (2005:1-8) menyatakan bahwa Komunikasi yakni mendasar dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi, tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita sanggup membuat beberapa perbedaan yang esensial mabadunga kita berkomunikasi dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Teknik kita berafiliasi satu dengan lainnya, bagimana suatu kekerabatan kita bentuk, bagaimana cara kita mempersembahkan bantuan sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi. Sehingga mengakibatkan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat mendasar dalam kehidupan kita.
Komunikasi ialah sebuah kebutuhan yang terus berpacu dengan perkembangan zaman. Seiring perkembangan tersebut komunikasi sudah sanggup dilakukan dengan banyak sekali cara. Media ialah sebuah alat yang sangat efektif dalam mempersembahkan influence terhadap kehidupan manusia, terkhusus pada zaman modernisasi yang sangat identik dengan era globalisasi. Perkembangan yang signifikan membawa arus besar terhadap kehadiran media di tengah-tengah masyarakat yang tetap setia menanti pembaharuan tersebut. Manusia bagaikan robot dengan karunianya yang senantiasa terhipnotis oleh keberadaan sebuah media. Apabila tidak dipilah maka media sanggup menjadi sebuah boomerang termukhtakir yang pernah ada. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata perantara berdasarkan Fleming (dalam Haryalesmana,2008:234) yakni penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. melaluiataubersamaini istilah mediator, media memperlihatkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur kekerabatan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar.
Kata media berasal dari bahasa latin dan ialah bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media yakni segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke peserta sehingga sanggup merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses mencar ilmu terjadi. Sadiman (dalam Haryalesmana,2002:6).
Salah satu media massa yang sudah sangat usang yakni novel.  Menurut  Monaco (How To Read A Film, terj: 1981) antara sejarah bentuk seni novel selama tiga ratus tahun dan perkembangan film selama delapan puluh tahun terdapat suatu kesejajaran yang menarikdanunik. Kedua-duanya yakni seni populer, yang tergantung dari jumlah penikmat yang cukup besar supaya sanggup berfungsi secara ekonomis. melaluiataubersamaini demikian sanggup diketahui bahwa sejarah seni popular yaitu novel sudah ada semenjak usang dan bertahan hingga kini bahkan semakin  berkembang meskipun media massa yang lain terus bermunculan.
Heinich, Molenda, Russel (2005:8) menyatakan bahwa : Media yakni kanal komunikasi termasuk film, televisi, diagram, bahan tercetak, komputer, dan instruktur. Materi tercetak ibarat novel ialah kanal komunikasi yang tidak mempunyai visual tetapi menggambarkan sebuah dongeng dengan pencitraan dan penafsiran yang apik. Pemahaman terkena komunikasi sanggup kita telusuri dengan mengarungi novel “The Compass” yang pada setiap Chapter-nya menggambarkan dengan tegas sistem komunikasi tersebut.  Meskipun bukan melalui media visual tetapi novel “The Compass” : Perjalanan menemukan diri kita bahu-membahu karya  Tammy Kling, John Spencer Ellis  berhasil mempengaruhi banyak orang.
Dalam novel tersebut diceritakan Jonathan meninggalkan kehidupannya yang mapan di tempat pinggiran kota menyusul bencana yang mengubah rencana-rencananya bagi masa depan. Dalam keadaan hancur alasannya kepedihan, dukacita, penyesalan, dan keputusasaan, ia memutuskan untuk mengembara, mencoba menyelaraskan kompas batinnya. Di setiap persinggahannya Jonathan bertemu seseorang yang memdiberinya pelajaran berharga wacana hidup, yang mengajaknya merenungkan kembali esensi dirinya dan prioritas-prioritasnya, yang menciptakannya menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini, bahkan setiap orang yang melintas di jalur hidupnya pun hadir dengan suatu maksud. Sebagai manusia, kita tiruana terhubungkan oleh cinta, penderitaan, dan kadang bahkan oleh bencana atau insiden yang tidak sanggup kita kontrol. Setiap orang meniti perjalanan yang unik, namun tetap terhubungkan oleh banyak sekali pengalaman dan emosi. Di dalam keterhubungan itulah terdapat kehidupan.
“The Compass”  adalah metafora perjalanan hidup kita. Melalui kisah Jonathan, buku ini mengajak kita merenungkan kembali hidup kita, keyakinan kita, pilihan dan prioritas dalam hidup kita, serta makna dan tujuan hidup kita.  mengubah hidup kita dan memandu perjalanan kita untuk menemukan diri kita yang sesungguhnya. membagikan kearifan wacana autentisitas dan pemberdayaan diri, serta wacana meyakini impian-impian kita. Memmenolong kita dalam menjalani dan memenuhi tujuan hidup kita. Membawa kita dari posisi dikala ini ke posisi yang kita inginkan. Kompas adalah sebuah transformasi kehidupan baru yang akan memandu kita pada perjalanan penemuan diri. Pada inti dari Kompas ini adalah pelajaran khusus perihal sistem kepercayaan dan pemahaman yang benar-benar dalam rangka untuk menjalani takdir.
Hanya dengan membawa ransel, Jonathan meninggalkan kariernya, kawan, keluarga, dan rumah. Perjalanan dimulai pada sebuah gurun di Nevada, dan melanjutkan ke pepegununganan murni Adirondacks, dan kemudian ke sebuah desa abad pertengahan di Rumania, kemudian melanjutkanya ke Belanda.
Di setiap perjalanan, Jonathan bertemu dengan orang paling penting yang menawarkan pelajaran hidup yang besar, dan dia mulai menyadari bahwa setiap individu ditempatkan di jalur nya karena suatu alasan. Keterhubungan insan yang satu dengan yang lainnya tidak terlepas dari proses komunikasi yang sangat erat dalam penggambaran dongeng dari novel ini. Dimana komunikasi yang tercipta pada setiap moment sangat kuat.
Ketika Jonathan terdampar di gurun Nevada dengan ketidak berdayaanya kemudian muncul seorang perempuan paruh baya dengan kondisi yang berbanding terbalik dengan Jonathan, dimana Jonathan terlihat sangat lemas dan tidak mempunyai tenaga bahkan untuk berdiri dari pijakannya. Wanita ini mendekati Jonathan dan mempersembahkan sebotol air yang kembali menyambung sisa nyawa Jonathan. Wanita tersebut mengajak Jonathan untuk berkomunikasi perempuan itu begitu tenang dan terlihat sangat tegar. Sikap perempuan tersebut membawa semangat kehidupan bagi Jonathan yang tadinya sudah berfikir akan mati di tengah gurun yang gersang dan tandus.
Terkadang cara kita menyikapi suatau problem dengan sudut pandang yang lain dan cara kita berkomunikasi dengan seseorang akan mempersembahkan efek besar kepada yang lain. Terkhusus apabila sang komuikator mempunyai persamaan secara psikologis dengan komunikan. Dalam kasus ini Jonathan dan perempuan sama-sama berada dalam situasi yang mencekam terdampar di sebuah gurun luas nan gersang.
Percakapan antarpersonal juga terjadi ketika Jonathan bertemu dengan seorang laki-laki renta yang walaupun gres berkenalan terdapat kedekatan yang lebih alasannya mereka berdua sama-sama seorang laki-laki yang sedang tidak mempunyai pasangan pada dikala itu. Tetapi laki-laki renta itu yakni sosok laki-laki yang baik, rendah diri dan mempunyai beberapa investasi kekayaan dalam bentuk penginapan yang besar dan luas dengan jumlah yang tidak sedikit. Dari laki-laki renta ini Jonathan menerima kenyataan bahwa hidup sendiri bukan berarti harus merenungi diri tetapi masih ada banyak cara untuk menyikapi hal itu dengan cara yang positif. Banyak yang bisa dilakukan semoga ruang kosong tersebut sanggup terisi dengan terbaik.
Pada tataran ini, novel tidak lahir dari ruang hampa, melainkan ia hadir sebagai refleksi dari latar belakang kehidupan sosio-kultural masyarakat. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh dan mendalam novel “The Compass” sebagai penelitian dengan judul :
ANALISIS NOVEL “THE COMPASS” KARYA TAMMY KLING & JOHN SPENCER ELLIS TERHADAP PEMAHAMAN KOMUNIKASI (Studi Analisis Wacana)



Tag : Komunikasi
0 Komentar untuk "Analisis Novel “The Compass” Karya Tammy Kling & John Spencer Ellis Terhadap Pemahaman Komunikasi (Studi Analisis Wacana) (Km-10)"

Back To Top