loading...
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia ialah negara agraris yang banyak menyandarkan kehidupan pada kebutuhan masyarakatnya dari sektor pertanian. Oleh lantaran itu pembangunan pertanian ialah syarat mutlak untuk melaksanakan pembangunan perekonomian negara. Pembangunan pertanian bertujuan untuk mempertinggi produksi dan pendapatan petani sebagai langkah yang terarah untuk mencapai kemakmuran. Pembangunan pertanian dilakukan melalui suatu perjuangan dengan taktik yang sudah diputuskan oleh pemerintah melalui suatu kegiatan peningkatan pendapatan petani. Hal ini disebabkan pendapatan masyarakat di sektor pertanian masih rendah. Padahal sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja di sektor pertanian (Soehardjo dan Patong, 1993 : 2).
Titik berat pembangunan jangka panjang yakni pembangunan bidang ekonomi dengan samasukan utama untuk mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani dan memperluas lapangan kerja.
Ada dua (2) cara aksesori untuk mempercepat pembangunan pertanian, yaitu ; pertama, memperbaiki mutu tanah yang sudah menjadi usahatani, contohnya dengan pupuk, irigasi, pengaturan sistem tanam ; kedua, mengusahakan tanah baru, contohnya pembukaan petak–petak sawah gres (Arsyad, 1992 : 281).
Dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan ekspansi usahatani, maka salah satu perjuangan yang bisa meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan yakni dengan mendukung daya dukung lahan itu sendiri.
Salah satu upaya mendukung daya dukung lahan dan untuk meningkatkan produktifitas usahatani padi dengan dikembangkannya tekhnologi sistem tanam Tabela. Sistem tanam tabela ialah rekayasa tekhnik penanaman tumbuhan padi tanpa melalui pesemaian dan pemindahan bibit, sehingga umur pertanaman padi menjadi lebih pendek. Penggunaan alat menolong dalam bentuk Atabela ialah salah satu faktor penting dalam upaya peningkatana efisiensi usahatani (Adnyana, 1999).
Sistem tanam Tabela tidak menjadikan populasi tumbuhan berkurang dan bahkan semakin bertambah lantaran adanya aksesori rumpun padi di dalam masing–masing barisan tanaman.
Selama ini petani memakai tekhnologi sistem tanam pindah (Supra Insus Paket D) dengan jarak rumpun 20 cm x 20 cm dengan populasi tumbuhan yang dihasilkan + 250.000 rumpun per hektarnya. Dibandingkan dengan sistem tanam pindah, sistem tanam tabela dengan jarak 40 cm (20 x 10 cm) sanggup menghasilkan populasi tumbuhan sebanyak + 330.000 rumpun.
Desa Arok Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan ialah salah satu wilayah yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani, hal ini terlihat dari jumlah penduduk produktif 304 jiwa sebanyak 224 jiwa (73%) penduduknya bermata pencaharian petani. Sistem tanam yang dipakai di Desa Arok yakni sistem tanam pindah dan sistem tanam tabela, tetapi sebagian besar petani di desa Arok memakai sistem tanam pindah.
Tag :
Pertanian
0 Komentar untuk "Analisis Perbedaan Pendapatan Petani Sistim Tanam Tabela Dengan Sistim Tanam Pindah Di Kabupaten Bangkalan (Prt-112)"