loading...
Peternakan ialah salah satu sumber perekonomian khususnya bagi petani peternak. melaluiataubersamaini memperdagangkan ternak, petani peternak sanggup memenuhi kebutuhan keluarga ibarat menyekolahkan anak dan biaya kesehatan, bahkan pada dikala kondisi kritis ibarat gagal pguan, komoditi ternak justru diandalkan untuk menopang pengadaan ketersediaan pangan keluarga.
Usaha peternakan semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Pembangunan sektor peternakan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat petani peternak, selain itu membuka lapangan kerja dan peluang untuk berusaha, oleh alasannya yakni itu pembangunan sektor peternakan perlu untuk dilanjutkan dan ditingkatkan melalui kemampuan pengelolahaan dan penerapan teknologi yang sempurna (Murtidjo,1992).
Telur dan daging ayam buras mempunyai pangsa pasar tersendiri. Hal ini ditunjukkan oleh harganya yang melebihi telur dan daging ayam ras serta konsumennya banyak. Ayam buras ialah salah satu unggas lokal yang umumnya dipelihara petani di pedesaan sebagai penghasil telur tetas, telur konsumsi, dan daging. Selain sanggup diusahakan secara sambilan, simpel dipelihara dengan teknologi sederhana, dan sewaktu-waktu sanggup dijual untuk keperluan mendesak unggas ini mempunyai prospek yang menjanjikan, baik secara ekonomi maupun sosial, alasannya yakni ialah materi pangan bergizi tinggiserta permintaannya cukup tinggi. Pangsa pasar nasional untukdaging dan telur ayam buras masing-masing mencapai 40% dan 30%. Hal ini sanggup mendorong peternak kecil dan menengah untuk mengusahakan ayam buras sebagai penghasil daging Produktivitas ayam buras yang dipelihara secara tradisional masin rendah, antara lain alasannya yakni tingkat mortalitas tinggi, pertumbuhan lambat, produksi telur rendah, dan biaya pakan tinggi. Produksi telur ayam burasyang dipelihara secara tradisional berkisar antara 40−45 butir/ujung/tahun, alasannya yakni adanya kegiatan mengeram dan mengasuh anak yang lama, yakni 107 hari.Untuk meningkatkan populasi, produksi, produktivitas, dan efisiensi perjuangan tani ayam buras, pemeliharaannya perlu ditingkatkan dari tradisional ke arah agribisnis (Suryana dan Agus, 2008).
Menurut Chan dan Zamrowi (1988) dalam Teti (2002), dengan berkembangnya pembangunan terutama dalam bidang ekonomi dan pendidikan, maka ayam buras sudah menjadi salah satu sorotan untuk dijadikan salah satu sumber atau samasukan pembangunan yang sangat potensial untuk meningkatkan pendapatan dan gizi protein hewani terutama bagi masyarakat tani di pedesaan. melaluiataubersamaini penjualan ayam buras, akan diperoleh uang tunai secara cepat, sehingga sanggup dipenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga dan biaya bawah umur sekolah, bayar pajak dan kebutuha-kebutuhan lain yang mendesak.
Pedagang ayam buras pada setiap pasar di Makassar menurut hasil survei pertama sebanyak 100 orang yang terbagi atas beberapa pasar yaitu Pasar Terong sebanyak 27 orang, Pasar Daya sebanyak 18 orang, Pasar Pannampu sebanyak 23 orang, Pasar Pa’baeng-baeng sebanyak 21 orang dan Senggol sebanyak 11 orang.
Harapan pedagang ayam buras di Makassar mengharapkan ayam buras yang mereka jual laris dan habis terjual akan tetapi kenyataan di lapangan ayam buras yang di jual tidak habis terjual tiap harinya. Menurut isu dari pedagang pengecer ayam buras di Makassar, pedagang menaikkan harga jual sehingga menjadikan daya beli konsumen terhadap ayam buras di Makassar spesialuntuk sesuai kebutuhannya.Sehingga hal inilah yang melatar belakang dilakukannya penelitian terkena “Pengaruh Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pedagang Pengecer Ayam Buras di Makassar”
Judul : Pengaruh Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pedagang Pengecer Ayam Buras Di Makassar (PT-30)
Judul : Pengaruh Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pedagang Pengecer Ayam Buras Di Makassar (PT-30)
0 Komentar untuk "Pengaruh Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pedagang Pengecer Ayam Buras Di Makassar (Pt-30)"