Pengaruh Komponen Pengeluaran Agregat Terhadap Ajakan Agregat Impor Indonesia Kurun 1970-2001 Dalam Jangka Panjang Dan Jangka Pendek (Ep-10)

loading...
Perekonomian dunia cukup umur ini sudah semakin menawarkan tanda-tanda interdependensi, yaitu sudah berlangsungnya kekerabatan timbal balik antara belahan-belahan dalam sistem perekonomian dunia dan saling bergantungnya perkembangan di satu belahan dunia dari perkembangan di belahan-belahan dunia yang lainnya. Peningkatan acara niaga dalam kemudian lintas internasional menyentuh kepentingan negara-negara berkembang maupun negara industri. Kebanyakan negara-negara cukup umur ini mempunyai ciri perekonomian terbuka, artinya kemudian lintas acara ekonomi luar negeri mengandung arti yang besar sekali bagi kepentingan ekonomi suatu negara.

melaluiataubersamaini kemajuan teknologi yang sangat cepat, dukungan kerja menjadi semakin pesat, sebagai hasilnya semakin meningkat pula produksi barang dan jasa yang diperlukan untuk memuaskan masyarakat. Perkembangan spesialisasi berarti pula perkembangan perdagangan, sebab tidak tiruana sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa sanggup diperoleh di dalam negeri, hasilnya perdagangan antar negara akan meningkat dengan cepat.

Perdagangan membuat laba dengan mempersembahkan peluang kepada setiap negara untuk mengekspor barang-barang yang diproduksinya dengan memakai sebagian besar sumber daya yang berlimpah terdapat di negara yang bersangkutan serta mengimpor barang-barang yang produksinya memakai sumber daya yang langka di negara tersebut.
Indonesia sebagai negara berkembang masih mempunyai ketergantungan yang cukup tinggi terhadap produk dan faktor produksi dari luar negeri, dalam upaya untuk mendukung ekspor non migasnya.

Perkembangan ekspor dan impor Indonesia untuk periode 1970-2001 sanggup dilihat pada grafik 1.1. Ekspor maupun impor Indonesia mempunyai kecenderungan untuk terus meningkat meski terdapat penurunan pada tahun-tahun tertentu. Bila diperhatikan, fluktuasi ekspor dan impor yang terjadi cenderung selalu sama. Yakni pada ketika ekspor meningkat, imporpun meningkat. Demikian pula sebaliknya pada ketika ekspor turun, impor ikut menurun. Hal ini menawarkan adanya kekerabatan yang besar lengan berkuasa antara ekspor dan impor.
sejak tahun 1970 nilai ekspor dan impor Indonesia senantiasa meningkat, pada tahun 1985-1986 sempat terjadi penurunan yang kemudian pada tahun diberikutnya kembali mengalami peningkatan.

Krisis ekonomi tahun 1997 yang dialami Asia Tenggara termasuk Indonesia sudah membawa imbas pada usul impor. Dimana selama tahun 1997-1999 terjadi penurunan nilai impor.
Melewati tahun 2000, nilai impor Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan ini terkait dengan meningkatnya kebutuhan materi baku dan barang modal yang sangat diperlukan dalam acara produksi dalam negeri.
Dari uraian terkena perkembangan ekspor dan impor Indonesia, sanggup dikatakan bahwa impor secara tidak pribadi menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi, sebab materi baku/penolong maupun barang modal yang diimpor dipergunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan diekspor.

Menurut konsep usul impor tradisional, faktor yang dianggap mayoritas dalam mempengaruhi usul impor ialah faktor pendapatan nasional dan harga relatif impor dimana ukuran pendapatan nasional yang sering dipakai ialah Produk Domestik Bruto (PDB) riil.
Menurut teori, selain dari sisi produksi (sektoral), PDB sanggup pula di lihat berdasarkan penerapan (pengeluaran) yang secara garis besar menggambarkan struktur penerapan pendapatan nasional untuk konsumsi dan investasi. PDB berdasarkan pengeluaran juga diartikan sebagai usul selesai domestik. Permintaan yang dimaksud ialah usul selesai yang dibedakan berdasarkan usul dalam dan luar negeri. Permintaan dalam negeri terdiri dari pengeluaran konsumsi rumah tangga/swasta (private consumption expenditure), pengeluaran konsumsi pemerintah (government consumption expenditure), Pengeluaran investasi (expenditure on investment goods), sedangkan usul luar negeri ialah ekspor barang dan jasa (export of goods and services).

Grafik 1.2 menawarkan perkembangan PDB berdasarkan penerapannya dari sisi usul dalam negeri, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah dan investasi pembentukan modal bruto untuk periode 1970-2001. Pada grafik 2.1 terlihat bahwa dari tahun ketahun pengeluaran konsumsi rumah tangga ialah komponen pengeluaran yang paling besar, diikuti oleh pengeluaran investasi pembentukan modal bruto dan pengeluaran konsumsi pemerintah, dimana pada selesai periode tahun 2001 jumlah pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 67,26% dari PDB, pengeluaran investasi pembentukan modal sebesar 21,81% dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 7,18%.

melaluiataubersamaini demikian, komposisi komponen pengeluaran agregat (aggregate expenditure components) atau usul selesai (final demand expenditure) ternyata menjadi faktor penting yang memilih tingkat usul agregat impor. Komponen pengeluaran agregat yang terdiri atas pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pengeluaran investasi serta ekspor barang dan jasa diteliti dengan alasan bahwa adanya perbedaan dalam komponen ini sanggup mengakibatkan perbedaan dalam kandungan usul impor. Jika hal ini benar, maka penerapan variabel pendapatan tunggal dalam fungsi usul impor tradisional sanggup mengakibatkan terjadinya bias.

0 Komentar untuk "Pengaruh Komponen Pengeluaran Agregat Terhadap Ajakan Agregat Impor Indonesia Kurun 1970-2001 Dalam Jangka Panjang Dan Jangka Pendek (Ep-10)"

Back To Top