loading...
A. Latar Belakang
Fisika ialah pelajaran yang susah. Itu yaitu paradigma tersebut sudah berkembang di dalam masyarkat. Kondisi yang demikian sangat mem - pengaruhi proses pembelajaran fisika yang dilaksanakan oleh guru. Guru akan mengalami kesusahan melaksanakan proses pembelajaran sebab kebanyakan siswa dari pertama sudah tidak tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Fisika semakin tidak terkenal di kalangan siswa sebab metode penga - jaran yang sering dipakai oleh guru yaitu metode cermah. Ceramah meru - pakan metode pembelajaran yang tidak dianjurkan untuk digunakan, namun paling umum dipakai guru (Wartono, 2003:94). Metode ceramah membuat siswa spesialuntuk mendapatkan apa yang disampaikan oleh guru. Apabila siswa tidak terlibat eksklusif dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran tersebut akan berjalan membosankan. Siswa akan memperoleh prestasi berguru yang rendah sebab siswa tidak tertarik untuk berguru fisika. Proses pembelajaran berdasarkan Driver (dalam Japa, 1999:7) lebih terserius pada “suksesnya siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka”, dan bukan pada “kebenaran siswa dalam melaksanakan refleksi atas apa yang dikerjakan guru”.
Pada ketika peneliti hadir untuk melaksanakan observasi proses pembela - jaran mata pelajaran sains di kelas VIII B MTs Surya Buana Malang, terlihat proses pembelajaran berlangsung kurang baik. Disana guru terlihat spesialuntuk ber - komunikasi dengan beberapa siswa, sedangkan siswa yang lain asyik bermain dan sibuk dengan kegiatannnya sendiri. Ada yang berlarian kesana – kemari, mengo - brol dengan sesama kawan, dan bermain sepak bola di luar kelas. Sebagian besar siswa tidak mempunyai ketertarikan untuk mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.
Sesudah melaksanakan observasi, peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran sains terkait proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Hasil diskusi tersebut sebut bahwa siswa tidak mempunyai minat yang tinggi untuk mempelajari fisika. Guru mengungkapkan bahwa siswa sangat susah dikondisikan biar hening ketika mengikuti proses pembelajaran fisika. Kondisi tersebut tidak berlaku untuk tiruana materi sains yang ia diberikan. Menurut guru, materi kimia dan biologi lebih praktis untuk diajarkan dan siswa merasa lebih praktis mempelajari kimia dan biologi dibanding dengan fisika. Disamping itu, guru yaitu lulusan jurusan biologi sehingga ia lebih memahami materi biologi dan cara – cara membelajarkannya kepada siswa. Siswa sangat antusias kalau proses pembelajaran dilakukan sambil bermain dan keluar kelas. Seperti halnya ketika ia mengajak siswa melaksanakan permainan simulasi jalannya darah melalui pembuluh darah. Sayangnya guru tidak pernah menerapkan metode tersebut dalam proses pembelajaran fisika. Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada proses pembelajaran fisika lebih banyak memakai metode ceramah dan mempersembahkan kiprah berupa soal kepada siswa. Guru merasa kesusahan untuk menerapkan metode yang lebih bervariasi pada proses pembelajaran fisika. Guru juga jarang melaksanakan praktikum sebab alat – alat praktikum yang tersedia di sekolah sangat tidak memadai. Selain itu sebagian besar siswa tidak mempunyai buku pelajaran sehingga guru menjadi sumber berguru utama siswa.
Guru mengambarkan bahwa ketidak tersediaan alat praktikum, buku dan lebih tertariknya siswa untuk bermain mengakibatkan minat siswa untuk berguru fisika menjadi rendah. Minat siswa yang rendah pada pokok bahasan fisika juga tercermin pada prestasi berguru siswa yang rendah pada bidang fisika. Beliau sebut bahwa nilai tes rata - rata yang dilakukan pada materi tekanan yaitu 44,7. Oleh sebab itu guru memberikan pada peneliti biar penelitian yang akan dilaksanakan sanggup meningkatkan minat dan prestasi berguru siswa.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, bekerjsama guru mengetahui permasalahan yang dihadapi dan salah satu alternatif pemecahannya. Permasa - lahan yang dihadapi yaitu bagaimana meningkatkan minat dan prestasi berguru siswa. Sedangkan salah satu altenatif pemecahannya yaitu melaksanakan permainan sambil belajar.
Menurut Lavach (dalam Prayitno, 1989:52) , guru hendaknya sanggup mengontrol emosi siswa untuk menjadi suka dan ingin belajar. Oleh sebab itu guru harus menerapkan metode yang sempurna biar tujuan pembelajaran yang sudah diputuskan sanggup tercapai. Pendidikan hendaknya menumbuhkembangkan minat dan keingintahuan siswa melalui pengalaman eksklusif dan acara konkret (Harjati dalam Shaleh, 2005:17). Selanjutnya Froebel (dalam Shaleh, 2005:17) menyatakan bahwa tujuan utama pendidikan yaitu pengembangan individu dan sosial siswa melalui acara eksklusif yang mengutamakan kerjasama, spon - tanitas, kreativitas dan kegembiraan. Adapun cara untuk membuat suatu acara menjadi sangat senang yaitu dengan cara bermain, dengan ini berarti bahwa berguru sanggup dilakukan sambil bermain (Shaleh, 2005:17).
Jika kita menyajikan sesuatu dengan cara yang tidak diketahui oleh siswa sebelumnya, maka siswa akan tertarik. Bahkan mereka tertarik untuk tahu lebih jauh (Richard dalam Prayitno, 1989:48). Rangsangan – rangsangan yang didiberikan pada pertama pembelajaran sanggup meningkatkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Rangsangan tersebut sanggup berupa penyajian duduk masalah yang terkait dengan topik yang akan dibahas. Penyajian duduk masalah di pertama pembelajaran sanggup memdiberitahu siswa terkena apa yang akan dipelajari dan membuat siswa berpikir untuk mengetahui jawabanan dari duduk masalah yang dihadirkan oleh guru.
Hasil observasi, wawancara dan pemikiran – pemikiran di atas yang mendasari penelitian yang berjudul “Penyajian Masalah Melalui Permainan untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B MTs. Surya Buana Malang Tahun Ajaran 2007/2008”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan duduk masalah penelitian ini yaitu sebagai diberikut:
1. Apakah penyajian duduk masalah melalui permainan sanggup meningkatkan minat siswa kelas VIII B MTs. Surya Buana Malang tahun fatwa 2007/2008?
2. Apakah penyajian duduk masalah melalui permainan sanggup meningkatkan prestasi berguru siswa kelas VIII B MTs. Surya Buana Malang tahun fatwa 2007/2008?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu sebagai diberikut:
1. Meningkatkan minat siswa kelas VIII B MTs. Surya Buana Malang tahun fatwa 2007/2008 dengan menerapkan penyajian duduk masalah melalui permainan.
2. Meningkatkan prestasi berguru siswa kelas VIII B MTs. Surya Buana Malang tahun fatwa 2007/2008 dengan menerapkan penyajian duduk masalah melalui permainan.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diperlukan bisa mempersembahkan manfaat, yaitu:
1. Hasil penelitian ini sanggup dijadikan materi masukan bagi guru untuk menentukan metode yang sempurna dan sangat senang untuk meningkatkan minat dan prestasi berguru siswa dalam proses pembelajaran fisika.
2. Melalui penelitian ini diperlukan siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran fisika sehingga bisa meningkatkan minat dan prestasi belajar.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka didiberikan beberapa klarifikasi istilah penting sebagai diberikut:
1. Penyajian duduk masalah dalam penelitian ini yaitu menyajikan permasalahan berupa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan pada pertama acara melalui permainan.
2. Minat dalam penelitian ini yaitu minat berguru siswa selama proses pembelajaran fisika yang dijabarkan dalam tiga aspek yaitu keaktifan, keantusiasan dan keceriaan yang dilihat dari hasil observasi minat pada tiap kegiatan.
3. Prestasi berguru dalam penelitian ini yaitu prestasi berguru pada ranah kognitif yang dilihat dari hasil tes fisika melalui pretest dan posttest pada tiap siklus.
4. Permainan yaitu suatu acara dimana pemain – pemain atau penerima di dalamnya terikat oleh suatu hukum untuk mencapai tujuan.
Tag :
Pendidikan,
Pendidikan Fisika
0 Komentar untuk "Penyajian Problem Melalui Permainan Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Berguru Siswa Kelas Viii B Mts Surya Buana Malang (Pfis-2)"