Peranan Tgh. Yusuf Abdussatar Dalam Pendidikan Tahfizul Qur’An Di Pondok Pesantren Yusuf Abdussatar Kediri Kecamatan Kediri Lombok Barat (Ai-39)

loading...
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Al-Qur’an ialah anutan hidup bagi umat Islam untuk dimanfaatkan sebagai kurikulum kehidupan. Al-Qur’an juga ialah engkaus kehidupan yang setiap ketika harus dibuka daan dibaca untuk mendapatkaan arti dan daan makna ihwal kehidupan, alasannya ialah Al-Qur’an ialah “hudan lin-nas” yaitu petunjuk kehidupan manusia. Kamus kehidupan yang memuat kata kunci yang sangat bermanpaat untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, insan dan alam sekitarnya, sehingga umat Islam bisa bertingkah laris sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an untuk bisa meraih kebahaagian hidup di dunia dan di akhirat.
Dewasa ini aktivitas penghafalan Al-Qur’an sudah meluas dan semarak dilakukan dalam beberapa pondok pesantren dalam upaya mencetak para penghafal gres Al-Qur’an. Al-Qur’an yang diyakini sebagai firman Allah SWT ialah petunjuk yang dikehendaki-Nya. Makara insan yang ingin menyesuaikan sikap dan perbuatannya dengan yang dikehendaki-Nya itu demi meraih kebahagiaan akhirat, haruslah memahami maksud dan petunjuk-petunjuk dari Al-Qur’an.
Tahfizul Qur’an ialah langkah konkret umat Islam dalam menjaga keotentikan Al-Qur’an dan perjuangan mempelajari kandungan (ilmu) Al-Qur’an serta mengamalkannya. sepertiyang yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para teman erat yang bersikap dan berkepribadian sesuai dengan Al-Qur’an sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عن عمر ابن الخطاب رضى الله عنه ان النبي صلى الله عليه وسلم قال: ان الله تعالى يرفع بهذ الكلام قوما ويضع به اخرين(رواه الوسلم)
Artinya       :                    Sesungguhnya Allah SWT mengangkat derajad suatu kaum dengan Al-Qur’an dan menurunkannya dengan Al-Qur’an pula (Sahih Muslim, 1398 h : 235. Jilid III).


Di samping itu, menghafal Al-Qur’an hukumnya wajib kifayah sebagaimana pendapat ulama yangmengatakan:
ان حفظ القران عن ظهر قلب فرضى كفاية
Artinya:                       Sesungguhnya menghafal Al-Qur’an diluar kepala hukumnya fardu kifayah (Nihayah Qaulul Mufik Syaikh Muhamad Makki Nashr, dalam al-Hafidz , 1994:24-25)

Sebagai orang Islam yang ingin mengamalkan Al-Qur’an secara murni dan konsekwen, maka menghafal Al-Qur’an ialah salah satu bab penting untuk dilakukan,  alasannya ialah dengan menghafal maka akan simpel untuk menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari atau paling tidak setiap sikap atau tingkah laris selalu dibatasi oleh hafalan yang sudah ada pada diri seorang muslim. Karena faedah menghafal Al-Qur’an ialah “1). Kebahagiaan di dunia dan akherat, 2). Sakinah (tenteram jiwanya), 3). Tajam ingatan dan membersihkan intusinya, 4). Bahtera ilmu, 5). Memiliki endentitas yang baik dan berperilaku yang jujur, 6). Fasih dalam berbicara, 7). Memiliki do’a yang mustajab“ (Al-Hafidz, 1994:35-40).
Pendapat lain menyampaikan bahwa keutaamaan dan kelebihan orang yang membaca Al-Qur’an  ialah nanti di akherat akan disejajarkan kedudukanya dengan para utusan Allah (Zen, 1985:31).
Selai faedah di atas, Al-Qur’an mempunyai mukjizat yang tiada taranya. Qodirun (1988:136) menyatakan bahwa mukjizat Al-Qur’an sebagai diberikut :
Aturan yang indah yang sama sekali tidak sama dengan aturan bahasa Arab, susunan ajib, keagungan yang tidak amat mempunyai oleh makhluk lain, syariat yang lembut dan tepat dan tak terkalahkan oleh syariat yang lain, mengkhabarkan hal-hal yang ghaib yang spesialuntuk diketahui dengan wahyu, tidak ada perperihalan dengan ilmu-ilmu alam, kesanggupan memenuhi kebutuhan manusia, dan pengaruhnya dalam hati para pengikut dan musuh.

Mengingat pentingnya menghafal Al-Qur’an, membuat orang Islam yang mempunyai kekhawatiran akan lemahnya tradisi menghafal Al-Qur’an, mendirikan forum pendidikan khusus untuk arah. melaluiataubersamaini keinginan untuk mempersembahkan bekal dasar bagi para santri menjadi generasi Qur’ani yang bisa mengakibatkan Al-Qur’an sebagai  anutan hidup sehari-hari.
Menghafal ayat-ayat Al Qur’an bukanlah pekerjaan yang gampang. Karena konfleknya: tatanan bahasa dan kebersesuaian  dengan makna atau arti yang harus tercermin secara mutlak dalam setiap ungkapan yang dihafal. Sehingga diperlukan kehati-hatian dan kefokusan serta ketelitian dalam menghafalnya.
Ayat-ayat Al Qur’an yang terdiri dari 6616 ayat, 323.671 huruf, 114 surat, dan 30 juz bukanlah pekerjaan yang simpel untuk itu sangat diperlukan peranan seorang Asatidz, alasannya ialah hafalan tanpa diperdengarkan kepada seorang Asatidz kurang sanggup dipertanggung jawabankan kebenarannya (Abidin, 1992: 166).
TGH. Yusuf Abdussatar ialah salah seorang Tuan Guru yang mempunyai imbas cukup besar dalam perkembangan masyarakat di Desa Kediri khususnya dan pulau Lombok pada umumnya. kemampuannya dalam menghafal Al-Qur’an, membawa dirinya menjadi seorang Tuan Guru yang mempunyai kharismatik tinggi dan berwibawa. Ia mempunyai jiwa kemanusiaan yang selalu diarahkan kepada perubahan sosial, khususnya perhatiannya dalam pendidikan Tahfizul Qur’an.
Dilihat dari riwayat pendidikan, TGH. Yusuf Abdussatar dari usia dini sudah menjadi santri di Lembaga Assulutiah bab Qismul Huffaz Mekah al-Mukarromah Saudi Arabia. Menurut catatan forum pendidikan Assulutiah, TGH. Yusuf Abdussatar pada tahun 1939 ialah putra pertama NTB yang menamatkan hafalan Al-Qur’an pada usia 15 tahun. Hal ini adlah prestasi yang sangat memuaskan, terutama bagi Lembaga Assulutiah (TGH. Khuailid Abdussatar, 25 Juli 2006).
Bagi masyarakat di Desa Kediri, kehadiran TGH. Yusuf Abdussatar dirasakan betul sebagai figur yang kharismatik, jujur dan mempunyai jasa besar dalam pengembangan dakwah Islam, khususnya pendidikan Tahfizul Qur’an. Beberapa Madrasah Tahfizul Qur;an yang tersebar di aneka macam kawasan di Pulau Lombok, ialah santri-santrinya.


Menilik tiruana hal di atas, maka penulis bermaksud untuk mengangkat materi penelitian perihal “Peranan TGH. Yusuf Abdussatar dalam Pendidikan Tahfizul Qur’an di Pondok Pesantren Yusuf Abdussatar Kediri Kecamatan Kediri Lombok Barat”.


Tag : Agama Islam
0 Komentar untuk "Peranan Tgh. Yusuf Abdussatar Dalam Pendidikan Tahfizul Qur’An Di Pondok Pesantren Yusuf Abdussatar Kediri Kecamatan Kediri Lombok Barat (Ai-39)"

Back To Top