Pengaruh Asset Growth, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Total Asset Turnover Dan Earning Per Share Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan (Ai-1)

loading...
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Setiap keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Risiko memiliki korelasi positif dan linier dengan return yang dibutuhkan dari suatu investasi sehingga semakin besar return yang dibutuhkan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh investor. Dalam melaksanakan keputusan investasi, khususnya pada sekuritas saham, return yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu dividen dan capital gain, sedangkan risiko investasi saham tercermin dari variabilitas pendapatan (return saham) yang diperoleh.


Analisis investasi membagi risiko total menjadi dua belahan yaitu risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko tidak sistematis yaitu risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor unik pada suatu sekuritas dan sanggup dihilangkan dengan melaksanakan diversifikasi. Sedangkan risiko sistematis yaitu risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang menghipnotis tiruana sekuritas sehingga tidak sanggup dihilangkan dengan melaksanakan diversifikasi. Ukuran besarnya risiko sistematis saham yaitu indeks beta yang menunjukkan sensitivitas tingkat pengembalian surat berharga saham terhadap tingkat pengembalian indeks pasar yang sudah diadaptasi dengan tingkat pengembalian bebas risiko. Beta sebagai pengukur risiko yang berasal dari korelasi antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar. Risiko ini berasal dari beberapa faktor mendasar perusahaan dan faktor karakteristik pasar ihwal saham perusahaan antara lain cyclicality, operating leverage dan financial leverage.
Barr Rosenberg dan Vinay Marathe dalam Frank J. Fabozzi menyebarkan model yang lebih ekstensif untuk memperkirakan risiko mendasar dari sekuritas tidak spesialuntuk memakai data harga namun juga data keuangan dan data berafiliasi dengan pasar lainnya. Produk dari mereka disebut beta fundamental. Prosedur memperkirakan beta mendasar dimulai dengan menjabarkan perusahaan dalam hal rasio-rasio yang merefleksikan kondisi dasar perusahaan. Baik data keuangan maupun data yang berafiliasi dengan pasar sanggup dipakai oleh analis untuk memperkirakan risiko sistematis sekuritas. Rasio-rasio baik data keuangan maupun data yang berafiliasi dengan pasar dalam penelitian ini mencakup asset growth, debt to equity ratio, return on equity, total asset turnover dan earning per share.

Asset growth memiliki efek terhadap beta saham. Beaver, Kettler dan Scholes menyatakan variabel asset growth berafiliasi positif dengan risiko sistematis dikarenakan perusahaan yang tumbuh membutuhkan lebih banyak modal. Kebutuhan modal yang lebih besar (tingkat pertumbuhan tinggi) mempersembahkan tekanan terhadap rasio pembayaran dividen. Pembayaran dividen yang kecil akan meningkatkan risiko sistematis.


Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara dukungan dengan modal sendiri. DER yang semakin besar akan mengakibatkan risiko financial perusahaan yang semakin tinggi. melaluiataubersamaini penerapan dukungan yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak bisa membayar pinjaman.
Return on equity yaitu menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Investor biasanya akan mempertimbangkan perusahaan yang bisa mempersembahkan bantuan ROE yang lebih besar. Semakin tinggi ROE maka semakin rendah nilai beta, sehingga ROE memiliki efek negatif terhadap beta saham.

Total asset turnover menunjukkan efektivitas penerapan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan membersihkan yang sanggup dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Semakin tinggi total asset turnover maka semakin rendah nilai beta.

Earning per share yaitu perbandingan antara keuntungan membersihkan sehabis pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi earning per share maka akan menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Laba tersedia bagi pemegang saham biasa juga akan meningkat. Dalam kondisi demikian perusahaan tidak akan kesusahan dalam meningkatkan modal, baik dengan cara menarikdanunik investor dari luar atau dengan meyakinkan pemegang saham untuk meningkatkan jumlah kepemilikannya. Hal ini mengindikasikan semakin rendah beta saham.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan di pasar modal Indonesia menunjukkan ketidakkonsistenan antara penelitian yang satu dan yang lainnya. Selain itu, penelitian-penelitian terlampau masih banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam bursa konvensional, sehingga peneliti tertarik untuk mereview pada perusahaan yang tergabung di bursa syariah ibarat Jakarta Islamic Index (JII) untuk menunjukan apakah penelitian yang dilakukan pada bursa syariah akan menghasilkan kesimpulan yang sama atau tidak dengan penelitian terlampau yang dilakukan di bursa konvensional, sehingga bermanfaa bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah.

melaluiataubersamaini demikian perlu diuji kembali untuk pasar modal syariah di Indonesia terkena efek asset growth, debt to equity ratio, return on equity, total asset turnover dan earning per share terhadap beta saham. Maka dalam penelitian ini akan dikaji bagaimana efek variabel-variabel tersebut terhadap beta, khususnya pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2005-2007. Oleh lantaran itu, judul yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: “Pengaruh Asset Growth, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Total Asset Turnover dan Earning Per Share terhadap Beta Saham pada Saham Perusahaan yang Termasuk dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) periode 2005-2007”

Pengaruh Asset Growth, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Total Asset Turnover Dan Earning Per Share Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan Yang Masuk Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) PERIODE 2005-2007 (AI-1)
0 Komentar untuk "Pengaruh Asset Growth, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Total Asset Turnover Dan Earning Per Share Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan (Ai-1)"

Back To Top