Prilaku Sifat Dan Mausuf Dalam Hubungan Sintaksis Bahasa Arab (Ai-59)

loading...
BAB I

PENDAHULUAN



Latar Belakang


Sebagai insan kita tidak akan pernah berhenti saling diberinteraksi dengan insan yang lainnya alasannya ialah antara insan yang satu dengan yang lainnya sangat saling membutuhkan dan sebagian cara diberinteraksi insan dengan insan yang lainnya ialah dengan cara komunikasi antara sesama, baik itu dengan bahasa mulut atau bahasa tulisan. Sebagai media komunikasi banyak sekali Bahasa mengalami kemajuan sejalan dengan perkembangan budaya-masing-masing termasuk Bahasa Arab. 

Bahkan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab sudah dijadikan Bahasa Internasional dan kedua bahasa ini dijadikan sebagai mata pelajaran yang penting di Lembaga Pendidikan yang berciri khas Agama Islam. Dalam mempelajari bahasa-bahasa tersebut para siswa tidak akan luput dari kesusahan-kesusahan, alasannya ialah bahasa-bahasa tersebut sangat variatif dan mempunyai aturan-aturan yang sangat banyak terutama Bahasa Arab. 


Bahasa Arab ialah bahasa yang mempunyai tingkat kemajuan yang sangat pesat, sehingga Bahasa Arab sangat potensial untuk dijadikan sebagai Bahasa Internasional, alasannya ialah Bahasa Arab dijadikan sebagai  pelajaran yang sangat fundamental di lembaga-lembaga pendidikan terutama Lembaga Pendidikan yang bernaung di bawah Depertemen Agama.


Mempelajari Bahasa Arab, tidak akan pernah tepat spesialuntuk dengan mempelajari Bahasa Arab itu sendiri, alasannya ialah siswa akan menemukan kesusahan-kesusahan yang dihadapi, sehingga memperlambat siswa dalam memahami Bahasa Arab tersebut. 

Membicarakan kesusahan-kesusahan yang dihadapi oleh para siswa dalam mempelajari Bahasa, terutama Bahasa Arab, maka kita akan membicarakan pelajaran-pelajaran yang sangat mendukung para siswa untuk lebih cepat memahami Bahasa Arab terutama pelajaran Nahwu, alasannya ialah dengan pelajaran Nahwulah para siswa dapat berbahasa Arab dengan baik dan benar, bahkan dalam sebuah syair Bahasa Arab sudah di sebutkan “ﻢﻬﻓﻴﻦﻠﻪﻧﻭﺩﻢﻼﻜﻠﺍﺬﺍ” (Muhammad, ibnu Aqil) yang artinya “Perkataan tanpa Ilmu Nahwu maka perkataan tersebut susah dipahami”. 

melaluiataubersamaini demikian pelajaran Nahwu ialah pelajaran dasar bagi para siswa untuk dapat berbahasa dengan baik dan benar. Tapi sering kita jumpai banyak para siswa yang mengeluh dengan pelajaran Nahwu, alasannya ialah siswa  sering salah dalam memakai atau  menerapkan kaidah atau aturan  yang ada dalam pelajaran Nahwu tersebut. Terutama terkena sifat dan mausuf (Na’at dan Man’ut) padahal Sifat dan Mausuf ialah kekerabatan sintaksis frasiologis yang tidak mencapai makna klausa yang banyak dipakai dalam berbahasa, baik bahasa mulut atau tulisan. Kemudian dalam penerapan kekerabatan sintaksis sifat dan mausuf sering kali terjadi kesalahan di kalangan pengguna Bahasa Arab, baik di Madrasah, Pondok pesantren, dan di Perguruan Tinggi khususnya di kalangan Mahasiswa STAIN sendiri.

melaluiataubersamaini adanya fenomena ibarat inilah yang menarikdanunik minat pengkaji untuk mengadakan kajian dengan judul “PRILAKU SIFAT DAN MAUSUF DALAM HUBUNGAN SINTAKSIS BAHASA ARAB “ . 



Judul : Prilaku Sifat Dan Mausuf Dalam Hubungan Sintaksis Bahasa Arab (AI-59))


Tag : Agama Islam
0 Komentar untuk "Prilaku Sifat Dan Mausuf Dalam Hubungan Sintaksis Bahasa Arab (Ai-59)"

Back To Top