loading...
Secara geografis Selat Makassar berbatasan dan berafiliasi dengan perairan Samudera Pasifik di cuilan utara melalui Laut Sulawesi dan di cuilan selatan dengan Laut Jawa dan Laut Flores, sedangkan cuilan barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan dan bagian timur dengan Pulau Sulawesi. Masuknya massa air yang berasal dari daratan Pulau Kalimantan dan Sulawesi, pertukaran massa air dengan Samudera Pasifik melalui Laut Sulawesi, Laut Flores dan Laut Jawa akan menghipnotis kandungan klorofil-a dan produktivitas primer di perairan Selat Makassar. Tinggi rendahnya produktivitas suatu perairan akan berafiliasi dengan daerah dimana massa air berasal (Afdal dan Riyono, 2004).
Selat Makassar ialah perairan yang relatif lebih rindang jikalau dibandingkan dengan perairan lainnya di Indonesia. Penyuburan perairan Selat Makassar terjadi sepanjang tahun baik pada animo barat maupun pada animo timur. Pada animo barat penyuburan terjadi lantaran adanya run off dari daratan Kalimantan maupun Sulawesi dalam jumlah besar jawaban curah hujan yang cukup tinggi, sedangkan pada mush timur terjadi penaikan massa air (upwelling) di beberapa lokasi di Selat Makassar jawaban adanya pertemuan massa air dari Samudera Pasifik dengan massa air Laut Jawa dan Laut Flores (Afdal dan Riyono, 2004).
Menurut Rizal (2009), Indonesia mempunyai perairan yang kompleks lantaran adanya munsoon dan topografi perairannya yang sangat beragam, hal ini memungkinkan adanya interaksi antara proses fisis bahari dan atmosfer yang menghipnotis sifat-sifat massa air perairan Indonesia dan iklim global.
Romimohtarto dan Thayib (1982) menyampaikan bahwa perairan nusantara dipengaruhi oleh angin monsoon yang akrab hubungannya dengan sistem tekanan tinggi dan tekanan rendah di atas benua Asia dan Australia. Bulan Desember – Februari umumnya dikenal sebagai monsoon Barat dengan angin yang bertiup dari Asia ke Australia. Kebalikannya terjadi pada bulan Juni – Agustus yang dikenal sebagai monsoon Timur. Pergantian sistem angin ini memdiberi imbas yang aktual pada perairan khususnya di lapisan permukaan. Sedangkan berdasarkan Nontji (2007) pada bulan Desember – Februari, arus Musim Barat mengalir menuju timur. Pada animo Pancaroba, April, arus ke timur ini mulai melemah bahkan mulai berbalik arah sampai di beberapa tempat terjadi pumasukan (eddies). Pada bulan Juni-Agustus barulah berkembang Arus Musim Timur dan arah arus sudah sepenuhnya berbalik arah menuju ke barat yang kesannya menuju ke Laut Cina Selatan. Pada animo Pancaroba kedua, sekitar Oktober, rujukan arus berubah lagi, arah arus sering tak menentu, arus ke barat mengendor dan arus ke timur mulai menyerbu.
Dinamika massa air yang terjadi di perairan Indonesia umumnya dipengaruhi oleh angin musim. Angin yang berhembus di perairan Indonesia terutama yakni angin animo yang dalam setahun terjadi dua kali pembalikan arah yang dikenal dengan angin animo Barat dan animo Timur (Nontji, 2007).
Istilah animo Barat dan animo Timur memang sangat popular dipakai meskipun seringkali disebutkan dengan nama lain sesuai dengan arah utama angin yang betiup di suatu daerah tertentu. Angin animo membawa imbas pula pada curah hujan. Untuk daerah-daerah disebelah Selatan garis khatulistiwa, pada umumnya animo Barat banyak membawa hujan sedangkan animo Timur sedikit membawa hujan.
(Sprintal dan Liu, 2005)
Salah satu faktor yang harus diketahui dalam memilih daerah penangkapan ikan yakni parameter oseanografi. Faktor-faktor oseanografi keterkaitannya dengan pendugaan daerah penangkapan ikan yang dilakukan diperairan selat Makassar sangat terbatas dilakukan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Arus bahari ialah salah satu parameter oseanografi yang banyak mendapat perhatian tidak spesialuntuk dalam problem kelautan saja tetapi juga mendapat perhatian yang besar dalam problem atmosfer khususnya yang berkaitan dengan cuaca dan iklim. Dalam problem kelautan arus bahari mempunyai peranan penting dalam sistem ekologi laut, memanfaatkan bahari sebagai masukana transportasi dan perjuangan penanggulangan pencemaran bahari (Martono, 2008).
Arus dipermukaan bahari terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Namun kenyataan tidaklah demikian sederhana. Karena di sarnping faktor angin, arus juga dipengaruhi oleh sedikitnya tiga faktor lain, yaitu bentuk dasar perairan, letak geografi dan tekanan udara. Akibatnya arus yang mengalir dipermukaan lautan ialah hasil kerja adonan faktor-faktor tersebut.
Pola angin yang sangat berperan yakni angin musim. Angin animo bertiup secara mantap kearah tertentu pada suatu periode sedangkan pada periode lainnya angin bertiup secara mantap pula dengan arah yang berlainan. Posisi Indonesia antara Benua Asia dan Australia membuat daerah ini paling ideal untuk berkembangnya angin animo ini.
Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global dan mempersembahkan dampak kepada kehidupan bahari sangat perlu diperhatikan khususnya dalam hal penanggulangan dampak yang didiberikan oleh keadaan tersebut. Hal ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan sangat merugikan bagi acara memanfaatkan sumberdaya perikanan. Perairan Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Bone ialah salah satu wilayah perairan yang perlu mendapat perhatian.
Pada umumnya daerah penangkapan ikan selalu berubah dan tidak pasti. Perubahan iklim ialah sesuatu yang susah untuk dihindari dan mempersembahkan dampak terhadap banyak sekali segi kehidupan. Dampak ekstrim dari perubahan iklim terutama yakni terjadinya kenaikan temperatur serta pergeseran musim. Kenaikan temperatur menjadikan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menjadikan terjadinya pemuaian massa air bahari dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini akan menghipnotis rujukan dan distribusi ikan di laut.
Penggunaan metode penginderaan jauh sangat memmenolong kelengkapan data dan ialah suatu pilihan penelitian yang harus dikaji lebih dalam. Teknik penginderaan jauh dengan menolongan satelit mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang luas dalam waktu yang sama sehingga kita sanggup melaksanakan pemantauan terhadap kondisi perairan secara periodik dengan selang waktu yang tetap. Data hasil penginderaan jauh dan data hasil pengamatan lapangan akan saling melengkapi dan ialah cara paling sempurna untuk melaksanakan pengamatan terhadap kondisi lingkungan suatu perairan secara konvensional.
Penginderaan jauh (inderaja) kelautan ketika ini sudah berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi inderaja itu sendiri. Pemanfaatan teknologi inderaja dalam memanfaatkan sumberdaya ikan sudah dilakukan di beberapa negara maju ibarat Jepang, Australia dan beberapa negara Eropa. Hal ini banyak memmenolong dalam banyak sekali penelitian untuk memahami dinamika lingkungan laut, termasuk memahami dinamika sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya.
Sesuai dengan fakta yang ada diatas, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang mengulas wacana imbas suhu dan klorofil-a terhadap perairan Selat Makassar. Penelitian lanjutan ini akan lebih mengulas wacana imbas kecepatan arus dan angin terhadap perairan selat Makassar selama periode tahun 2009. Adapun metode yang dipakai untuk mempersembahkan info tersebut yakni dengan melaksanakan pengolahan data melalui analisis modis dan data gambaran satelit. Hasil pengamatan satelit kemudian dipetakan dengan metode Sistem Informasi Geografis (SIG), sehingga membuat peta dinamika spasial dan temporal kecepatan arus dan kecepatan angin khusus di Selat Makassar.
Tag :
Perikanan
0 Komentar untuk "Variabilitas Spasial Dan Temporal Kecepatan Arus Dan Angin Serta Kaitannya Dengan Hasil Tangkapan Di Perairan Selat Makassar Memakai Data Tahun 2009 (Ikn-1)"