Analisi Marjin Pemasaran Gabah Di Kabupaten …(Prt-2)

loading...
BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1.            Latar Belakang
Indonesia ialah negara tropis yang kaya dengan aneka macam macam hasil bumi. Iklim di Indoesia memungkinkan tumbuhnya berguaka macam tanaman budidaya. Saat ini, Indonesia masih ialah negara agraris yaitu sektor pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini didukung oleh orientasi pembangunan pertanian yang berorientasi pada ketahanan pangan. Pembangunan pertanian juga diharapkan sanggup meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, memperluas lapangan kerja, meningkatkan devisa negara melalui ekspor produk pertanian.
Peningkatan produksi tanaman pangan, padi dan palawija tetap menerima prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian lantaran tugas komoditi ini sebagai sumber utama karbohidrat bagi sebagian besar penduduk. Sejalan dengan upaya peningkatan produksi juga dikaitkan dengan peningkatan dan pendapatan petani kecil yang ialah produsen utama tanaman pangan.
Peningkatan hasil atau produk pertanian akan bermanfaa jikalau disertai dengan sistem pemamasukan yang menunjang. Dewasa ini, perhatian pemerintah tidak spesialuntuk berserius pada peningkatan jumlah produksi  gabah atau beras saja tapi juga pada harga jualnya, ini sanggup dilihat adanya kebijaksanaan pemerintah yang menyangkut harga dasar dan harga atap gabah.

Padi yang diusahatanikan di tempat Bojonegoro ialah jenis padi yang ditanam pada ekspresi dominan hujan dimana mulai ditanam sekitar bulan Januari hingga April tergantung curah hujan. Ini dikarenakan kebanyakan lahan petani di tempat Bojonegoro ialah lahan tadah hujan. Lahan rakyat yang diusahakan sebagai pertanian keluarga dan ditanami aneka macam komoditan pertanian terutama padi/gabah sangat besar perananya bagi kehidupan di Desa Mojorejo Kecamatan Kedung Adem Kabupaten Bojonegoro.

Selama ini petani gabah spesialuntuk sanggup melaksanakan peningkatan produksi oleh alasannya ialah itu sistem pemamasukan yang sanggup menampung produksi dengan tingkat harga yang layak mutlak diperlukan. Pemamasukan boleh dikatakan ialah ujung tombak dari suatu perjuangan produksi atau ialah faktor yang memegang peranan penting dalam meningkatkan pendapatan petani. Usaha peningkatan produksi yang tidak disertai sestem pemamasukan yang baik akan mengakibatkan susahnya laju produk ketika pguan dan hal ini akan menurunkan minat petani utuk berproduksi.

Menurut Mubyarto (1991), pemamasukan atau tataniaga ialah proses penyampaian barang dari produsen ke konsumen melalui jalan masuk tertentu dan aktifitas yang sesuai dengan barang tersebut. Dalam rangkaian pemamasukan terdapat perbedaan harga yang dibayar konsumen tamat untuk suatu produk yang sama disebut dengan marjin pemamasukan.
            Faktor lain yang cukup besar pengaruhnya terhadap pemamasukan ialah forum pemamasukan. Sejauh mana forum pemamasukan terlibat dalam pemamasukan tergantung pada aktifitas forum tersebut. Didalam masyarakat khususnya pada tanaman padi, adanya jalan masuk pemamasukan yang pajang sering kali dikonotasikan dengan besarnya selisih harga jual yang diterima petani dan harga beli yang dibayar konsumen. Penafsiran demikian disebabkan oleh setiap forum pemamasukan yang terlibat menghendaki laba sebagai imbalan terhadap aktifitas yang dilakukan.
Daerah pusat padi di Indonesia menyerupai Jawa Timur khususnya Bojonegoro sering kali melibatkan sejumlah forum pamamasukan untuk memasarkan produknya. Jumlah forum pemamasukan yang terlibat dalam pemamasukan sangat memilih share harga yang diterima pertani, maupun yang dibayarkan konsumen.
Menurut Armand Sudiyono (2002), panjangnya jalan masuk pemamasukan dan jauhnya jarak antara produsen dengan konsumen memungkinkan timbulnya resiko yang harus ditangani. Hal ini mengakibatkan biaya pemamasukan yang dikeluarkan oleh forum terkait semakin besar. Alternatif yang sanggup dilakukan ialah menekan biaya atau memperkecil perbedaan harga jual produsen dan harga beli konsumen.
Pada pemamasukan gabah di tempat Bojonegoro ini terdapat beberapa forum pemamasukan yang menjadi penyalur dari produsen ke konsumen dengan aneka macam fungsi pemamasukan. Panjang pendeknya rantai pemamasukan gabah di Desa Mojorejo, Kecamatan Kedung Adem, Kabupatan Bojonegoro ini menjadikan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen. Umumnya, petani memakai jasa tengkulak sebagi penghubung. Hal ini sudah menempel didalam pemamasukan gabah di tempat tersebut. disamping itu, sejumlah forum pemamasukan juga ikut terlibat dengan melaksanakan aktifitas yang bekerjasama dengan pemamasukan dengan mengeluarkan biaya trasportasi, sortasi, pengemasan dan lainya sehingga pekerjaan petani lebih ringkas.
Beras ialah komodoti yang sangat khusus di Indonesia. Kekurangan persediaan beras akan menjadikan masala sosial, politik dan keamanan. Oleh alasannya ialah itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menyangkut harga dasar dan harga atap beras yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 45.

Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Analisi Marjin Pemasaran Gabah Di Kabupaten …(Prt-2)"

Back To Top