loading...
PT. Freeport yakni perusahaan tambang tertua di Indonesia. PT. Freeport Indonesia yakni perusahaan pertambangan yang secara umum dikuasai sahamnya dimiliki Freeport McMoRan Copper & Gold Inc. perusahaan ini disebut-sebut sebagai pembayar pajak terbesar kepada Indonesia dan ialah salah satu perusahaan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang Grasberg. Freeport sudah melaksanakan eskplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing tambang Erstberg dan Grasberg (sejak 1988) di daerah Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Akhir-akhir ini perdebatan Freeport Indonesia gencar terjadi, salah satu penyebabnya yakni agresi mogok kerja karyawan PT. Freeport Indonesia di Papua. Terhitung semenjak Kamis (15/9/2011) dini hari, sekitar 8000 pekerja non-staf di cuilan produksi, distribusi dan pertambangan di Grasberg akan melaksanakan agresi tersebut (dikutip dari kompas.com).
Para pekerja Freeport McMoRan Copper & Gold Inc (FCX) di pertambangan Grasberg berencana melaksanakan mogok kerja selama satu bulan. Permasalahan utama pemogokan kerja yakni pemenuhan kesejahteraan para buruh dengan mengubah Perjanjian Kerja Bersama yang di dalamnya termasuk kasus bagaimana meningkatkan upah bagi para pekerja di PT. Freeport yang dianggap tidak sesuai.
Padahal faktanya, PT Freeport Indonesia yang doloenya perusahaan tambang kecil, kini berhasil mengantongi perolehan membersihkan 60 juta AS dari tembaga, di luar hasil emas dan perak. Laba yang besar itu juga belum termasuk inovasi lokasi tambang gres pada 1988 di Pepegununganan Grasberg yang mempunyai timbunan emas, perak, dan tembaga senilai 60 juta miliar dolar AS. Bahkan, dalam kurun 1992 hingga 2002, Freeport berhasil melambungkan produksinya hingga 5,5 juta ton tembaga, 828 ton perak dan 533 ton emas. Pada 1998, perusahaan ini bahkan berhasil menghasilkan agregat penjualan sebesar 1,71 miliar pon tembaga dan 2,77 juta ons emas. ( Majalah Tambang On Line 2009. Edisi II).
Bisa dibayangkan, dengan penghasilan itu, Freeport berhasil meraup laba triliunan rupiah sepanjang tahun. Ironisnya, dengan kekayaan sebesar itu, kesejahteraan masyarakat Papua hingga kini belum ada peningkatan yang signifikan.
Selain kisruh demonstrasi karyawan, Perusahaan asal Paman Sam itu juga dilanda kasus masalah penembakan yang terjadi di wilayah tambang tersebut. Sebanyak 40 kasus penembakan oleh orang tak dikenal atau kelompok orang bersenjata terjadi di area Freeport dalam kurun waktu Oktober 2009 hingga Oktober 2011. Dalam kasus sebanyak itu, tidak ada satupun tersangka yang ditangkap kemudian diadili (dikutip dari kompas.com).
Sementara itu, Anggota Komisi IX dewan perwakilan rakyat Gandung Pardiman menduga bahwa pegawanegeri ikut bermain, menurut fakta-fakta yang ada terlihat dengan terang titik lokasi dan waktu penembakan diketahui pada wilayah yang sama. Gandung menyampaikan pegawanegeri ikut bermain di Papua ini, alasannya yakni mengapa pegawanegeri tidak pernah sanggup menangkapnya (dikutip dari matguaws.com).
Banyak sekali hal yang sudah di lakukan oleh Freeport dalam rangka mempertahankan kekuasaannya di tanah Papua milik Indonesia. Keberadaan Freeport tentunya banyak mengakibatkan polemik. Freeport terlihat mempersembahkan laba spesialuntuk pada tingkatan pemerintah atas, tetapi masyarakat di bawah atau khususnya rakyat papua tidak sama sekali menerima keuntungan. Rakyat Papua mencari sisa-sisa serpihan emas dari akses pemmembuangan PT. Freeport tetapi tetap pihak Freeport tidak menyukai dan banyak melaksanakan tindakan represif. Betapa tragisnya, dikala rakyat Indonesia di tanahnya sendiri ingin mempunyai sumber daya miliknya tetapi di hadang oleh pihak aneh yang spesialuntuk mencari keuntungan.
Selain itu dongeng rusaknya lingkungan jawaban ulah Freeport, sesungguhnya tak kalah dahsyat dengan ketidakadilan sumbangan laba perusahaan itu dengan pihak Indonesia. Bahkan, forum penjamin resiko politik milik pemerintah Amerika Serikat, Overseas Private Investement Corporation (OPIC) pernah menghentikan asuransi pada Freeport untuk enam bulan, alasannya yakni alasan perusakan lingkungan. OPIC menyatakan bahwa Freeport mencemari sungai melalui pemmembuangan limbah, juga merusak ekosistem yang ada disekitarnya.
Penambangan Freeport sudah menghasilkan galian berupa potential acid drainase (air asam tambang) dan limbah tailling (butiran pasir alami hasil pengolahan konsentrat). Setiap hari Freeport memproduksi tidak kurang dari 250.000 metrik ton materi tambang. Material materi yang diambil spesialuntuk 3 persen. INI yang diolah menjadi konsentrat kemudian diangkut ke luar negeri melalui pipa yang dipasang ke kapal pengangkut di Laut Arafuru. Sisanya, sebanyak 97 persen berbentuk tailing. Alhasil, acara ini mengakibatkan fenetasi hutan daratan rendah menyerupai Dusun Sagu masyarakat Kamoro di Koprapoka, dan beberapa dataran rendah di wilayah Timika menjadi hancur. Freeport perusak lingkungan alam Papua terbesar. Limbah merkuri menggenangi sungai dan merusak ekosistem sekitar.
Berkaitan dengan insiden ini, pemdiberitaan media massa, baik media cetak maupun media elektronik juga berperan aktif dalam memberikan perkembangan dari insiden tersebut. Penggunaan media massa untuk penyampaian pesan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komunikasi yang ada, sehingga timbul komunikasi melalui media massa.
Komunikasi massa yakni komunikasi yang sangat mengandalkan pada ketepatan jumlah pesan yang disampaikan dalam waktu yang singkat. Pada masa kini ini, komunikasi massa mempersembahkan informasi, gagasan dan perilaku pada khalayak yang bermacam-macam dan besar jumlahnya dengan memakai media. Dari definisi tersebut sanggup diketahui bahwa “komunikasi massa itu harus memakai media massa” (Ardianto & Erdinaya, 2005:3).
Media massa yakni media yang dipakai sebagai masukana komunikasi yang melibatkan akseptor pesan yang tersebar di mana-mana tanpa diketahui keberadaannya. Media massa yakni alat yang dipakai dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan memakai alat-alat komunikasi mekanis, menyerupai surat kabar, film, radio dan televisi. Media massa mempunyai beberapa peranan penting yang dimainkan dalam masyarakat.
Salah satu jenis media massa yang sifatnya statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yakni media cetak, Media cetak terdiri dari dua macam yaitu surat kabar dan majalah. Surat kabar dinilai lebih up to date dalam menyajikan diberita yang akan disampaikan kepada khalayak jikalau dibandingkan dengan majalah. Surat kabar yakni penerbitan yang berupa lembaran-lembaran yang meliputi diberita-diberita, karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap dan periodik serta dijual untuk umum.
Media ini mempunyai beberapa kelebihan dibanding yang lain yaitu sanggup dibaca berulang kali dan menjangkau khalayak luas alasannya yakni harganya yang relatif murah. Diantara sekian banyak Koran lokal yang ada di Makassar yang rutin mengikuti perkembangan dan intens memdiberitakan kepada khalayak yakni koran Kompas Makassar. Kompas yakni surat kabar berskala nasional terbesar dan mempunyai beberapa biro, salah satunya di Makassar. Kompas ialah media yang kritis dan obyektif dalam memdiberitakan suatu peristiwa, termasuk dalam memdiberitakan perdebatan Freeport yang cukup banyak menyita perhatian publik.
Media berperan mendefinisikan bagaimana realitas seharusnya dipahami dan dijelaskan secara tertentu kepada khalayak. Berita yakni produk dari profesionalisme yang memilih bagaimana insiden setiap hari dibuat dan dikonstruksi (Eriyanto, 2009: 80). Dalam pemdiberitaan Freeport tersebut tentu ada proses dimana media mengkonstruksi realitas yang ada. Salah satu metode untuk mengetahui proses konstruksi yakni analisis framing. Akhir-akhir ini, konsep framing sudah dipakai secara luas dalam literature ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media (Sobur, 2009: 162). Framing memdiberi tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan cuilan mana yang ditonjolkan atau dianggap penting semoga informasi sanggup terlihat lebih jelas, lebih bermakna, atau lebih simpel diingat, untuk menuntun interpretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya.
Berdasarkan aspek – aspek tersebut penulis mencoba untuk melaksanakan penelitian ke dalam bentuk skripsi dengan judul :
“Analisis Framing Berita Headline Freeport di Harian Kompas”
Tag :
Komunikasi
0 Komentar untuk "Analisis Framing Informasi Headline Freeport Di Harian Kompas (Km-11)"