Analisis Pemasaran Blimbing Karangsari Kecamatan … Kota …(Prt-59)

loading...
BAB  I 
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang.
Proses dinamika ekonomi global maupun domistik menuntut adanya banyak sekali tindakan di banyak sekali aspek termasuk didalamnya taktik pembangunan pertanian dari yang tiruanla menitik beratkan pada aksentuasi produksi, namun didalam perkembangannya diharuskan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan menuju ke orientasi pasar dengan pendekatan agribisnis dan teknologi ( Syarifudin, B. 1995 ).
Pengembangan sistem agribisnis dimaksudkan untuk membuat lapamgan kerja dan berusaha, serta meningkatkan nilai tambah dari produk – produk pertanian sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui kerjasama kemitraan antara pelaku bisnis pada banyak sekali ragam atau cabang perjuangan ( Syarifudin Bahrsyah, 1995 ). 
Fakta menawarkan bahwa  sektor pertanian ialah salah satu sektor yang kondusif terhadap guncangan krisis ekonomi, untuk mempertahankan kondisi tersebut maka Pemerintah konsisten dengan kebijakan yang mempertahankan pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis sebagai upaya pengembangan yang cukup realistis dan fakta. Dalam krisis ekonomi yang terjadi semenjak tahun 1997, sektor pertanian yang mempunyai local content relatif lebih tinggi dibandingkan dengan komoditi manufaktur non pertanian, sehingga sektor pertanian kembali dijadikan katup penyelamat pembangunan ekonomi.
Dalam tahun 2001 Departemen Pertanian sedang mempromosikan Pembangunan sistem dan perjuangan agribisnis yang mempunyai komitmen  berdaya saing, berkerakyatan,   berkelanjutan dan terdesentralistis. Skala perjuangan agribisnis sanggup berguaka ragam, usahatani keluarga, perjuangan kelompok, perjuangan kecil, perjuangan koperasi dan perjuangan korporasi. Dari satu sisi memang perlu dipahami bahwa perdagangan buah-buahan sudah menjadi perjuangan niaga antar negara hampir tanpa batas.

Dari data statistik menawarkan impor buah-buahan Indonesia setiap tahun dari banyak sekali negara ialah sekitar 150.000 ton. Memang peroduksi buah-buahan kita masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negri.Disamping kemampuan produksi buah dalam negri masih rendah juga kemampuan daya beli masyarakat masih lemah, sebab lantaran buah-buahan dianggap sebagai bukan menjadi barang kebutuhan pangan pokok sehari-hari.
Belimbing bagus ( Averrhoa carambola L.) ialah salah satu buah tropis nusantara yang ketika ini semakin mendapat perhatian luas baik dari petani maupun pemerhati komoditas hotikultura di Indonesia. Pad tahun 2001, produksi belimbing nasional sudah mencapai 53.157 ton.sebagian besar diantaranya masih dihasilkan di Jawa dengan produksi mencapai 39.948 ton atau lebih dari 75 %.Seperti tumbuhan hortikultura lainnya perjuangan budidaya  belimbing ini khususnya belimbing bagus ini relatif tidak tidak terlalu rumit dan membutuhnkan persyaratan agronomis yang khusus ( Direktorat Tanaman Buah Dirjen Bina Produksi Tanaman Hortikultura,  2003 ).
Beberapa jenis belimbing bagus unggul yang sudah dilepas Departemen Pertanian sebagai varietas unggul Nasional. Diantaranya Varietas Demak, Varietas Demak Kapur, Varietas Dewi Murni, Varietas Dewa Baru, Varietas Si Manis dan Varietas Karangsari ( Tahun 2003 ).
Secara geografis tumbuhan belimbing Karangsari ini sangat cocok dibudidayakan pada ketinggian 0 – 500 m dpl.,suhu optimum yang baik bagi pertumbuhan belimbing bagus Karangsari berkisar antara 20 – 30 C. Lama penyinaran matahari minimum 7 jam per hari denngan intensitas berkisar 45 – 50 %, curah hujan ideal yang dibutuhkan berkisar antara 2000 – 2500 mm/tahun.dengan komposisi bulan berair dan kering yang dibutuhkan tumbuhan ini ialah 5 – 7 bulan berair dan 4 – 6 bulan kering.
Populasi belimbing Karangsari diperkirakan 28.000 pohon dan 90 % dari populasi tersebut berada di kelurahan Karangsari Blitar. Tanaman yang sudah berproduksi berkisar 80 %. Belimbing Karangsari ini mempunyai beberapa keunggulan terutama pada penampilan buahnya sangat menarikdanunik berwarna kuning orange jika masak optimal, ukuran buahnya berkisar 350 – 450 gr per buah, rasa buah manis, kandungan air tinggi, daya tahan antara 7 hari, bisa berbunga dan berbuah sedpanjang tahun dan pguan sanggup dilakukan 3 – 4 kali dalam setahun, produktivitas 25 – 35 kg/pohon/pguan dengan umur tumbuhan 5 tahun. ( BPTP, 2003 )   
Belimbing bagus Karangsari ialah salah satu produk unggulan sektor pertanian Kota Blitar sehingga belimbing ini menjadi salah satu potensi ekonomi lokal yang sanggup dibutuhkan meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Blitar. Untuk menyebarkan potensi belimbing Karangsari yang sudah ada ini menjadi salah satu produk unggulan dan dimungkinkan juga menjadi agrowisata belimbing di Kota Blitar , maka perlu dikaji permasalahan dan ditemukenali kekuatan ( potensi ) yang dimiliki.( CDS,  Kota Blitar , 2003 ).
Yang perlu mendapat perhatian bukan spesialuntuk volume produksi , tetapi juga mutu produk dan nilai jual antara produsen dengan konsumen jauh tidak sama dengan harga jual forum pemamasukan dengan produsen.. Konsumsi buah-buahan tidak sama dengan konsumsi beras atau makanan pokok lainnya. Masyarakat memerlukan ada keragaman jenis buah . Buah yang dikonsumsi sebagai sumber vitamin, mineral, serat, zat berkasiat dan sebagai kesenangan., maka buah harus tersedia dalam keragaman dan mutu yang tinggi.
Beberapa tahun terakhir ini produksi buah-buahan Indonesia sudah mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada masa kriseis, yang bersamaan dengan anomali iklim, produksi buah-buahan mengalami penurunan yang cukup tajam. Produksi buah menurun dari 10,92 juta ton pada tahun 1995 menjadi 8,16 juta ton pada tahun 1997, tetapi meningkat lagi dengan tajam menjadi 12,45 juta ton di tahun 2003. Peningkatan produksi buah ini akhir dari peningkatan luasa areal pertanaman. Luas pguan buah meningkat dari 673.204 ha pada tahun 1995 menjadi 826.106 ha. pada tahun 2003.
Peningkatan produksi saja nampaknya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sebab konsumen mulai menghendaki buah yang berkarakter tinggi, tidak sekedar ada buah dalam volume yang mencukupi. Ini bisa dilihat dari semakin meningkatnya impor buah. Buah-buahan Indonesia yang diproduksi tanpa penerapan tehnologi maju akan menjadikan mutu buah yang dihasilkan akan tidak sesuai dengan yang disyaratkan oleh pasar dan kalah bersaing dengan buah impor. Karena itu kata kunci keberhasilan Indonesia dalam persaingan global ialah penerapan tehnologi maju yang ramah lingkungan untuk menghasilkan produk berkarakter dan kondusif dikonsumsi.
Sebagian dari buah-buahan tropika nusantara bisa memenuhi kriteria mutu, namun buah-buahan yang berkarakter tinggi spesialuntuk diperoleh dengan melaksanakan seleksi ketat terhadap buah-buahan yang ada. Buah-buahan ini tidak diproduksi secara sadar untuk menghasilkan buah berkarakter. Makara dengan demikian buah yang berkarakter baik tersebut tidak direncanakan untuk diproduksi dengan kualitas ibarat itu. Tidak ada perencanaan jaminan mutu untuk menghasilkan buah dengan mutu tertentu, tiruana diperoleh dengan cara kebetulan dan dipilih.
Dalam agribisnis hal ibarat ini tidak menguntungkan sebab berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Tanaman Buah Direktur Jendral Bina Produksi Hortikultura mutu buah –buahan tropika di beberapa kota di Indonesia  ibarat Jakarta, Surabaya, Makasar, Bogor dan Bandar Lampung ditemukan beberapa problem mutu dari buah-buahan tersebut.   
Seiring dengan  otonomi tempat tugas serta Pemda dalam hal ini  ialah pelaksanaan kegiatan dan aktivitas sesuai dengan kebutuhan petani, sejalan dengan Pamuji ( 1980 ) yang menegaskan bahwa Pemda tidak akan sanggup melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa adanya kontribusi biaya yang cukup untuk mempersembahkan pelayanan dan pembangunan didaerahnya. 

Judul : Analisis Pemamasukan Blimbing Karangsari Kecamatan … Kota …(PRT-59))


Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Analisis Pemasaran Blimbing Karangsari Kecamatan … Kota …(Prt-59)"

Back To Top