loading...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pondok Pesantren ialah forum yang cukup efektif dalam membina adab dan kesalihan anak setelah keluarga. Peran Pondok Pesantren dalam prinsipnya ialah membina jasmani dan rohani anak penerima didik. Pandangan ini sangat tidak sama dengan pandangan pendidikan barat yang sangat menekan kepada unsur jasmani manusia, dalam membentuk potensi yang ada di dalam diri anak didik. Pondok Pesantren idealnya memperjuangkan dalam operasionalnya pembentukan anak asuh yang mempunyai paham keagamaan beraqidah Islam yang kuat, mempunyai niat lapang dada mempunyai keberanian, mempunyai etos keilmuan, keterampilan dan adab yang mulia.
Di samping itu, Pondok Pesantren juga dipercaya oleh masyarakat menjadi penjaga maslahat umat. Tak spesialuntuk itu, sejarah pertama yang ditorehkan oleh para Ulama (sebagai perintis Pondok Pesantren) terlampau rupanya sudah mengakar berpengaruh pada alam pikir masyarakat secara turun temurun.
Secara turun temurun rasa kepercayaan itu semakin dikuatkan oleh Ulama-ulama sesudahnya yang tidak sedikit mempersembahkan bukti wacana kepiawaian yang mereka miliki. Sedikitnya catatan sejarah yang menemukan adanya Ulama yang menghianati amanat masyarakat ialah unsur lain yang menguatkan kepercayaan mereka tersebut. Ditambah dengan penpenghasilanan-penpenghasilanan yang didiberikan Ulama, dimana aneka macam anjuran wacana pentingnya kepatuhan terhadap Ulama semakin membengkakkan rasa percaya umat pada ulama.
Dalam kacamata sosiologi, kepercayaan serta kepatuhan masyarakat yang didiberikan kepada Ulama, rupanya jauh berada di atas kepatuhan yang didiberikan kepada pejabat-pejabat formal (Haedari, 2004: 20).
Bertitik tolak dari Ulama/Kyai/Tuan guru (dalam Bahasa Sasak) selaku pimpinan pondok pesantren, maka kepemimpinannya ialah inti management, alasannya Ulama ialah daya pencetus dari sumber-sumber dan alat-alat yang tersedia. Dalam perjuangan pencapaiannya dibutuhkan tehnik yang baik. Untuk itu seorang pemimpin tentulah mempunyai sifat-sifat atau ciri- yang harus dimiliki.
Kemampuan sebagai pemimpin, Ulama akan ikut memilih keberhasilan fungsinya sebagai top figur, tentunya Ulama harus sanggup menjadi pemimpin yang dihormati, sanggup mengemban amanah dan dituruti, ia memerlukan keterampilan memimpin, mempunyai keramahan dan perilaku berteman dekat.
Pemimpin pesantren yang mempunyai kepemimpinan yang relevan dengan kebutuhan kini dan masa depan harus pula bisa memahami akan kebutuhan integrasi pesantren ke dalam pendidikan nasional. Bagaimanapun juga harus diakui bahwa pemimpin pesantren sebagai pendidik yang hidup di tengah-tengah dan menjadi bab dari masyarakat bangsa kita yang mempunyai banyak tantangan dan kemajuan dalam segala bidang maka jikalau banyak tantangan pemimpin sendiri tidak memikirkan langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika pesantren/pendidiknya, tentu masyarakat tidak akan mau lagi melihat pesantren, tetapi bila kepemimpinannya bisa memahami perkembangan ilmu dan teknologi serta diterapkan di pondok pesantren dengan tidak melupakan sistem lama, maka aneka macam persoalan yang sanggup digarap oleh kepemimpinan pesantren yang dinamis dan mempunyai pandangan yang luas.
Dari paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian wacana “Fungsi Pimpinan Pondok Pesantren dalam Rangka Meningkatkan Dinamika Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Padak Lembar”.
Tag :
Agama Islam
0 Komentar untuk "Fungsi Pimpinan Pondok Pesantren Dalam Rangka Meningkatkan Dinamika Pendidikan Di Pondok Pesantren Nurul Pesan Tersirat Padak Lembar (Ai-42)"