Pembinaan Kehidupan Beragama Dalam Mengatasi Kenakalan Bakir Balig Cukup Akal Di Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar Lombok Barat (Ai-50)

loading...

BAB I

PENDAHULUAN 

 

A.               Latar Belakang

Perubahan dan pembaharuan teladan kehidupan yang sedang berlangsung di sekitar diri kita secara terus menerus tentu saja akan membawa akibat-akibat sosial tertentu, antara lain timbulnya rangsangan-rangsangan tehadap tata nilai yang menopang kehidupan budaya masyarakat.

Tata nilai yang di anut ialah ialah kebutuhan dan juga ialah kebenaran. Memang tata nilai yang salah, di samping tidak di hendaki tetapi juga berbahaya. Namun suatu kenyataan ialah bahwa kelompok yang paling peka di dalam masyarakat terhadap rangsangan-rangsangan tersebut ialah remaja.

Agaknya membina kehidupan dewasa dengan memdiberi napas keagamaan ialah suatu cara dalam rangka acara sosial, yang tidak sanggup terlepas dari proses perubahan masyarakat yang sedang berlangsung. Oleh akhirnya pelatihan kehidupan dewasa yang paling sempurna untuk ketika ini ialah dengan cara mempelajari dan memahami proses perubahan masyarakat dan selanjutnya mengusahakan menemukan pendekatan-pendekatan yang sempurna menurut pelajaran dan pemahaman tersebut.

Sebagai suatu kenyataan pada akhir-akhir ini, nampak bahwa perkembangan teknologi sangat pesat, hampir tidak sanggup diikuti. Prinsip keterbukaan pada masa ini sudah membawa masyarakat beserta seluruh sektor kehidupan berkenalan dan terpaut oleh perkembangan teknologi dengan ciri umumnya industrialisasi.

Walaupun sektor pertanian masih ialah sentral daripada pembangunan, namun industrialisasi sebagai sektor penunjang mendapat perhatian yang sangat besar.
Proses perubahan masyarakat ini mustahil terhenti dan di hentikan, serasa proses ini merangsang perubahan pandangan-pandangan masyarakat terutama remaja. Pandangan dan perilaku dewasa terhadap persoalan-persoalan dan nilai-nilai sangat penting untuk di perhatikan perkembangannya, supaya kita tidak terpukau oleh pernyataan dan kenyataan umum wacana kasus-kasus tertentu saja.

 Perhatian dan pengamatan terhadap dewasa ialah menjadi penting, bukan alasannya ialah saja secara kwantitatif, mereka ialah ialah kelompok terbesar dalam masyarakat, tetapi juga peranan yng mereka mainkan menjadikan kedudukannya menjadi penting.
Peranan ini ialah kelaziman bagi mereka, alasannya ialah mereka yang berusia muda pada umumnya secara kwalitatif sedang menempuh pelajaran atau pernah merasakan dunia pendidikan, dan secara psikologis sering dikatakan sedang menggalaki masa peralihan, baik dari sudut biologis maupun dari sudut sosiologis.

Masa peralihan menyerupai ini, dalam masyarakat tradisional diaktualkan dalam bentuk ritus, peralihan dewasa mendapat alokasi tugas yang tertentu. Alokasi dan citra wacana tugas yang seharusnya terpelihara oleh nilai-nilai serta norma-norma hidup pada ketika itu juga hasrat untuk mencari dan menuntut terhadap identitas tersebut besar sekali, tetapi di balik itu juga mereka belum sepenuhnya bebas rangsangan-rangsangan tersebut, menyerupai pengalaman-pengalaman dan penghayatan-penghayatan.

Dapatlah dibayangkan bahwa rangsangan-rangsangan, sebagai akhir perkembangan dan perubahan masyarakat jikalau tidak dijaga akan sanggup merusak struktur sosial dan alam anggapan yang mendasarinya.

Kendati yang demikian ini di tujukan kepada kelompok remaja, baik beliau sebagai pelajar maupun sebagai pemuda, walau ada hubungan dengan kehidupan masyarakat luas, namun kita harus mengajak tiruana “potensi” pembimbing “agama” untuk memikirkan alternatif-alternatif wacana penghayatan dan penerangan keagamaan secara positif dan rutin. Otoritas-otoritas lingkungan, maka menyerupai ini sangat peka terhadap faktor penghayatan dan perkembangan keagamaan yang banyak didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada dalam masyarakat, hal ini akan mempersembahkan pengalaman secara individual yang bersifat guaka ragam.

Kesan-kesan keagamaan akan selalu menghadapi pikiran-pikiran kritis terhadap masalah agama. Suatu pertanyaan bagi kita bagaimana pengalaman keagamaan, ini sanggup menjadi pusat pengayoman dan penyegar hasrat manusiawi yang pantastis dan ambisius.

Segala kebadungan yang terjadi pada remaja, gotong royong bersangkut paut dengan usia yang mereka lalui, dan tidak sanggup di lepaskan dari imbas lingkungan dimana mereka hidup. Dalam hal ini suatu faktor penting yang memegang peranan yang memilih dalam kehidupan dewasa ialah agama, tapi akung sekali, dunia modern kurang menyadari bertapa penting dan hebatnya imbas agama dalam kehidupan manusia, terutama pada orang-orang yang sedang mengalami kegoncangan jiwa dimana umur dewasa populer dengan umur goncang, alasannya ialah pertumbuhan yang di laluinya dari segala bidang dan segi kehidupan.

Menyadari bertapa penting dan hebatnya imbas agama dalam kehidupan manusia, khususya bagi dewasa yang populer dengan umur goncang, maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan suatu penelitian dengan judul “Pembinaan Kehidupan Beragama dalam Mengatasi Kebadungan Remaja di Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar Lombok Barat”.


Tag : Agama Islam
0 Komentar untuk "Pembinaan Kehidupan Beragama Dalam Mengatasi Kenakalan Bakir Balig Cukup Akal Di Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar Lombok Barat (Ai-50)"

Back To Top