Pendugaan Hubungan Antara Kurang Gizi Pada Balita Dengan Kurang Energi Protein Ringan Dan Sedang Di Wilayah Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang Tahun 2005 (Pol-15)

loading...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul
Salah satu problem pokok kesehatan di negara sedang berkembang ialah problem gangguan terhadap kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh belum sempurnanya gizi. Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh problem Kurang Energi Protein (KEP), Anemia zat Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Kurang Vitamin A (KVA). Penyakit belum sempurnanya gizi banyak dijumpai pada masyarakat golongan rentan, yaitu golongan yang simpel sekali menderita jawaban kurang gizi dan juga belum sempurnanya zat masakan (Syahmien Moehji, 2003:7). Kebutuhan setiap orang akan masakan tidak sama, lantaran kebutuhan akan banyak sekali zat gizi juga tidak sama. Umur, Jenis kelabuin, macam pekerjaan dan faktor-faktor lain memilih kebutuhan masing-masing orang akan zat gizi. Anak balita (bawah lima tahun) ialah kelompok yang mengatakan pertumbuhan tubuh yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru ialah kelompok umur yang paling sering dan sangat rawan menderita jawaban belum sempurnanya gizi yaitu KEP.
KEP ialah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi zat energi dan zat protein dalam masakan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan atau gangguan penyakit tertentu. Orang yang mengidap tanda-tanda klinis KEP enteng dan sedang pada investigasi anak spesialuntuk nampak kurus lantaran ukuran berat tubuh anak tidak sesuai dengan berat tubuh anak yang sehat. Anak dikatakan KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks berat tubuh berdasarkan umur (BB/U) baku WHO-NCHS,1983. KEP enteng apabila BB/U 70% hingga 79,9% dan KEP sedang apabila BB/U 60% hingga 69,9%, % Baku WHO-NCHS tahun 1983 (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:18,131).

Kekurangan gizi ialah salah satu penyebab tingginya kematian pada bayi dan anak. Apabila anak belum sempurnanya gizi dalam hal zat karbohidrat (zat tenaga) dan protein (zat pembangun) akan berakibat anak menderita belum sempurnanya gizi yang disebut KEP tingkat enteng dan sedang, apabila hal ini berlanjut usang maka akan berakibat terganggunya pertumbuhan, terganggunya perkembangan mental, mengakibatkan terganggunya sistem pertahanan tubuh, hingga menimbulkan penderita KEP tingkat berat sehingga sangat simpel terjangkit penyakit dan sanggup berakibat kematian (Solihin Pudjiadi, 2003:124).

Di Indonesia angka tragedi KEP berkisar 10 % dari 4.723.611 balita berdasarkan laporan Depkes RI tahun 2003, di Jawa Tengah sendiri angka penderita KEP yang ada yaitu sebesar 12,75 % dari 336.111 balita yang diukur berdasarkan Dinkes Prop Jateng tahun 2004, di kota Semarang angka KEP yaitu 11,55 % dari 6.671 balita berdasarkan laporan DKK Semarang tahun 2004, di Puskesmas Sekaran yang membawahi 5 kelurahan yaitu kelurahan Ngijo, kelurahan Patemon, kelurahan Kalisegoro, kelurahan Sekaran dan Kelurahan Sukorejo angka kasus KEP yang ada yaitu 9,82 % dari 576 balita berdasarkan laporan Puskesmas Sekaran tahun 2005. Oleh lantaran itu, usaha-usaha perbaikan gizi masyarakat di negara ini harus diprioritaskan guna mengurangi angka penderita yang ada dan untuk dijadikan potongan dari jadwal pembangunan nasional.

Faktor penyebab eksklusif terjadinya belum sempurnanya gizi ialah ketidakseimbangan gizi dalam masakan yang dikonsumsi dan terjangkitnya penyakit infeksi. Penyebab tidak eksklusif ialah ketahanan pangan di keluarga, teladan pengasuhan anak dan pelayanan kesehatan. Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga serta tingkat pendapatan keluarga (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:13). Faktor ibu memegang peranan penting dalam menyediakan dan menyajikan masakan yang bergizi dalam keluarga, sehingga kuat terhadap status gizi anak (Soekirman, 2000:26).

Dari alasan tersebut di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kurang gizi pada balita dengan KEP enteng dan sedang di wilayah Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang.


0 Komentar untuk "Pendugaan Hubungan Antara Kurang Gizi Pada Balita Dengan Kurang Energi Protein Ringan Dan Sedang Di Wilayah Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang Tahun 2005 (Pol-15)"

Back To Top