Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran,Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Hadji Kalla (Ak-54)

loading...
Persaingan di dunia perjuangan yang semakin ketat sampaumur ini menuntut perusahaan untuk sanggup beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Agar sanggup menjalankan atau mengoperasikan suatu organisasi yang besar dan kompleks secara efisien, maka administrasi akan membutuhkan banyak sekali informasi yang diharapkan sehubungan dengan acara operasi perusahaan. Pengendalian administrasi ialah serpihan dari satu siklus bencana yang berkesinambungan. Pengendalian juga yaitu acara terakhir setelah pencapaian tingkat yang baru.
Penelitian terkena penyusunan anggaran dan efektivitasnya dalam peningkatan kinerja ialah topik yang penting, alasannya anggaran menjadi alat
utama pengendalian setiap perusahaan. Selain menjadi alat pengendalian, anggaran sanggup dipakai sebagai alat untuk mengukur performance setiap manajer. Anggaran juga sanggup menjadi alat untuk memotivasi kinerja anggota organisasi, anggaran sebagai alat yang sanggup dipakai atasan untuk menyelaraskan, mengkoordinasikan dan memotivasi bawahan, dan alat untuk mendelegasikan wewenang atasan kepada bawahan (Hofstede dalam Supomo, 1998).
Selain hal tersebut di atas, dalam pengertian anggaran yang lebih luas juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur orang-orang dalam organisasi. melaluiataubersamaini demikian, penyusunan anggaran menjadi kompleks alasannya akan berdampak kepada fungsional atau disfungsional suatu sikap dan sikap anggota organisasi yang ditimbulkannya. Untuk menghindari terjadinya disfungsional sikap anggaran di dalam organisasi, perlu diikutsertakan administrasi pada level yang lebih rendah dalam proses penyusunan anggaran. Para bawahan yang ikut dilibatkan di dalam penyusunan anggaran akan mempunyai tanggungjawaban dan konsekuensi budbahasa serta pengetahuan terkena perjuangan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan yang sudah ditargetkan.

Menurut Kaplan (1988) dan Horngren dkk (2000) dalam Sultrayani (2007:1) menyatakan bahwa sistem akuntansi administrasi menyediakan informasi kinerja karyawan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan perusahaan, dengan demikian memungkinkan karyawan mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Dalam proses administrasi terdapat 4 (empat) fungsi umum dalam suatu organisasi yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (Amirullah, 2004:11). Pada fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian, administrasi memakai informasi dalam menetapkan planning yang bersifat kuantitatif yang secara formal disebut anggaran. Setiap final tahun perusahaan melaksanakan proses pencatatan, pengukuran dan pelaporan hasil pelaksanaan apakah sesuai yang di harapkan oleh perusahaan atau tidak. Hasil yang sudah dicapai ialah rangkaian tindakan insan yang berafiliasi dengan pelaksanaan anggaran. Makara anggaran mempunyai fungsi perencanaan dan pengendalian, di sisi lain juga berafiliasi dengan aspek sikap alasannya dalam proses penyusunan anggaran melibatkan para karyawan dalam proses tersebut.
          Para manajer pada setiap departemen harus mempunyai input yang penting dalam menggambarkan pendapatan dan biaya, alasannya mereka terlibat pribadi dan sangat memahami setiap kegiatan dalam departemen mereka. Anggaran sanggup dipakai untuk memotivasi karyawan semoga memperbaiki sikap dan sikap. Karyawan harus mempersembahkan rekomendasi, merevisi angka-angka dalam anggaran bila diharapkan dan menyetujui ataupun tidak menyetujui item-item utama. Input karyawan diharapkan alasannya mereka sangat memahami operasi tersebut (Siegel, 2001:3)
          Supriyono (2001:95) menyatakan bahwa anggaran disusun untuk memmenolong administrasi mengkomunikasikan tujuan organisasi pada tiruana manajer pada unit organisasi dibawahnya. Untuk mengkoordinasikan kegiatan dan untuk mengevaluasi prestasi para manajer, penyusunan anggaran dihentikan spesialuntuk dilakukan oleh manajer puncak tetapi harus didukung dengan kiprah serta secara aktif para manajer tingkat menengah dan bawah sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Hal inilah yang dikenal dengan anggaran partisipatif. Anggaran partisipatif tidak berarti bahwa setiap administrasi sanggup menentukan dengan bebas apa yang akan dituju di dalam anggarannya, namun anggaran partisipatif berarti manajer setiap sentra pertanggungjawabanan mempunyai peluang untuk menunjukan dan mempersembahkan alasan terkena anggaran yang diusulkannya.
          Keterlibatan manajer tingkat bawah dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan budbahasa dan menjadikan inisiatif yang sangat besar pada tiruana tingkatan manajemen. Partisipasi juga meningkatkan rasa kebersamaan yang akan cenderung meningkatkan kerjasama dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. melaluiataubersamaini demikian, akan diperoleh informasi yang lebih detail untuk menentukan sasaran anggaran dengan menambah keakuratan data serta informasi dalam proses penyusunan anggaran.
          Menurut Siegel dan Marconi (1989:125), menyatakan bahwa karyawan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran  ikut serta bertanggungjawaban dalam pelaksanaan anggaran tersebut sehingga para karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya.dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, maka hal lain yang perlu diperhatikan yaitu faktor motivasi berdasarkan Nursutan (2001:32). Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam meningkatkan semangat kerja karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Menurut Siagian (2001:128), pengertian motivasi yaitu keseluruhan proses pemdiberian motif bekerja pada bawahannya sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan nrimo demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Motivasi intinya suatu proses untuk mempengaruhi seseorang semoga mau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi atau dorongan untuk bekerja sangat penting artinya bagi perusahaan, adanya motivasi pada karyawan untuk bekerjasama akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan (Nursutan, 2001:33). melaluiataubersamaini adanya motivasi berarti sudah mempersembahkan peluang bagi karyawan untuk menyebarkan kemampuannya.
Menurut Handoko (2001:252), motivasi ialah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mempunyai kegunaan untuk pencapaian tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ada dua yaitu pertama motivasi internal, berdasarkan Nawawi (1998: 351), pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu. Berupa kesadaran terkena pentingnya pekerjaan yang dilaksanakan, seperti: minat, kemampuan dan harapan. Kedua, motivasi eksternal berdasarkan Nawawi (1998:351), yakni mendorong kerja yang mengharuskan melaksanakan pekerjaan secara terbaik. Seperti: suasana kerja, penghasilan, akomodasi perusahaan dan budi perusahaan.
Dalam hubungannya dengan kinerja, motivasi mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan, apabila seorang karyawan termotivasi, maka senantiasa akan mempunyai gairah kerja yang tinggi yang nantinya akan kuat pada prestasi kerjanya. melaluiataubersamaini pemdiberian motivasi yang sempurna dan baik pada karyawan, hal ini sanggup mengubah sikap karyawan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang didiberikan kepadanya dengan semangat kerja yang tinggi sehingga tujuan perusahaan sanggup tercapai.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja ialah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang sanggup mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas-tugas yang dibebankan, contohnya kemembersihkanan, musik dan sebagainya (Nitisemito, 2002:197).
Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan ialah suatu kondisi pekerjaan untuk mempersembahkan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang jelek berpotensi menjadi penyebab karyawan gampang jatuh sakit, simpel stres, susah berserius dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, kalau ruangan kerja tidak nyaman, gerah, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang membersihkan, mencakupk, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan. Dalam mencapai kenyamanan kawasan kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara pramasukana fisik menyerupai kemembersihkanan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, bunyi musik dan tata ruang kantor yang nyaman. Lingkungan kerja dapat menciptakan kekerabatan kerja yang mengikat antara orang-orang yang ada di dalam lingkungannya (Nitisemito, 2002:183).
          Hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya mengindikasikan bahwa partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran dan motivasi akan mempengaruhi kinerja karyawan, sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Budiman (2008).   Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat imbas yang positif antara variabel partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Demikian halnya, penelitian terkena imbas motivasi dan lingkungan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan yang dilakukan oleh Septianto (2010) menunjukkan hasil adanya imbas yang signifikan antara motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
          Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, penulis merasa tertarik untuk mengkaji ulang beberapa variabel dengan cara yang agak tidak sama dari penelitian sebelumnya yaitu ada 3 variabel bebas yang digabungkan dengan satu variabel terikat (dependen) dalam hal ini akan dikaji tentang sejauhmana imbas partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja pada PT Hadji Kalla akan mempengaruhi kinerja karyawan, di mana dalam penelitian ini partisipasi dalam penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja sebagai variabel bebas (independen) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependen).
          PT Hadji Kalla ialah salah satu perusahaan yang sudah menerapkan participate budgeting (penganggaran partisipatif) dengan melibatkan manajer dari administrasi tingkat bawah. Dalam menyusun anggaran, manajer dilibatkan oleh para kepala seksi yang bertanggungjawaban pada suatu unit bisnis. Untuk menyusun anggaran, masing-masing unit bertanggungjawaban mengajukan tawaran anggaran kepada pimpinan tertinggi berdasarkan pada anutan penyusunan anggaran untuk dinilai dan diputuskan.
          Berdasarkan latar belakang di atas penulis bermaksud untuk mengetahui apakah variabel partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran, motivasi dan lingkungan kerja pada PT Hadji Kalla sanggup meningkatkan kinerja karyawan, maka judul penelitian ini adalah:
Pengaruh Partisispasi Dalam Penyusunan Anggaran, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Hadji Kalla

0 Komentar untuk "Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran,Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Hadji Kalla (Ak-54)"

Back To Top