Penggunaan Media Online Dalam Pemasaran Bahtera Phinisi Di Kalangan Pengrajin Bahtera Di Kabupaten Bulukumba (Pm-45)

loading...


Ilmu komunikasi dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan dan semakin canggih dalam beberapa aspek. Hal ini mendorong banyak sekali kalangan dalam masyarakat untuk meningkatkan potensi yang dimiliki dalam banyak sekali aspek pula. Persaingan pun merebak kemana-mana, mulai dari persaingan sosial hingga usaha, termasuk dalam hal perdagangan. Dalam hal ini kegampangan berkomunikasi menjadi salah satu faktor yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan tiruana itu. Kumunikasi sanggup menghubungkan apapun yang akan dilakukan insan terhadap insan lainnya. Menurut Harold D. Lasswell dalam Cangara (2010: 19) menyampaikan tindakan komunikasi ialah menjawaban pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya’. melaluiataubersamaini demikian sanggup disimpulkan bahwa komunikasi ialah masukana penghubung yang sangat dibutuhkan dalam interaksi sosial masyarakat, termasuk dalam hal perdagangan.

 
Dalam perdagangan, komunikasi sangat sering dilakukan atau dibutuhkan dalam hal pemamasukan. Dalam hal ini, keinginan produsen untuk mendistribusikan produk mereka memerlukan keterampilan, kegampangan, kecepatan dan keefisienan waktu untuk melaksanakannya. Artinya, alat komunikasi yang tepat dan canggih sangat dibutuhkan supaya produk-produk sanggup terpromo dan terdistribusi seluas mungkin.
Jarak yang jauh dari tempat ke tempat lain tak memungkinkan produsen mendistribusikan atau memasarkan apa yang sudah mereka produksi, maka dengan itu media transportasi darat bahkan udara tidak cukup efektif lagi untuk selalu diandalkan dalam sistem pemamasukan. Dalam situasi sperti ini, dibutuhkan media online untuk megampangkan tiruana itu, lantaran dengan media online orang sanggup membuka atau mengakses kapanpun mereka mau. Makara tiap kali ada produksi gres sanggup eksklusif diupdate untuk disebarkan ke tiruana orang.

melaluiataubersamaini pertimbangan tersebut, penulis akan mengulas wacana pentingnya media online dalam pemamasukan bahtera phinisi yang terdapat di Kabupaten Bulukumba. Dalam hal ini, penerapan media online akan diterapkan dalam sistem pemamasukan bahtera phinisi di kalangan pengrajin bahtera yang terdapat di kabupaten Bulukumba. Selain itu, penulis juga akan memaparkan sistem pemamasukan yang dilakukan selama ini serta kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukannya.
Kemajuan teknologi komunikasi dan warta remaja ini ditandai oleh kegampangan dan kecepatan dalam mengakses warta dan komunikasi. Orang sanggup saling diberinteraksi lewat jaenteng komputer atau teknologi warta global yang di kenal dengan nama internet (International Networking). Tidak diragukan lagi bahwa kehadiran dan pertumbuhan teknologi media online sudah menjadi salah satu fenomena sosial yang paling menarikdanunik perhatian ketika ini. Di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sekarang semakin banyak orang yang memanfaatkan media online untuk bermacam-macam kebutuhan.
Beragamnya warta yang tersaji dan online (terhubung) di internet, menimbulkan individu akan mengakses warta tersebut sesuai dengan kegunaan dan kepuasan yang didapatkannya. Hal ini sesuai dengan Model Uses and Gratification yang di kemukakan oleh Elihu Katz dkk (Dalam buku. Teori Komunikasi Massa. Diterjemahkan oleh : Agus Dharma dan Aminuddin Ram). Dimana model ini menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menunjukan penerapan media oleh individu.
Model ini memperlihatkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan sikap khalayaknya, tetapi bagaimana media mengubah sikap dan sikap khalayak. Teori ini tidak mengulas apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi mengulas wacana apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan. Dalam teori ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa mempunyai kegunaan (utility) bahwa komunikasi media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity) dan bahwa khalayak bergotong-royong kepala watu (stubborn). Karena penerapan media spesialuntuklah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, imbas media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.
Teori Uses and Gratification mempunyai kegunaan untuk mereview asal mula kebutuhan insan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan impian tertentu dari media massaatau sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada acara lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan.
Pemamasukan ialah salah satu dari acara pokok yang dilakukan oleh pengusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapat laba. Pemamasukan dikembangkan dari kata pasar yang berarti masukana atau tempat berkumpulnya orang yang terlibat dalam pemamasukan, dalam pengertian abnormal pemamasukan diartikan sebagai suatu kegiatan, proses atau system keseluruhan. Berikut ini Perpustakaan Online Blogger Indonesia (duniabaca.com) menyebarkan pengetahun wacana pengertian pemamasukan dan pengertian menajemen pemamasukan yang dikemukakan oleh beberapa pendapat para ahli, dimana dari pendapat-pendapat tersebut kita sanggup menyimpulkan secara lebih spesifik terkena definisi pemamasukan dan definisi administrasi pemamasukan.
Menurut Kotler (2000 : 4) pemamasukan ialah sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan usahakan melalui penciptaan, pertukaran yang sanggup memenuhi kebutuhan, keinginan dan undangan seseorang atau kelompok.
Sedangkan berdasarkan Sofyan Assauri (2004 : 5) pemamasukan ialah acara insan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Dan berdasarkan William J. Stanton dalam Basu Swasta (1998:179) pemamasukan ialah suatu sistem keseluruhan dari acara perjuangan yang ditujukan untuk merencanakan, memilih harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Selain itu berdasarkan Philip Kotler (2001), pemamasukan ialah acara insan yang bertujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan insan melalui proses pertukaran.
Pengertian tersebut sanggup mempersembahkan citra bahwa pemamasukan ialah proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing¬masing pihak ingin mendapat apa yang mereka butuhkan atau inginkan melalui proses menciptakan, menawarkan, dan pertukaran. Selain itu, pemamasukan sebagai suatu sistem dari acara yang saling berafiliasi satu dan yang lainnya, yang ditujukan untuk merencanakan, memilih harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber dari perusahaan, peraturan¬peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.
Dalam menjalankan acara pemamasukannya suatu perusahaan melaksanakan pengkoordinasian supaya tujuan dan samasukan yang diharapkan dalam bidang pemamasukan khususnya dan perusahaan umumnya sanggup tercapai secara etektif dan efisien. Pengkoordinasian yang sanggup membuat sinergi dilakukan dengan administrasi yang baik, yang dikenal dengan istilah administrasi pemamasukan.
Hal itu pula yang akan penulis bahas dalam sistem pemamasukan bahtera phinisi melalui media online. Selama ini, bahtera phinisi spesialuntuk dikenal saja oleh masyarakat indonesia. Mereka spesialuntuk melihat bentuknya melalui gambar atau tayangan-tayangan Televisi yang sesekali muncul menampilkan keguakaragaman budaya Indonesia. Mereka belum pernah mengenal cara dan sistem pembuatannya. melaluiataubersamaini demikian, bahtera phinisi Cuma menjadi simbol dari kabupaten Bulukumba saja, tanpa dipasarkan luas untuk dipakai sebagai bahtera sehari-hari dalam berlayar, menangkap ikan atau sekedar rekreasi. Hal ini dikarenakan lantaran sebelumnya tiruana pengrajin spesialuntuk membuat bahtera tanpa ada jalan untuk mempromosikan atau memasarkan.
Perahu phinisi ketika ini memang banyak dipesan oleh orang luar negeri menyerupai Malaysia, Jepang, Singapura, Australia, dan bahkan dari Negara-negara Eropa. Akan tetapi para pemesan bahtera tersebut tidak signifikan. Pemesan dari Negara-negara tersebut ialah orang tertentu yang memang mendalami budaya. Masyarakat luas internasional belum secara rutin memesan bahtera phinisi, hal ini dikarenakan lantaran system pemamasukan bahtera phinisi masih belum populer diseluruh dunia (belum tersebar banyak secara online).
Oleh lantaran itu, dengan adanya media online, maka bahtera phinisi sanggup dikenal dengan sempurna, mulai dari cara pembuatannya hingga sistem pengoprasiannya. Ini tiruana akan diterapkan dalam sistem penerapan media online dalam memasarkan hasil produksi bahtera phinisi. Nantinya media-media online dibentuk bermacam-macam utuk diubahsuaikan dengan kebutuhan konsumen yang ingin melihat atau mengenal lebih jauh wacana bahtera phinisi. Media-edia ssperti web, blog, facebook dan semacamnya akan coba dipakai untuk memasarkan hasil produksi bahtera phinisi.
Di Bulukumba sendiri ada beberapa pengrajin bahtera phinisi yang memproduksi bahtera tanpa mengetahui sejauh mana sasaran mereka, berapa jumlah produksi dan siapa yang akan membeli. Makara terkadang pengrajin tidak rutin melaksanakan produksi. Hal ini menyebabkan, pengrajin-pengrajin tersebut tak sanggup menggantungkan hidup mereka dari hasil pembuatan bahtera phinisi. Mereka gres akan membuat bahtera ketika ada pemesan, itupun tidak setiap ketika dan pemesannya spesialuntuk orang-orang tertentu yang berasal dari mancguagara dan sedikit masyarakat  lokal atau masyarakat sekitar Kabupaten Bulukumba saja. Semua ini bukan lantaran bahtera phinisi tidak menarikdanunik ataupun kwalitasnya  jelek, tapi lantaran kekurang tahuan orang-orang wacana apa dan bagaimana bahtera phinisi itu sebenarnya.
Padahal, bergotong-royong pengrajin sanggup memproduksi bahtera phinisi tiap ketika walaupun ukurannya kecil, untuk dipamerkan sebagai ciri khas Kabupaten Bulukumba, hal ini juga sanggup menjadi masukana wisata bagi yang berkunjung ke Bulukumba untuk melihat hasil produksi bahtera phinisi dan cara pembuatannya.
Selain itu, jarak antara tempat pembuatan bahtera phinisi dan kota Bulukumba tidak mengecewakan jauh, jadi ketika pertamakali orang-orang menginjakkan kaki di Bulukumba, mereka tidak melihat atau bahkan tidak menemukan warta eksklusif terkena bahtera phinisi. Bahkan ketika orang-orang melewati tempat pembuatan bahtera phinisi tersebut, merekan tak tahu bila yang dilihatnya ialah bahtera phinisi. Ini disebabkan perahu-perahu tersebut masih dalam tahap pembuatan yang tampilannya jauh tidak sama dengan bahtera phinisi yang sudah jadi, yang sering mereka lihat dalam buku-buku sejarah atau tayangan televisi yang sekali-sekali.
Perahu phinisi sendiri terdapat banyak sekali jenis sesuai tujuan dan fungsi bahtera itu, adapun yang sering terlihat di gambar-gambar ialah bahtera phinisi hias yang spesialuntuk dipakai untuk rekreasi, makanya didiberi sturan layar yang sedemikian indah dan berkarakter. Adapun bahtera phinisi yang dipakai untuk berlayar, menangkap ikan, atau transportasi lokal ialah bahtera phinisi bermesin yang tak menggunakan layar. Hal-hal semacam ini kurang diketahui oleh orang-orang, mereka spesialuntuk mengetahui bila bahtera phinisi itu ialah bahtera yang menggunakan layar tersusun rapih dan berkarakter. Oleh lantaran itu, pentingnya pemamasukan yang efektif sangat dibutuhkan dalam memperkenalkan hingga menual bahtera phinisi itu ke orang-orang.
melaluiataubersamaini demikian, media online ialah masukana yang tepat dalam melaksanakan pemamasukan terhadap bahtera phinisi hasil kreasi dari beberapa pengrajin yang ada di kabupaten Bulukumba. Dalam media tersebut akan dipaparkan cara pembuatan bahtera phinisi, keguanaan, keunggulan hingga jenisnya. Semuanya akan simpel diakses oleh masyarakat yang ingin tahu lebih banyak wacana bahtera phinisi tersebut, atau bahkan orang-orang yang akan memilikinya.
Selain itu, beberapa jenis bahtera phinisi tiruananya akan ditampilkan baik dari ukuran, bentuk, fungsi dan sebagainya, sehingga orang-orang tak perlu lagi ke Bulukumba untuk mengetahui wacana bahtera phinisi. Media-media online akan memaparkan secara lengkap wacana bahtera phinisi hingga cara pemesanannya termasuk harga yang ditawarkan. Hal ini akan mempergampang pihak produsen dan konsumen untuk saling bertukar informasi.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis akan melaksanakan suatu penelitian wacana pentingnya media online dalam hal pemamasukan bahtera phinisi denga judul:
“Penggunaan Media Online dalam Pemamasukan Perahu Phinisi di Kalangan Pengrajin Perahu di Kabupaten Bulukumba


Judul : Penggunaan Media Online Dalam Pemamasukan Perahu Phinisi Di Kalangan Pengrajin Perahu Di Kabupaten Bulukumba (PM-45)




 
0 Komentar untuk "Penggunaan Media Online Dalam Pemasaran Bahtera Phinisi Di Kalangan Pengrajin Bahtera Di Kabupaten Bulukumba (Pm-45)"

Back To Top