Penilaian Kinerja Keuangan Menurut Analisis Rentabilitas Pada Perusahaan Kawasan Air Minum (Pdam) Kabupaten Jeneponto (Ke-49)

loading...
Perkembangan dunia ekonomi yang semakin cepat menuntut suatu pengelolaan perusahaan yang baik. Bagi pihak manajemen, pengetahuan yang baik wacana akuntansi akan memmenolong dalam mengelola financial perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan sanggup diketahui dari laporan keuangan perusahaan, yakni neraca dan keuntungan rugi serta laporan yang keuangan lainnya yang mendukung. Untuk sanggup mengetahui posisi keuangan perusahaan sanggup dilakukan dengan melaksanakan analisis terhadap neraca, sedangkan analisis laporan laba-rugi sanggup mempersembahkan citra wacana hasil perjuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian lain dari analisis laporan keuangan ialah analisa yang mencakup beberapa aspek data laporan keuangan untuk melihat ukuran-ukuran dan hubungan yang sangat berkhasiat dalam proses pengambilan keputusan (Harahap, 1998) Kemudian tekanan dalam pasar yang semakin kompetitif untuk menghasilkan keuntungan yang bertambah, sudah membuat beberapa perusahaan menerapkan tolak ukur kinerja baru. Tujuan perusahaan menghasilkan keuntungan sebesar besarnya sudah kurang relevan lagi dimasa kini lantaran tanggung tanggapan perusahaan tidak spesialuntuk kepada pemilik saja tetapi juga kepada tiruana stakeholder.
Stakeholder adalah a person or group who has an interest or benefits from the outputs of bussiness corp (Trischler, 1996). Dalam kaitannya dengan analisis laporan keuangan seorang pimpinan sebagai trustee untuk memimpin ialah pihak yang sanggup memakai seluruh data keuangan perusahaan, dimana hasil analisis yang dilakukan oleh manajer yang nantinya menghasilkan kebijakan yang akan dipakai untuk kepentingan perusahaan secara sepenuhnya, oleh lantaran itu sanggup dikatakan bahwa pencapaian tujuan yang benar besar lengan berkuasa terhadap proses pencapaian profit yang memilih kelangsungan suatu usaha.

Dunia perjuangan sudah semakin berkembang ketika ini. Kemunculan banyak sekali perusahaan baik kecil maupun besar sudah ialah fenomena yang biasa. Fenomena ini menjadikan tingkat persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan bagi perusahaan sanggup besar lengan berkuasa faktual yaitu dorongan untuk selalu meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, akan tetapi persaingan juga menyebabkan imbas negatif bagi perusahaan, yaitu produk mereka akan tergusur dari pasar apabila perusahaan gagal meningkatkan mutu dan kualitas produk-produk yang dihasilkan. Selain itu penguasaan teknologi dan kemampuan komunikasi juga sangat diharapkan untuk terus sanggup bertahan dalam dunia bisnis ketika ini maupun di masa depan. melaluiataubersamaini semakin ketatnya persaingan di kala globalisasi ini, Perusahaan dituntut untuk sanggup bertahan untuk menghadapi semakin ketatnya persaingan. Untuk mengantisipasi persaingan tersebut, harus sanggup meningkatkan kinerja perusahaan demi kelangsungan usaspesialuntuk.
Pertumbuhan perekonomian Indonesia yang stabil akan besar lengan berkuasa secara signifikan terhadap seruan produk perusahaan, yang risikonya akan berdampak pada kinerja perusahaan. Kinerja dari suatu perusahaan sanggup memilih berhasil atau tidaknya perusahaan tersebut. Fungsi dari pengukuran kinerja ialah sebagai alat menolong bagi administrasi perusahaan dalam proses pengambilan keputusan, juga untuk mengatakan kepada investor maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki dapat dipercaya yang baik. Apabila perusahaan memiliki dapat dipercaya yang baik, maka hal itu akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya.
Untuk sanggup mengetahui kinerja suatu perusahaan sanggup dilihat dari aspek non keuangan dan aspek keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja sanggup diketahui dengan cara mengukur tingkat kejelasan santunan fungsi dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial sekitarnya.
Namun evaluasi kinerja melalui aspek non-keuangan ini relatif lebih susah dilakukan, lantaran evaluasi tersebut tergantung dari pihak penilaian, dimana evaluasi dari satu orang akan tidak sama dengan hasil evaluasi orang lain. Sehingga dalam evaluasi kinerja kebanyakan memakai aspek keuangan, dan pada umumnya banyak yang beranggapan bahwa keadaan keuangan akan mencerminkan keadaan seutuhnya kinerja sebuah perusahaan.
Penilaian kinerja keuangan perusahaan umumnya memakai anaslisis rentabilitas. Kelebihan pengukuran dengan metode tersebut ialah kegampangan dalam perhitungannya selama data historis tersedia. Sedangkan kelemahannya ialah metode tersebut tidak sanggup mengukur kinerja perusahaan secara akurat. Hal ini disebabkan lantaran data yang dipakai ialah data akuntansi yang tidak terlepas dari penafsiran atau estimasi yang sanggup menjadikan timbulnya banyak sekali macam distorsi sehingga kinerja keuangan perusahaan tidak terukur secara sempurna dan akurat.
melaluiataubersamaini memakai laporan yang diperbandingkan, termasuk data wacana perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyadari bahwa rasio secara individu akan memmenolong dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan memakai alat analisa berupa rasio ini akan sanggup menunjukan atau memdiberi citra kepada penganalisa wacana baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang dipakai sebagai standar.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jeneponto,   dibentuk pada Tahun 1984 melalui Daftar Isian Proyek (DIP) Departemen Pekerjaan Umum (PU) Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Air Bersih sudah dibangun masukana penyediaan air membersihkan dengan sistem perpipaan dan pembuatan Instalasi Penjernihan Air (IPA) hingga ketika ini masih menghadapi permasalahan-permasalahan dalam upaya peningkatan pelayanannya.
Berikut ialah citra data keuangan perusahaan periode 2005-2008 yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan :
Tabel 1.1
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN JENEPONTO
Data Keuangan Tahun 2005 - 2008
Tahun
Aktiva
Laba/Rugi Bersih
2005
3.805.042.747,30
1.047.751.553,18
2006
3.627.283.588,81
731.625.272,01
2007
3.651.251.400,23
618.752.760,21
2008
3.704.279.123,86
462.418.136,95
Sumber : Laporan Keuangan PDAM Kab. Jeneponto Tahun 2005-2008

Dilihat dari data Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jeneponto bahwa aktiva mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2006 dan tahun 2007 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2005. Namun terjadi kenaikan kembali pada tahun 2008 sekitar 15 %. Sedangkan laba/rugi membersihkan setiap tahunya mengalami penurunan khusus tahun 2007 hingga dengan  tahun 2008 mengalami penurunan sekitar 25,7 %.
Analisis terhadap laporan keuangan memerlukan suatu ukuran dan cara, di mana sanggup mempersembahkan pandangan yang lebih baik wacana kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Perusahaan sanggup menganalisis laporan keuangan dengan membandingkan rasio-rasio keuangannya selama beberapa tahun untuk mengetahui bagaimana perkembangan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu, dengan melaksanakan analisis terhadap rasio keuangan pihak administrasi sanggup mengambil tindakan dan kebijakan yang sempurna demi kelangsungan perusahaannya.
Mengingat pentingnya analisa rasio tersebut bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk mereview kinerja keuangan perusahaan dengan memakai analisis rentabilitas.

0 Komentar untuk "Penilaian Kinerja Keuangan Menurut Analisis Rentabilitas Pada Perusahaan Kawasan Air Minum (Pdam) Kabupaten Jeneponto (Ke-49)"

Back To Top