Perbedaan Metode Mengajar Servis Bawah Terhadap Keberhasilan Servis Bawah Bola Voli Siswi Kelas X Smk N I Salam Tahun 2006 / 2007 (Pol-9)

loading...
1.1. Latar belakang masalah.
Permainan bola voli ialah salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan di seluruh tingkat sekolah, baik SD, SMP, maupun Sekolah Menengan Atas / SMK. Di dalam kurikulum Sekolah Menengah kejuruan tahun 1999, permainan bola voli diajarkan pada siswa kelas I semester 2, kelas II semester 3 dan 4, kelas III semester 5 dan 6. Sedang dalam kurikulum 2004 sekolah didiberi kebebasan untuk memprogramkan sendiri pada semester berapa permainan bola voli tersebut disampaikan. Di dalam KTSP
2006 sekolah memprogramkan permainan bola voli mulai diajarkan pada kelas X

semester 1. Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh :

- metode

- guru

- siswa

- masukana pramasukana / alat yang tersedia

Metode mengajar sangat besar lengan berkuasa terhadap keberhasilan suatu pembalajaran, suatu metode mungkin cocok untuk mengajar suatu kompetensi tertentu, tetapi belum tentu sempurna untuk kompetensi yang lain. Atau sebaliknya siswa tertentu sanggup berhasil dengan metode itu sedang siswa yang lain mengalami kesusahan. Berkaitan dengan hal tersebut dibutuhkan guru sanggup mencari atau membuat metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana ia mengajar baik kondisi siswa maupun peralatan yang tersedia sehingga
pembelajaran sanggup berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Faktor yang kedua ialah guru. Kecakapan seorang guru dalam memberikan pembalajaran, membangkitkan motivasi siswa, mengevaluasi menganalisa tes yang dilakukan siswanya, serta kemampuan guru itu sendiri menguasai bahan sangat besar lengan berkuasa terhadap keberhasilan pembalajaran.

Faktor yang ketiga. Kebugaran jasmani siswa, bakat, minat tingkat kecerdasan, dan jenis kelabuin juga mempegaruhi keberhasilan pembalajaran.
Faktor yang keempat, kelengkapan dan jumlah alat yang tersedia. Alat / kelengkapan yang jumlahnya memadai tentu saja akan lebih baik hasilnya, lantaran anak/siswa lebih banyak peluang untuk melaksanakan tes.

Pengalaman yang saya alami di lapangan dalam mengajar kompetensi permainan bola voli sedang sub kompetensinya servis bawah, ternyata siswa putri banyak mengalami kesusahan, dibandingkan siswa putra.

Hal ini tampak dalam tes servis bawah untuk siswa putri banyak yang mengalami kegagalan, lantaran bola terlalu melambung, sehingga tidak bisa melampaui net, atau bola terlalu rendah sehingga bola menyangkut di net (jaring).
Menurut pengamatan aku, faktor yang menghambat keberhasilan servis bawah yang dilakukan siswi Sekolah Menengah kejuruan N I Salam tersebut adalah:
1. Lambungan bola terlalu bersahabat atau terlalu jauh dari jangkauan tangan.

2. Siku tangan pemukul kurang dikencangkan pada dikala memukul bola, atau siku tidak dikencangkan pada dikala memukul bola, atau siku ditekuk
3. Ayunan tangan tidak dari belakang ke depan penuh, ayunan pertamaan kurang

4. Saat perkenaan bola dengan tangan tidak sempurna (terlalu ke bawah, atau keatas dari ketinggian pinggang belahan depan).

Koordinasi gerak kurang harmonis.

Motivasi siswa kurang lantaran tes servis bawah terus menerus membuat tangan terasa sakit.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka saya mencoba mencari metode yang sanggup memmenolong siswa putri untuk sanggup melaksanakan servis bawah. Adapun metode yang saya gunakan ialah “ metode lemparan bawah “.

Hal itu dilakukan, lantaran berdasarkan pengamatan saya ada kesamaan gerakan antara lemparan bawah dengan servis bawah. Persamaan tersebut diantaranya ialah posisi kaki, perilaku badan, dan ayunan tangan, serta arah bola. Sedang perbedaannya ialah spesialuntuk dikala bola lepas dari tangan dimana dalam lemparan bawah, bola selalu pada tangan ayun/yang dipakai untuk melempar dan pada posisi tertentu tinggal melepas, sedang pada servis bawah bola dipegang dengan tangan kiri, kemudian dilepaskan dan dipukul dengan tangan kanan. Dan lemparan bawah lebih simpel dilakukan dibandingkan servis bawah. Karena merasa simpel maka anak akan lebih suka dan bersemangat melaksanakan tes. Lagi pula melaksanakan tes lemparan bawah dengan berulang – ulang tidak mengakibatkan rasa sakit. Berbeda dengan melaksanakan servis bawah, anak kurang berminat untuk mengulang-ulang dengan alasan tangan yang untuk memukul bola terasa sakit.

melaluiataubersamaini keberhasilan siswa melaksanakan lempar bawah ini, dibutuhkan sanggup mempersembahkan dorongan bahwa ia juga bisa melaksanakan servis bawah atau sanggup mentransfer gerakan lemparan bawah ke dalam gerakan servis bawah bola voli.

Dari uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penenelitian dengan judul “Perbedaan Metode Mengajar Servis bawah terhadap Keberhasilan Servis bawah Bola Voli Siswi kelas X Sekolah Menengah kejuruan Negeri I Salam Tahun 2006/2007“
Adapun alasan dari pemilihan topik tersebut diantaranya ialah :

1. Dalam Kurikulum Sekolah Menengah kejuruan bola voli ialah salah satu kopetensi yang harus diajarkan.
2. Servis ialah salah satu metode dasar bola voli yang harus dikuasai oleh setiap pemain bola voli.
3. Sering dijumpai perkara pada siswa putri Sekolah Menengah kejuruan Negeri I Salam kurang bisa melaksanakan servis, tetapi enggan melaksanakan tes dengan alasan tangan sakit jika mencoba terus menerus, maka perlu dicari metode lain untuk mengajar servis bawah.
4. Selama ini metode yang dipakai untuk mengajar servis bawah masih memakai metode usang yang biasa dipakai (metode konvensional).
5. Maka untuk mengatasi persoalan tersebut Penulis mencoba memakai metode lemparan bawah untuk mengajar servis bawah bola voli.

0 Komentar untuk "Perbedaan Metode Mengajar Servis Bawah Terhadap Keberhasilan Servis Bawah Bola Voli Siswi Kelas X Smk N I Salam Tahun 2006 / 2007 (Pol-9)"

Back To Top