Analisis Efisiensi Usahatani Flora Sengon Maritim (Albazia Falcataria) (Studi Di Desa Pondok Agung Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang) (Prt-102)

loading...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Hutan, tanah dan air ialah kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada makluk di bumi ini, tidak saja mempersembahkan manfaat bagi kehidupan kini tetapi juga nanti. Pengelolaan akan hutan tanah dan air tidak saja dengan kecerdikan dalam hal penerapan tetapi juga dengan administrasi pemeliharaan yang berkesinambungan sehingga akan didapatkan kondisi hutan yang penuh dengan keseimbangan ekosistem yang akan mempersembahkan imbas bagi kehidupan insan baik dari segi kelestarian lingkungan atau sektor ekonomi.

 Tanaman sengon atau dalam bahasa latinnya disebut Albazia falcataria sudah cukup usang dikenal masyarakat luas terutama di Kabupaten Probolinggo. Jenis pohon ini biasanya ditanam di kebun, pekarangan rumah, pagar dan lahan – lahan kosong dalam rangka memanfaatkan lahan.

Pohon sengon sanggup pula ditanam sekaligus sebagai flora pelindung atau naungan untuk flora kopi, coklat dan lain – lain serta sebagai flora tanda batas pada pemilikan kebun dan pekarangan yang sekaligus sanggup dipetik hasilnya. Hasil kayu digunakan untuk materi bangunan pembuatan peti atau sebagai kayu bakar baik untuk pembakaran gamping maupun pengopenan tembakau. Meskipun demikian, kegunaan kayu sengon kini sudah berubah yaitu alasannya yaitu adanya kemajuan di bidang teknologi dan industri, maka sudah menempatkan kayu sengon tidak spesialuntuk untuk pembuatan peti saja akan tetapi sebagai materi baku industri yang penting yaitu sebagai materi baku pulp untuk pabrik kertas dan kayu olahan untuk ekspor dengan nilai tambah yang tinggi. melaluiataubersamaini fungsi dan kegunaan yang cukup banyak maka akhirnya ajakan semakin tinggi dengan harganya yang standar jual.

Tahun 1995 hingga tahun 2007 Kecamatan Wonomerto sudah tertanam flora Sengon kurang lebih 185 ha dan sudah ditebang secara periodik sehingga ketika ini tinggal kurang lebih 65 ha yang tersebar di seluruh desa dengan umur flora yang bervariasi.
Perkembangan flora Sengon memang sangat cepat dan praktis perawatannya. Di Desa Sumberkare flora sengon cukup diminati masyarakat dan hampir tiruana petani pemilik lahan menanam flora Sengon dengan jumlah dan umur yang bervariasi menyesuaikan peruntukan lahan yang dimiliki dan secara umum rata – rata petani mempunyai lahan seluas 0,5 ha.

Pemilikan lahan yang sempit akan tetapi  kondisi tanah cocok untuk flora Sengon tetapi mengingat pguan yang memakan waktu 5 – 7 tahun maka tidak tiruana lahan ditanami Sengon namun rata – rata ditanam dengan sistem Tumpang Sari dan ada juga yang ditanam secara ngeblok pada lahan khusus.

Saat ini di Desa Sumberkare flora sengon kurang lebih 26 ha dalam penyebaran dan umur yang bervariasi. Masyarakat Desa Sumberkare cukup sadar selain berupaya menanam biar kebutuhan kayu secara lokal terpenuhi, juga banyak hal – hal yang perlu dicermati mengingat topografi wilayah yang dengan ketinggian kurang lebih 650 dpl dan kemienteng kurang lebih di atas 25% memerlukan tindakan konservasi biar kondisi tanah sanggup berfungsi sebagaimana mestinya. Pemilikan lahan yang sempit dan miring dibutuhkan penanganan yang intensif biar petani sanggup menanam sengon secara terbaik dan flora sela sanggup tumbuh dengan baik, mengingat kayu sengon ketika ini harganya cukup baik.

Melihat luasan lahan yang dimiliki, maka petani akan berpikir untuk kecukupan kebutuhan pokok sehari – hari yang dibutuhkan petani apabila lahan tersebut ditanami seluruhnya dengan flora Sengon, oleh alasannya yaitu itu dengan sistem tumpang sari dengan flora sela maka sanggup diharapkan sanggup memenuhi kebutuhan sehari – hari keluarga petani dan pada flora tegakan Sengon sanggup berfungsi sekaligus sebagai pengendali abrasi tanah.

Penanaman Sengon selain diharapkan sanggup meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani juga diharapkan sanggup merubah sikap petani sebagai pelestari sumber daya alam meskipun demikian petani belum mengetahui seberapa jauh laba finansial yang diperoleh dalam berusaha flora sengon tersebut sehingga diduga pengelolaan jenis flora ini belum optimal.

Untuk itu perlu diadakan penelitian perjuangan tani flora sengon  di Desa Sumberkare biar sanggup dilihat perjuangan tersebut mencapai efisiensi atau belum dan diharapkan sehabis penelitian petani sanggup berusaha tani flora sengon  lebih efisien sehingga menghasilkan laba yang layak.


Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Analisis Efisiensi Usahatani Flora Sengon Maritim (Albazia Falcataria) (Studi Di Desa Pondok Agung Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang) (Prt-102)"

Back To Top