loading...
Indonesia ialah sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang memunculkan pemukiman-pemukiman penduduk di sekitar garis pantai. Dalam hal ini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari para penduduk yang bermukim di daerah pantai tersebut pada umumnya menentukan pekerjaan sebagai nelayan selain pekerjaan-pekerjaan sampingan lainnya.Hasrat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dalam arti bekerjsama yaitu tujuan mulia yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia termasuk Kabupaten Bone sebagai subsistem didalam Sistem Pemerintah Republik Indonesia.
Dalam peningkatan kesejahtraan penduduk sanggup dilakukan apabila pendapatan penduduk mengalami peningkatan yang cukup sampai bisa memenuhi kebutuhan dasar untuk kehidupannya. Hal ini sanggup diartikan bahwa kebutuhan–kebutuhan pangan, sandang, perumahan, kesehatan, keamanan, dan sebagainya tersedia dan simpel dijangkau setiap penduduk sehingga pada gilirannya penduduk yang miskin semakin sedikit jumlahnya.
Sektor perikanan ialah salah satu samasukan pemerintah dalam perjuangan meningkatkan ekspor non migas, penyediaan lapangan kerja, sumber devisa dan untuk gizi makanan. Tetapi dari sisi lain, sanggup juga dilihat bahwa masyarakat yang mendiami pesisir pantai yang berperan aktif dalam perjuangan perikanan sebahagian besar belum terlepas dari bulat kemiskinan yang perlu penanganan fokus.
Sebagai sebuah sistem dari keseluruhan pengelolaan potensi bahari yang ada tersebut, bidang perikanan sanggup dijadikan sebagai indikator yang baik bagi pengelolaan laut. Dikarenakan di sektor tersebut terdapat sumber daya ikan yang sangat besar. Sehingga perikanan sebagai salah satu SDA yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional terutama dalam meningkatkan ekspansi peluang kerja, pemerataan pendapatan dan peningkatan taraf hidup bangsa pada umumnya, nelayan kecil, pembudidaya ikan kecil dan pihak-pihak pelaku perjuangan di bidang perikanan dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian dan ketersediaan sumber daya, (Danuri,2009).
Sumber daya perikanan bekerjsama secara potensial sanggup dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahtraan nelayan, namun pada kenyataannya masih cukup banyak nelayan yang belum sanggup meningkatkan hasil tangkapannya, sehingga tingkat pendapatan nelayan tidak meningkat.
Tujuan pembangunan perikanan di Indonesia ini pada prinsipnya mempunyai dua samasukan pokok yaitu menaikkan produksi dan meningkatkan pendapatan pada sektor perikanan. Hal ini sejalan dengan upaya memperbaiki taraf hidup nelayan dan meningkatkan produksi perikanan nasional yang secara eksklusif ataupun tidak eksklusif dipengaruhi oleh faktor modal kerja,pengalaman kerja yang dimiliki dan sebagainya.
Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan berpenghasilan sebagai perjuangan nelayan ialah salah satu dari kelompok masyarakat yang melaksanakan acara perjuangan dengan mendapat penghasilan bersumber dari kegiatan perjuangan nelayan itu sendiri. Nelayan adalahorang yang secara aktif melaksanakan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan dan hewan air lainnya. Tingkat kesejahtraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Banyaknya tengkapan tercermin pula besar pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga. melaluiataubersamaini demikian tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga atau kebutuhan fisik minimum (KFM) sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterima.
Para perjuangan nelayan melaksanakan pekerjaan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan demi kebutuhan hidup. Untuk pelaksanaannya diharapkan beberapa perlengkapan dan dipengaruhi oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan kegiatan. Menurut Salim (1999) faktor yang menghipnotis pendapatan perjuangan nelayan mencakup sektor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman kerja, teknologi. melaluiataubersamaini demikian pendapatan nelayan menurut besar kecilnya volume tangkapan, masih terdapat beberapa faktor yang lain yang ikut menentukannya yaitu faktor sosial dan ekonomi selain diatas.
Pengembangan sektor kelautan dan perikanan berjalan lambat, lantaran kebijakan pembangunan lebih berorientasi kepada pengembangan kegiatan di daratan dibandingkan di tempat pesisir dan lautan. Sehingga eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya pesisir dan kelautan terabaikan, dan sebagian besar masyarakat pesisir yang bekerja sebagai nelayan masih hidup di bawah garis kemiskinan, (Serdiati, 2002).
Upaya yang dilakukan dalam kaitannya dengan rencana kebijaksanaan pembangunan sektor pertanian, khususnya subsektor perikanan, bertujuan untuk
a) Meningkatkan produksi dan mutu hasil perikanan baik untuk memenuhi pangan. Gizi dan materi baku industri dalam negeri serta ekspor hasil perikanan.
b) Meningkatkan produktivitas perjuangan perikanan dan nilai tambah serta meningkatkan pendapatan nelayan,
c) Memperluas lapangan kerja serta peluang berusaha dalam menunjang pembangunan daerah,
d) Meningkatkan pelatihan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup.
melaluiataubersamaini kenyataan tersebut maka sudah sewajarnya apabila potensi sumberdaya perikanan yang ada dikembangkan penangkapannya untuk kemakmuran rakyat dengan tetap memelihara dan menjaga kelestarian sumberdaya perikanan ini, disamping memperhatikan faktor-faktor yang menunjang perolehan produksi perjuangan nelayan tersebut.
Wilayah Kabupaten Bone mempunyai potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar. Kabupaten Bone mempunyai banyak daerah pantai yang berpotensi terhadap subsektor perikanan, khususnya penangkapan ikan laut. Pada subsektor perikanan bahari jumlah bahtera tanpa motor dan bahtera motor penangkap ikan pada tahun 2010 masing-masing tercatat 506 buah dan 2.510 buah. Ditambah lagi produksi perikanan darat yang pada umumnya dilakukan melalui budidaya.
Kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Bone dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan lantaran dari tahun ketahun teknologi dibidang perikanan semakin berkembang dan tingkat harga penjualan semakin meningkat. Pada tahun 2006-2010 mengalami peningkatan, PDRB tahun 2006 sebesar 786.319 juta rupiah dan meningkat pada tahun 2010 sebesar 1284.149 juta rupiah.
Penelitian ini ingin mengamati dan menganalisis faktor-faktor yang menghipnotis tingkat pendapatan perjuangan nelayan di Kabupaten Bone yaitu modal kerja, tenaga kerja, pengalaman kerja, dan teknologi.
Faktor modal kerja masuk kedalam penelitian ini lantaran pendapatan sangat dipengaruhi oleh modal kerja. sepertiyang kita ketahui bahwa dalam teori faktor produksi jumlah output/produksi yang artinya bekerjasama dengan pendapatan bergantung pada modal kerja. Hal ini berarti dengan adanya modal kerja maka perjuangan nelayan sanggup melaut untuk menangkap ikan dan kemudian mendapat ikan. Makin besar modal kerja maka makin besar pula peluang hasil tangkapan yang diperoleh.
Faktor tenaga kerja masuk ke dalam penelitian ini lantaran pendapatan sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja. sepertiyang kita ketahui bahwa dalam teori faktor produksi jumlah output/ produksi yang nantinya bekerjasama dengan pendapatan bergantung pada jumlah tenaga kerja.
Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku tentang ekonomi tidak ada yang mengulas pengalaman ialah fungsi dari pendapatan atau keuntungan. Namun, dalam kegiatan menangkap ikan (produksi) dalam hal ini perjuangan nelayan akan meningkatkan pendapatan.
Faktor teknologi,Semakin canggih dan banyaknya teknologi yang dipakai perjuangan nelayan maka akan semakin meningkatkan produktifitas akhirnya lebih meningkatkan produksi, yang didalamnya tersirat kesimpulan bahwa masyarakat akan memperoleh penghasilan yang lebih tinggi.
Dari uraian tersebut maka penulis akan mengkaji lebih jauh tentang faktor-faktor yang menghipnotis pendapatan perjuangan nelayan dalam judulskripsi yaitu “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Usaha Nelayan di Kabupaten Bone”.
0 Komentar untuk "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Perjuangan Nelayan Di Kabupaten Bone (Ke-46)"