Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai Dan Panjang Lengan Dengan Hasil Jumping Service Pada Mahasiswa Putera Unit Acara Mhs Bola Voli (Pol-6)

loading...
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Pendidikan jasmani ialah pendidikan yang mengacu pada keseimbangan gerak, penanaman sikap, watak, emosi, dan intelektual dalam setiap pengajarannya. Pendidikan jasmani dilaksanakan guna meningkatkan kualitas insan Indonesia sehingga mempunyai tingkat kesehatan dan kebugaran yang tinggi, serta dimulai semenjak usia dini melalui pendidikan olahraga di sekolah dan masyarakat. Segala perjuangan yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut harus bisa diterapkan dalam setiap pengajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani ialah proses pendidikan melalui acara jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mencakup beberapa aspek aspek fisik, intelektual, sosial dan moral ( Maryanto dkk. 1993 : 51).

Tujuan pendidikan sanggup dicapai salah satunya dengan mengajarkan pendidikan jasmani atau olahraga di sekolah mencakup beberapa aspek aneka macam macam cabang olahraga ibarat atletik, permainan, olahraga air dan olahraga bela diri. Olahraga permainan yang dilakukan dalam proses pendidikan salah satunya ialah olahraga bola voli.

Permainan bola voli sendiri mengalami perkembangan yang pesat, ini terbukti dengan adanya klub-klub bola voli yang ada kini ini. Hal tersebut didukung olah perkembangan bola voli di sekolah-sekolah, baik di tingkat SLTP maupun SLTA yang menempatkan
bola voli sebagai salah-satu cabang olahraga permainan yang masuk dalam kurikulum pendidikan sebagai olah raga yang wajib diajarkan baik lewat pendidikan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler dan terprogram dalam Garis–garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Keberadaannya secara tidak eksklusif ikut serta dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional yaitu pembangunan insan yang berkarakter baik fisik maupun mental.( Depdiknas , 1998 : 1 ).

Sebagai salah satu forum pendidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES) sekjak masih berstatus sebagai IKIP Negeri Semarang, mempunyai Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) juga bertanggung tanggapan untuk menyebarkan olahraga dan mempunyai kurikulum aneka macam cabang olahraga salah satunya ialah cabang olahraga bola voli. FIK ialah fakultas olahraga mempunyai beberapa jurusan. Salah satunya ialah jurusan Kepetes Olahraga yang salah satu tujuannya mencetak para instruktur olahraga, dan oleh alasannya itu setiap mahasiswa diharapkan melaksanakan kegiatan melatih ketrampilan sendiri dengan bergabung pada unit-unit kegiatan mahasiswa yang lazim disebut Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ) yang salah satunya ialah Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Voli.

Permainan bola voli ialah salah satu cabang olahraga permainan besar yang dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri dari 6 orang. Permainan ini ialah kontak tidak langsung, alasannya masing-masing regu bermain dalam lapangan sendiri yang dibatasi oleh jaring atau net. Prinsip bermain bola voli ialah memainkan bola dengan
memvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya kedalam lapangan permainan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring dan mempertahankannya biar bola tidak jatuh dilapangan sendiri. Setiap Regu diperkenankan memainkan atau menyentuh bola tidak lebih dari tiga kali sebelum melewati net selama bola dalam permainan. (M. Yunus,
1992:27). Permainan bola voli ialah cabang olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia baik laki-laki maupun wanita, hal ini terbukti bahwa baik dilingkungan sekolah, instasi pemerintah, swasta, maupun perguruan tinggi tinggi serta dilingkungan masyarakat. Permainan bola voli ini banyak dimainkan, di aneka macam kalangan, hal ini disebabkan selain keuntungannya sangat baik untuk pembentukan individu secara keseluruhan lapangan permainannya juga tidak membutuhkan kawasan yang begitu luas sehingga praktis untuk mendapatkannya (M. Yunus, 1992:2). Ternyata bahwa bola voli pada masa kini ini bukan spesialuntuk sebagai olahraga rekreasi melainkan sudah menjadi olahraga prestasi, apalagi bola voli kini sudah dikelola secara profesional.

Hal ini terlihat dengan munculnya Livotama ( Liga Bola Voli Utama ) ialah kejuaraan antar klub bola voli yang dilakukan rutin setiap tahun, dimana setiap klub sudah menhadirkan pemain absurd yang secara kualitas memang lebih baik daripada pemian lokal. Mau tidak mau kehadiran pemain absurd ini ialah tentangan dan tantangan bagi pemain lokal untuk bermain lebih baik, maka tidak heran apabila dalam permainan bola voli para pemain dituntut prestasi setinggi-tingginya.

Adanya tuntutan prestasi yang tinggi, maka perlu dilakukan tes yang lebih efektif dan efisien, terutama sekali dalam metode tes, sehingga penguasaan metode dasar sanggup dikuasai dengan sempurna. Penguasaan metode dasar ialah suatu yang perlu dikembangkan untuk prestasi permainan. Teknik dasar bola voli harus betul-betul dipelajari terlebih lampau, guna dikembangkan mutu prestasi bola voli alasannya menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan salah satunya ditentukan oleh penguasaan metode dasar permainan bola voli ( Suharno HP,
1984 : 11 ).

Salah satu modal dasar untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam suatu cabang olahraga ialah mempunyai bibit yang berbakat sesuai dengan tuntunan dan spesifikasi masing-masing cabang olahraga. M Yunus (1992:68) Untuk sanggup berprestasi dalam cabang olahraga bola voli mutlak harus dimulai semenjak umur muda, dalam hal ini bibit yang dimaksud ialah anak yang masih muda berumur sekitar 9 hingga 13 tahun dan mempunyai potensi (bakat) yang tunggi untuk dikembangkan menjadi pemain yang baik (M Yunus, 1992 : 68 ).

Teknik-metode dasar permainan bola voli, berdasarkan M. Yunus (1992:130-132) terbagi dalam lima macam metode dasar yaitu : 1) servis, mencakup servis tangan bawah, servis dari tangan samping, dan servis dari atas;
2) passing, mencakup pass bawah, pass atas; 3) umpan; 4) smah mencakup smash normal, smash semi, smash pull, smash pull (quick), smash pull straigh, smash push; dan 5) bendungan (block). Dalam bola voli dikenal adanya bermacam- macam service, dan masing-masing mempunyai nama dan sifat serta metode
sendiri-sendiri. Pada dasarnya ada dua macam pukulan service yaitu : 1) Pukulan dari bawah yang juga sering disebut service bawah. Jenis pukulan ini bagi pemain pemula ialah pukulan yang sederhana dan cocok. ( Sunardi,
1993 : 115 ). 2) Pukulan dari atas kepala atau yang disebut service atas. Pukulan service atas ada tiga variasi yang pokok ialah : Floating Service ( Servis Mengapung), Overhand Round-Hause Sservice ( Hook Service ), dan Jumping Service.

Penguasaan tehnik dasar secara tepat sanggup di capai dengan melaksanakan tes-tes kontinyu dan memakai metode tes yang baik. Penguasaan metode dasar sebagai salah satu penunjang keberhasilan permainan bola voli sangat di pengaruhi oleh unsur lain yaitu unsur kondisi fisik. Komponen fisik yang dibutuhkan dalam service terutama dalam jumping service dalam permainan bola voli ialah kekuatan, kecepatan, daya tahan, keseimbangan dan koordinasi. (Agus Margono 1993 : 174 ) Komponen- komponen fisik tersebut masing-masing mempunyai peranan yang tidak sama, sesuai karakteristik yang dimiliki. Komponen fisik yang dirasa sangat penting berkaitan dengan kekuatan jumping ibarat jumping service dalam permainan bola voli ialah unsur daya ledak otot lengan pundak dan daya ledak otot tunghkai. Hal ini didasarkan pada teori dasar bahwa untuk jumping service dibutuhkan kekuatan otot lengan yang prima biar bola sanggup berlari dengan cepat serta daya lompat yang tinggi biar pemain praktis mengarahkan bola. ( Soedarminto 1992: 60-61)

Salah satu metode dasar yang sangat penting dalam permainan bola voli ialah servis, alasannya dalam metode servis yang baik suatu regu sanggup dengan praktis memperoleh point. Servis ialah salah satu metode dasar permainan Bola voli. Pada mulanya servis spesialuntuk ialah pukulan pertama untuk dimulainya suatu permainan pertama untuk diperoleh nilai biar suatu regu berhasil meraih kemenangan (M. Yunus,1992:69). Teknik servis dalam permainan bola voli ialah persyaratan tertentu sebagai modal dalam setiap melaksanakan servis diantaranya mempunyai kondisi fisik yang baik berupa:

1) Kekuatan (strenght), 2) Kecepatan (Speed), 3) Kelincahan dan koordinasi (agility and coordination), 4) Tenaga (power), 5) Daya tahan otot (musculer undurance), 6) Daya kerja jantung dan paru-paru (cardio respiratory function), 7) Kelentukan (flexibility), 8) Keseimbangan (balance),
9) Ketepatan (accurisy), dan 10) Kesehatan untuk olahraga (Healt for sport) (Sajoto,M,1988:4). Sebab untuk sanggup melaksanakan servis yang diharapkan perlu ketrampilan khusus disamping kemampuan untuk melaksanakan servis secara berulang sepanjang permainan yang baik. Misalnya kecepatan gerak lengan ketika bola dipukul, kekuatan otot lengan untuk memdiberi tenaga, ayunan lengan biar bola bisa melaju cepat dan keras serta antropometrik yang memungkinkan lengan sanggup menguntungkan bola dipukul.

Dalam perjuangan pemain untuk mencapai prestasi terbaik bermain bola voli, persiapan pemain bukan spesialuntuk ditekankan kepada penguasaan metode dan seni administrasi saja, tetapi kondisi fisik yang tepat berkat tes, ialah syarat penting bagi pemain bola voli. Kondisi fisik pemain perlu
penjagaan dan peningkatan secara kontinyu untuk menghadapi tes dan pertandingan. Diharapkan pemain selalu dalam kondisi tepat dalam menghadapi pertandingan biar tidak mengurangi prestasi individu dan regu. Apabila seorang pemain atau lebih mempunyai kondisi fisik buruk pada ketika pertandingan, akan menjadikan prestasi regu tersebut dalam menurun secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini faktor kondisi fisik yang akan dikaji ialah daya ledak otot tungkai dan panjang lengan. Daya ledak otot tungkai dan panjang lengan ialah faktor penting dalam melaksanakan servis atas terutama jumping service.
Daya ledak, ialah unsur kecepatan terbaik dan kekuatan terbaik dan ialah salah satu komponen yang sangat penting dan dibutuhkan dalam aneka macam cabang olahraga, daya ledak otot tungkai ialah salah satu komponen kondisi fisik yang sangat penting dan dibutuhkan bagi keberhasilan melaksanakan pukulan servis jumping. Daya ledak (power) ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh (Suharno HP, 1984:11). Komponen daya ledak sanggup terbentuk secara optimal jikalau unsur-unsur ibarat kecepatan dan kekuatan ditumbuhkembangkan dengan baik.

Upaya peningkatan daya ledak dipengaruhi oleh faktor-faktor ibarat kontraksi otot, kecepatan gerak dalam mengatasi hambatan, koordinasi kekuatan aneka macam macam otot dan panjang pengungkit (Guyton, A.C. 1991:72). Daya ledak otot tungkai ialah
faktor pendukung dalam melaksanakan servis jumping, dengan daya ledak otot tungkai yang optimal akan menghasilkan servis jumping dengan baik sehingga susah diterima oleh lawan. Sementara panjang lengan ialah faktor pendukung untuk melaksanakan servis jumping dengan baik. Panjang lengan ialah tuas yang panjang dipengaruhi dengan kecepatan gerakan dan kecepatan itu yang sebanding dengan radius, yaitu panjang lengan seseorang.

Pada kenyataannya tingkat kondisi fisik dan anatomis seseorang tidak sama. Sedangkan untuk diperoleh bibit pemain bola voli yang baik perlu diketahui seberapa besar faktor tersebut diatas ikut kuat terhadap hasil permainan bola voli terutama dalam pelaksanaan servis jumping. melaluiataubersamaini pertimbangan ibarat tersebut di muka maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul : ” Hubungan antara Daya Ledak Otot Tungkai dan Panjang Lengan melaluiataubersamaini Hasil Jumping Service Pada Mahasiswa Putra Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Voli Univwersitas Negeri Semarang Tahun 2006..”

0 Komentar untuk "Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai Dan Panjang Lengan Dengan Hasil Jumping Service Pada Mahasiswa Putera Unit Acara Mhs Bola Voli (Pol-6)"

Back To Top