Kemampuan Penarikan Selesai Dalam Berlogika Pada Siswa Kelas Xi Semester 2 Sma Persada Bandarlampung Tahun Pelajaran 2009/2010 (Pbi-8)

loading...
I.  PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah
Manusia ialah makhluk yang berakal. melaluiataubersamaini adanya budi insan akan sanggup berpikir. Proses berpikir biasanya bertolak dari pengamatan indera atau observasi empirik. Proses itu dalam pikiran menghasilkan sejumlah pengertian dan sekaligus keputusan atau simpulan. Kegiatan berpikir itu sendiri sangat dibutuhkan untuk membuatkan keterampilan berbahasa tersebut. Kegiatan berpikir yang logis harus diikuti bahasa yang logis pula, biar warta yang disampaikan penutur sanggup tersampaikan secara logis pula.

Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ialah sebagai masukana pengembangan pikiran sehat (Depdikbud, 1995: 1). Selain itu, dikatakan pula bahwa salah satu tujuan pengajaran Bahasa Indonesia ialah biar siswa sanggup mengungkapkan suatu hal secara terang dan logis serta sistematis sesuai dengan konteks dan situasi di aneka macam bentuk dan ragam bahasa (Depdikbud, 1995: 2). Oleh alasannya ialah itu, seorang guru atau pengajar harus bisa membuatkan kemampuan berlogika akseptor didik melalui proses berguru mengajar.

Untuk melatih aktivitas berlogika siswa yaitu dengan menerapkan keterampilan berbahasa, yang mencakup keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut ialah satu kesatuan  dalam keterampilan berbahasa dan sanggup dipakai oleh pengajar atau guru dalam mengarahkan serta mempertajam kepekaan pikiran sehat siswa. Siswa tidak spesialuntuk diharapkan bisa mendapatkan dan memahami warta yang disampaikan secara ekspresi maupun goresan pena tetapi siswa juga harus bisa mengungkapkan kembali warta yang didapat tersebut baik secara ekspresi maupun tulisan.


Seorang siswa harus bisa menarikdanunik tamat dari warta yang disampaikan, lantaran tamat ialah pengetahuan gres yang diperoleh menurut premis-premis (Poespoprodjo dan Gilarso, 2006: 122). Hal tersebut sanggup diuji melalui penyimpulan dalam logika. Terdapat  dua jenis penyimpulan yaitu, (1) penyimpulan langsung, dan (2) penyimpulan tidak pribadi (Poespoprodjo dan Gilarso, 2006: 124). Kedua jenis penyimpulan itu masih terdapat aspek-aspek, yaitu ekuivalensi, pembalikan, perlawanan, generalisasi, analogi, alasannya ialah akibat, akhir sebab, silogisme kategorik, silogisme hipotetik, dan silogisme alternatif.

Belajar logika ialah berguru metode dan prinsip menilai penalaran/argumen, baik pikiran sehat dari diri sendiri maupun orang lain (Karomani, 2009: 17). Oleh lantaran itu, dengan berguru berlogika diharapkan biar sanggup berpikir secara kritis, tidak simpel mengambil keputusan untuk terburu-buru mendapatkan pendapat orang lain. Apabila kita sudah mempelajari logika, maka kita sanggup menimbang kelogisan suatu pendapat sebelum kita terima ke dalam pikiran kita. melaluiataubersamaini penelitian ini,  penulis mengharapkan biar siswa sanggup lebih berpikir kritis dalam mendapatkan pendapat dari orang lain. Selain itu aspek dalam berlogika ini ialah terkena penyimpulan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan pula biar siswa sanggup menarikdanunik tamat dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis beranggapan bahwa tingkat kemampuan pikiran sehat atau logika siswa sangat menunjang proses berguru Bahasa dan Sastra Indonesia yang dikaitkan dengan fungsi dan tujuan pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu sebagai salah satu masukana pengembangan penalaran.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai insan tidak akan pernah terlepas dari aktivitas berpikir. Apapun aktivitas yang kita lakukan didasarkan atas pemikiran dan apa yang sudah kita lakukan dalam berpikir kita sanggup menarikdanunik sebuah simpulan. Karena, siswa juga dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari aktivitas berpikir maka, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian terkena kemampuan berlogika pada siswa Sekolah Menengan Atas yaitu siswa Sekolah Menengan Atas Persada Bandarlampung yang dijadikan untuk daerah penelitian. Penulis menentukan subjek penelitiannya pada siswa kelas XI, lantaran penelitian ini didasarkan pada silabus KTSP dengan standar kompetensi membaca yaitu memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring. Sedangkan dalam kompetensi dasarnya ialah menemukan paragraf induktif dan deduktif melalui aktivitas membaca (Silabus SMA, 2009: 21).

Penelitian tentang kemampuan berlogika pernah dilakukan oleh Ahmad Risdi dengan judul penelitian “Hubungan Kemampuan Mengarang Argumentasi dengan Kemampuan Berlogika Siswa Kelas II Sekolah Menengan Atas Negeri 3 Kotabumi Tahun Pelajaran 1997/1998”. Pada penelitian Ahmad Risdi kemampuan berlogika siswa tegolong baik. Selain itu pernah juga dilakukan oleh Nurlaila Sari dengan judul “Kemampuan Belogika Siswa Kelas II Semester 2 Sekolah Menengan Atas Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2002/2003”. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian terlampau adalah, jikalau Ahmad Risdi terdapat kekerabatan antara kemampuan mengarang argumentasi dengan berlogika, dan yang dilakukan oleh Nurlaila Sri ialah spesialuntuk mereview kemampuan berlogika saja. Untuk itu penulis melaksanakan penelitian ini kembali terkena berlogika. Namun, penulis lebih memseriuskan dalam aspek penarikan simpulan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa Sekolah Menengan Atas Persada Bandarlampung dalam berlogika. Penulis merumuskan judul penelitian yaitu “Kemampuan penarikan tamat dalam berlogika siswa kelas XI semester 2 Sekolah Menengan Atas Persada Bandarlampung tahun Pelajaran 2009/2010”.


0 Komentar untuk "Kemampuan Penarikan Selesai Dalam Berlogika Pada Siswa Kelas Xi Semester 2 Sma Persada Bandarlampung Tahun Pelajaran 2009/2010 (Pbi-8)"

Back To Top