Meningkatkan Hasil Berguru Matematika Melalui Interactive Handout Berbasis Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas Vii Smp Islam (Pmt-29)

loading...
BAB 1

PENDAHULUAN
      Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu negara pendidikan mempunyai peranan yang cukup penting  bahkan mempunyai peranan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan ialah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan kebutuhan papan, sandang, dan pangan. Bahkan dalam institusi yang terkecil menyerupai keluarga, pendidikan ialah kebutuhan utama.
Hampir tiruana orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anak – anak mendapatkan pendidikan dari orang tuanya dan mabadunga anak – anak ini sudah remaja dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak – anaknya. Begitu pula disekolah dan perguruan tinggi tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen.[1] 

1
 
Pendidikan ialah belahan integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak sanggup dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk menyebarkan sumber daya insan (SDM) yang berkarakter, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung secara bersamaan.   Proses pendidikan itu sendiri sudah tentu tidak  dapat dipisahkan dengan tiruana upaya yang harus dilakukan untuk menyebarkan sumber daya insan yang berkarakter.[2]
Kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”, juga mathematikos diartikan “sebagai suka belajar”. Menilik arti secara harfiah, sebetulnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak suka atau takut dengan matematika.[3]
Sedangkan berdasarkan James dalam engkaus matematikanya menyampaikan bahwa matematika yakni
Ilmu wacana logika terkena bentuk, susunan, bemasukan, dan konsep-konsep yang berafiliasi satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Namun pinjaman yang terang sangatlah sukar untuk dibuat, lantaran cabang-cabang itu semakin bercampur.[4]

Matematika sekolah atau school mathematics yakni bagian-bagian matematika yang dipilih untuk menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan bentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan.[5]
Mata pelajaran matematika perlu didiberikan kepada tiruana akseptor didik mulai dari sekolah dasar tentu mempunyai tujuan, antara lain untuk membekali akseptor didik atau siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diharapkan biar akseptor didik atau siswa sanggup mempunyai kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak niscaya dan kompetitif.[6]
            Secara umum tujuan didiberikan matematika di sekolah yakni untuk memmenolong siswa mempersiapkan diri biar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui tes bertindak atas dasar pemikiran dasar secara logis, rasional, dan kritis. Serta mempersiapkan siswa biar sanggup memakai matematika dan contoh pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari banyak sekali ilmu pengetahuan.[7]
Seorang guru harus mempunyai citra yang menyeluruh terkena bagaimana proses berguru mengajar itu terjadi, serta langkah – langkah apa yang diharapkan sehingga kiprah – kiprah keguruan sanggup dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.[8] Dalam kegiatan berguru mengajar guru harus mempunyai taktik biar anak didik sanggup berguru secara efektif, efisien, dan mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk mempunyai taktik ini yakni harus menguasai tehnik – tehnik penyajian atau biasa disebut metode mengajar.[9] melaluiataubersamaini demikian, metode mengajar yakni sebagai taktik pengajaran dalam proses berguru mengajar.

Sedangkan sumber berguru yakni segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan berguru yang secara fungsional sanggup dipakai untuk memmenolong optimalisasi hsil belajar.[10] Dalam pengembangan sumber belajar, guru di samping harus bisa membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus diberinisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber berguru yang lebih konkrit. Oleh lantaran itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan akseptor didik, biar mereka bisa bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali banyak sekali potensi dan kebenaran secara ilmiah. Siswa akan berguru secara aktif jika rancangan pembelajaran yang disusun guru mengharuskan siswa, baik secara sukarela maupun terpaksa, menuntut siswa melaksanakan kegiatan belajar. Rancangan pembelajaran yang mencermikan kegiatan berguru secara aktif perlu didukung oleh kemampuan guru memfasilitasi kegiatan berguru siswa selama proses pembelajaran berlangsung. melaluiataubersamaini demikian ada kekerabatan signifikan antara kegiatan mengajar guru dan kegiatan berguru siswa. Mengaktifkan kegiatan berguru siswa berarti menuntut kreatifitas dan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.[11] Guna kepentingan tersebut, maka disusun Handout yang berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), di mana pembelajaran dikaitkan dengan lingkungan sekitar sekolah.
Di lain pihak, biar pelajaran matematika khususnya geometri diserap oleh para siswa, maka siswa harus merasa perlu dan membutuhkan geometri dalam kehidupan sehari-harinya. Pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia faktual siswa disebut sebagai pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. melaluiataubersamaini kontekstual, proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, dan bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Untuk itu, perlu disusun handout bagi siswa yang bersifat interactive. Siswa berguru dan membangun pengetahuannya dengan ’berbuat’ matematika. ’Berbuat’ matematika maksudnya siswa bekerja (menulis, menggambar, mengerjakan soal, dan acara berguru lainnya) terkena matematika yang dipelajarinya.
Banyak para hebat bidang matematika yang menganjurkan perlunya siswa menemukan sendiri pengetahuannya dengan dipandu oleh gurunya. Kimura  menulis bahwa “inquiry is very important in a class because it helps student to find theorems by themselves and understand the meaning of deeply.”Berdasarkan pendapat guru besar bidang pendidikan matematika dari Jepang tersebut, maka perlu dikembangkan suatu perangkat pembelajaran yang memanfaatkan Interactive Handout yang berbasis pada Contextual Teaching and Learning (CTL). Selain itu, siswa perlu dilatih untuk menemukan sendiri (inquiry) konsep – konsep matematika khususnya pokok bahasan geometri.[12] Materi geometri dipandang susah, sehingga perlu dimenolong dengan alat visual berupa alat peraga dan buku pegangan (handout) yang siswa harus ‘berbuat’ matematika. Karena itu perlu dikembangkan suatu perangkat pembelajaran berupa Interactive Handout yang bisa meningkatkan hasil berguru akseptor didik dalam mempelajari geometri.
Mengacu pada hasil berguru yang diharapkan, maka peneliti mengadakan obrolan dan diskusi intensif dengan guru matematika kelas VII Sekolah Menengah Pertama Islam Panggul  sebagai upaya untuk menggali secara mendalam wacana taktik pembelajaran yang dipakai untuk mencapai hasil berguru yang diharapkan. Dipilihnya Sekolah Menengah Pertama Islam Panggul dikarenakan masih rendahnya tingkat keberhasilan berguru siswa dalam bidang matematika. Adapun  hasil diskusi tersebut diperoleh beberapa citra sebagai diberikut:
1.      Kurangnya variasi dalam pembelajaran sehingga menjadikan siswa merasa jenuh dan bosan dalam proses berguru mengajar.
2.      Siswa cenderung pasif saat pembelajaran berlangsung.
3.      Perhatian dan motivasi siswa saat berguru matematika agak kurang. Bahkan beberapa siswa lebih bahagia bermain dibanding belajar.
            Memperhatikan kondisi tersebut diharapkan suatu tindakan perbaikan pembelajaran yang sanggup meningkatkan hasil belajar  siswa pada materi persegi dan persegipanjang yang sifatnya memmenolong siswa yang merasa kesusahan. Untuk itu peneliti dan guru matematika setuju menerapkan Interactive Handout berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi persegi dan persegipanjang guna meningkatkan hasil berguru siswa.

0 Komentar untuk "Meningkatkan Hasil Berguru Matematika Melalui Interactive Handout Berbasis Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas Vii Smp Islam (Pmt-29)"

Back To Top