Pendidikan Anak Di Lingkungan Keluarga Gelandangan (Studi Masalah Di Pekojan Kelurahan Jagalan Kecamatan Semarang Tengah) (P-66)

loading...
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan moderen, Indonesia sudah berkembang dengan pesat. Beberapa kemudahan infra struktur, menyerupai gedung, jalan bebas hambatan, jalan raya dan taman, sudah dibangun dengan mantap dan indah. Akan tetapi hal tersebut mengalami kendala bagi bangsa Indonesia yang dalam tahap berkembang, kendala tersebut dimulai semenjak adanya krisis ekonomi yang berkepantidakboleh sehingga bangsa Indonesia pada masa kini masih menghadapi pemasalahan yang cukup kompleks, mencakup aspek politik, ekonomi, budaya, pendidikan serta sosial

Minimnya Pendidikan Formal masyarakat Indonesia ialah suatu kendala bagi bangsa Indonesia untuk berkembang maju. Berdampak negatif terhadap keluarga tidak bisa atau keluarga golongan bawah. Dampak negatif tersebut antara lain kemampuan keluarga dalam membiayai sekolah anaknya. Bagi keluarga gelandangan, permasalahan yang dialami itu bersifat multi demensional sehingga menjadikan kehidupannya semakin terpuruk. Munculnya gelandangan di lingkungan perkotaan ialah tanda-tanda sosial budaya yang menarikdanunik. Gejala sosial ini kebanyakan dikaitkan dengan perkembangan lingkungan perkotaan, lantaran didaerah kota hingga dikala ini relatif masih membutuhkan tenaga yang murah, garang dan tidak terdidik dalam mendukung proses perkembangannya.

Kondisi semacam ini pertanda bahwa semakin kuatnya dikotomi antara kehidupan yang "resmi" kota dan kehidupan lain yang tidak sama atau berseberangan dengan kontruksi kehidupan yang resmi tersebut. Pada kenyataannya Indonesia pada dikala ini ialah salah satu negara sedang berkembang yang ketinggalan jauh dibandingkan dengan negara lainnya, menyerupai Jepang, Korea, Cina, Malaysia dsb. Keterbelakangan itu menyangkut di bidang ekonomi, teknologi maupun bidang pendidikan. Guna menanggula-ngi hal tersebut khususnya dibidang pendidikan, pemerintah berupaya mengadakan atau lebih menekankan jadwal Pendidikaa Wajib Belajar 9 Tahun.

Karena kita sadari pendidikan diajarkan semenjak anak masih kecil, jadi bahwasannya anak yaitu generasi penerus bangsa yang dibutuhkan bisa mendapat pendidikan yang layak serendah-rendahnya setingkat SLTP sebagai bekal yang berkhasiat bagi masa depannya kelak, di samping itu anak sanggup menikamati masa kecilnya secara masuk akal dalam lingkup pergaulan yang layak. Hal ini perlu diperhatikan biar anak sanggup tumbuh dan berbagi kepribadianya seiring dengan bertambahnya usia hingga berusia 16 tahun. Program tersebut berlangsung dari tahun 1990. Program Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun yaitu setiap anak minimal harus memiiki ijazah hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) bukan spesialuntuk sekedar hingga dingklik sekolah dasar.

Kenyataanya jadwal tersebut spesialuntuk sanggup dinikmati atau dilaksanakan pada maakurakat golongan keluarga yang mampu, lain halnya dengan keluarga yang tidak bisa (keluarga gelandangan), bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka sudah kurang, apalagi harus untuk
memikirkan biaya akan pendidikan bagi anaknya. Keadaan menyerupai inilah yang mengakibatkan negara kita semakin terbelakang, lantaran Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah itu menjadi salah satu faktor utama menjadikan kita terpuruk. Keterpurukan itu berdampak negatif pada masyarakat, misal semakin susahnya seseorang mencari suatu pekerjaan, lantaran semakin sempit serta semakin sedikitnya lapangan kerja yang ada sehingga rakyat sebagian hidup dalam keadaan yang tidak mempunyai daya, sehingga menjadi suatu penyakit masyarakat yaitu Gelandangan.

Masalah gelandangan ialah salah satu dari penyakit masyarakat yang dari lampau tidak sanggup ditemukan jalan keluarnya. misal dari dilema itu contohnya pemerintah sudah berupaya mengentaskan gelandangan tersebut dari keadaan. Kenyataannya keadaan itu akan kembali lagi menyerupai tiruanla. Masalah tersebut akan terselesaikan apabila si gelandangan serta pemerintah berupaya penuh akan pengentasan kemiskinan tersebut.

Masalah ini berkaitan bersahabat dengan beberapa faktor penyebab gelandangan yang paling lebih banyak didominasi antara lain:
1. Kemiskinan

Kemiskinan baik kemiskinan kelembagaan maupun kemiskinan pribadi.

2. Lingkungan

Lingkungan juga ialah salah satu faktor terjadinya gelandangan.
Yang paling utama dalam dilema ini yaitu gelandangan yang sudah mempunyai keluarga serta mempunyai anak. Dari sinilah sudah tampak baik
secara pribadi maupun tidak pribadi adanya "regenerasi" dari gelandangan itu sendiri.

Umumnya keluarga gelandangan, khususnya orang bau tanah tidak memikirkan pendidikan anaknya dengan alasan kondisi miskin yang menimpa keluarga tersebut. Orang bau tanah tidak sanggup mempersembahkan bimbingan pada anak-anaknya, padahal pendidikan serta bimbingan orang bau tanah atau orang remaja yang berada di sekitar anak itu sangat dibutuhkan oleh anak pada usia pertumbuhan dan perkembangan dalam hidup ini. Data tersebut ialah citra umum, akan tetapi juga banyak anak dari keluarga gelandangan yang sanggup mencicipi dingklik sekolahan.

Pengamatan peneliti selama ini mengatakan bahwa tugas orang bau tanah sangat lebih banyak didominasi dalam pendidikan bagi anak. Lingkungan keluarga yaitu lingkungan yang berperan terhadap perkembangan diri pribadi anak. Di samping itu kesadaran dalam diri anak untuk tetap bersekolah minimal hingga tingkat pendidikan lanjutan pertama masih kurang.

Masyarakat golongan kurang bisa (gelandangan), intinya gelandangan masih mempunyai ketangguhan dan ketrampilan dasar, spesialuntuk lantaran sebab-sebab yang unik mereka tidak sanggup hidup dan berkehidupan sebagai masyarakat yang pada umunya. Sebenarnya anak dari keluarga gelandangan membutuhkan dunia bermain maupun berguru di dingklik sekolah. Umumnya banyak anak dari keluarga gelandangan yang tidak sanggup mengenyam dingklik sekolah serta mendapat bimbingan dari orang bau tanah mereka sanggup dilihat diberbagai tempat menyerupai halnya di traffic light disitu sanggup dilihat banyak anak-
anak yang berkeliaran pada jam-jam dimana semestinya belum dewasa sekolah, disisi lain ada juga sebagian yang dari keluarga gelandangan yang anaknya sanggup sekolah. Anak-anak dari keluarga gelandangan pada umumnya malah harus berfikir bahwa yang penting ialah untuk segera sanggup memenuhi kebutuhan dasarnya yakni pangan, sandang serta papan.

0 Komentar untuk "Pendidikan Anak Di Lingkungan Keluarga Gelandangan (Studi Masalah Di Pekojan Kelurahan Jagalan Kecamatan Semarang Tengah) (P-66)"

Back To Top