Peranan Asaatidz Dalam Pendidikan Tahfizul Qur’An Di Madrasah Daarul Furqon Tahfizul Qur’An Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat Tahun 2006 (Ai-47)

loading...
BAB I 
PENDAHULUAN

A.                 Latar Belakang
Ajaran-ajaran Islam sanggup untuk diketahui dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mabadunga ummat Islam bisa membaca dan memahami isi dan makna dari ayat-ayat suci Al-Qur’an itu sendiri, masuk akal jikalau Allah SWT mempersembahkan arahan pertama kepada insan untuk membaca, sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur’an, surat Al-Alaq ayat 1 – 5 yang berbunyi :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ.خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ.اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ.الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ.عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَم ْ(العلق:1-5)
Artinya          :  Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia sudah membuat insan dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah yang paling permurah, Yang mengajarkan insan dengan mediator kalam, Dia mengajarkan insan apa yang tidak diketahuinya (Depag RI, 1998: 1079).

Ayat Al-Qur’an tersebut di atas ialah ayat-ayat Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Ayat pertama tersebut meliputi perintah membaca sebab dengan membaca, segala ilmu pengetahuan akan diperoleh.
Setiap mukmin yang mempercayai Al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung balasan terhadap kitab sucinya, serta menghafal Al-Qur’an ialah salah satu bentuk mempelajari Al-Qur’an, maka Rasulullah SAW bersabda:
خًَِِيركم من تعلم القرأن وعلمه (رواه البخاري)
Artinya         : Sebaik-baik engkau yaitu yang berguru Al-Qur’an dan yang mengajarkannya (Terjemahan Sahih Bukhari, 1993:619)

Mengingat menghafal ayat-ayat Al Qur’an yang terdiri dari 6666 ayat, 114 surat, dan 30 juz bukanlah pekerjaan yang praktis untuk itu sangat diharapkan peranan seorang Asaatidz, sebab hafalan tanpa diperdengarkan kepada seorang Asaatidz kurang sanggup dipertanggung jawabankan kebenarannya (Abidin, 1992: 166).
Kegiatan menghafal Al-Qur’an yang dilakukan oleh para santri Madrasah Daarul Furqon Tahfizul Qur’an Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny Kediri apabila tidak didampingi oleh seorang Asaatidz, maka tidak ada yang memdiberi ketentuan wacana benar atau tidaknya suatu hafalan.
Peran Asaatidz tersebut dalam mencetak para hafidz dan hafidzoh, sehingga para santri Madrasah Daarul Furqon Tahfizul Qur’an Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny Kediri mempunyai hafalan yang bagus. Hal ini ditunjukan lewat realita yang ada, dimana pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) maupun Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) yang pernah diikuti, tidak jarang dari mereka memperoleh prestasi yang cukup memuaskan, baik di tingkat Kabupaten, Provinsi, Nasional, bahkan tingkat Internasional.
Mengacu pada gambaran-gambaran di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut wacana Peran Asaatidz dalam Pendidikan Tahfidzul Al-Qur’an di Madrasah Daarul Furqon Tahfizul Qur’an Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat.


Tag : Agama Islam
0 Komentar untuk "Peranan Asaatidz Dalam Pendidikan Tahfizul Qur’An Di Madrasah Daarul Furqon Tahfizul Qur’An Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat Tahun 2006 (Ai-47)"

Back To Top