Perbandingan Keadaan Tulang Alveolar Antara Perokok Dan Bukan Perokok (Kd-6)

loading...


Merokok yaitu salah satu problem kesehatan masyarakat yang terjadi di Indonesia. Merokok ialah kebiasaan yang mempunyai daya merusak yang cukup besar terhadap kesehatan, alasannya setelah diteliti lebih lanjut, diketahui bahwa di dalam satu batang rokok terdapat sekitar 4.000 jenis zat racun yang berperan sebagai radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Diperkirakan bahwa terdapat kekerabatan positif antara kebiasaan merokok dan penyakit periodontal sehubungan dengan bertambahnya banyaknya deposit plak dan kalkulus pada perokok.1
Indonesia ialah salah satu negara berkembang yang mempunyai tingkat sifat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Berdasarkan data WHO, angka kebiasaan merokok di Indonesia setiap tahunnya meningkat dan sudah mencapai 400 ribu per tahun. Hal ini menempatkan Indonesia di urutan ke-3 negara dengan jumlah perokok terbanyak setelah China dan India.2
Prevelensi secara nasional menurut hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 34,7 persen atau sekitar 80 juta penduduk Indonesia yaitu perokok. Prevelensi yang merokok pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 32,2 persen dan pada kelompok umur 15 tahun ke atas sebanyak 54,1 persen. Prevelensi tertinggi pertama yaitu pada umur 15-19 tahun (43,3 persen) dan sebesar 1,7 persen mulai merokok pertama kali umur 5-9 tahun. Sekitar 60 persen laki-laki diatas 15 tahun yaitu perokok aktif. Data dinas kesehatan provinsi Sulawesi selatan sebut bahwa jumlah perokok aktif di Makassar sampai selesai 2010 mencapai 287 ribu orang atau 22 persen dari jumlah penduduk. 3

Pada perokok, terjadi penurunan dari peradangan klinis terhadap akumulasi plak dibandingkan bukan perokok. Namun, meskipun peradangan gingival pada perokok tampak menurun terhadap akumulasi plak dibandingkan bukan perokok, keparahan yang terjadi justru lebih ke dalam, yaitu kearah kerusakan jaenteng periodonsium, dalam hal ini tulang alveolar.4
Terdapat suatu penelitian yang menyatakan bahwa kekerabatan antara merokok dengan prevelensi hilangnya tulang vertikal yaitu 5,3 kali lebih besar pada perokok dibandingkan bukan perokok (p<0,005). Sementara penelitian yang lain mengatakan bahwa merokok secara bermakna menurunkan ketinggian tulang alveolar dibandingkan bukan perokok. Dan pada penelitian Chen et al. 2001, van der Weijden et al. 2001, Albandar 2003 dan Natto et al. 2005 bahwa kerusakan tulang alveolar lebih prevalen dan lebih parah pada individu perokok dibandingkan bukan perokok.4
Mengingat banyaknya ancaman merokok terhadap kesehatan khususnya jaenteng periodontal yaitu pada tulang alveolar, maka peneliti merasa perlu melaksanakan penelitian untuk mengetahui perbandingan keadaan tulang alveolar antara perokok dan bukan perokok serta dilihat menurut usia, lamanya merokok dan jumlah rokok yang dihisap dalam satu hari.



Judul : Perbandingan Keadaan Tulang Alveolar Antara Perokok Dan Bukan Perokok (KD-6)



0 Komentar untuk "Perbandingan Keadaan Tulang Alveolar Antara Perokok Dan Bukan Perokok (Kd-6)"

Back To Top