loading...
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis 81.000 km ialah tempat pesisir dan lautan yang mempunyai banyak sekali sumber daya hayati yang sangat besar dan beragam. Berbagai sumber daya hayati tersebut ialah potensi pembangunan yang sangat penting sebagai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru. Salah satu potensi yang sedang dikembangkan yakni rumput laut.
Jenis rumput bahari yang bernilai tinggi antara lain yakni Rhodophyceae yang ialah rumput bahari penghasil agar-agar dan karaginan, serta Phaeophyceae yang ialah penghasil alginat. Beberapa jenis rumput bahari penghasil agar-agar diantaranya yakni Gracilaria sp, Gelidium sp, Gellidiella sp. sedangkan penghasil alginate yakni Sargassum sp dan Turbinaria sp.
Selain jenis rumput bahari penghasil agar-agar, terdapat juga jenis lain yang cukup potensil dan banyak di perairan Indonesia yaitu Eucheuma sp. yang sanggup menghasilkan karaginan dan sanggup dimanfaatkan dalam banyak sekali kegunanaan, dimana karaginan tersebut bersifat hidrokoloid, terdiri dari dua senyawa utama, senyawa pertama bersifat bisa membentuk gel dan senyawa kedua bisa menyebabkan cairan menjadi kental (Istini dan Zatnika,1991).
Indonesia mempunyai sumber daya yang cukup besar baik yang alami maupun untuk budidaya. Saat ini Indonesia masih ialah eksportir penting di Asia. Sayangnya rumput bahari masih banyak diekspor dalam bentuk materi mentah yaitu berupa rumput bahari kering, sedangkan hasil olahan rumput bahari menyerupai agar-agar, karaginan dan alginat masih banyak diimpor dengan nilai yang cukup besar. Sedangkan karaginan itu sendiri mempunyai fungsi karakteristik yang sangat dibutuhkan baik dalam industri pangan, kosmetik dan farmasi sebagai materi pembuat gel, pengental atau penstabil, serta untuk materi pangan utamanya untuk mengendalikan tekstur dan menstabilkan makanan.
Selain itu, metode yang dipakai untuk menghasilkan rendemen karaginan rumput bahari ketika ini masih memakai sistem konvensional dan keseluruhan proses pengolahannya memakai energi yang tinggi. Oleh alasannya yakni itu, penelitian ini memakai teknologi gres yaitu teknologi ohmic yang diperlukan sanggup menurunkan konsumsi energi dalam proses pengolahan dan sanggup meningkatkan hasil rendemen karaginan rumput bahari yang dihasilkan.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan sebuah penelitian dengan memakai teknologi ohmic untuk meningkatkan rendemen dan kualitas gel karaginan murni dari rumput bahari jenis Eucheuma cottonii dengan melaksanakan perlakuan terhadap beberapa kondisi suhu dan usang pemanasan.
Judul : Studi Proses Produksi Karaginan Murni (Refine Carrageenan) Dari Rumput Laut Eucheuma Cottonii Secara Ohmic : Pengaruh Lama Ekstraksi Dan Suhu Alkalisasi (PRT-143))
Tag :
Pertanian,
Teknologi Pangan
0 Komentar untuk "Studi Proses Produksi Karaginan Murni (Refine Carrageenan) Dari Rumput Maritim Eucheuma Cottonii Secara Ohmic : Imbas Usang Ekstraksi Dan Suhu Alkalisasi (Prt-143)"