loading...
1.1 Latar Belakang Masalah
Seorang siswa dalam mencar ilmu fisika dikatakan kurang berhasil apabila perubahan tingkah laris yang terjadi belum bisa memilih kebijaksanaannya untuk mencapai suatu hasil yang sudah diputuskan secara sempurna dalam waktu yang sudah ditentukan. Untuk mencapai suatu hasil mencar ilmu yang terbaik, banyak aspek yang mempengaruhinya, di antaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan lain-lain.
Menurut Mudjino (2002:10) Belajar ialah aktivitas yang kompleks. Hasil mencar ilmu berupa kapabilitas. Sesudah mencar ilmu orang mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut yakni dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. melaluiataubersamaini demikian, mencar ilmu ialah bencana sehari-hari di sekolah. Belajar ialah hal yang kompleks. Kompleksitas mencar ilmu sanggup dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan guru. Dari segi siswa, mencar ilmu dialami sebagai suatu proses, siswa mengalami proses mental dalam menghadapi materi belajar. Dari guru, proses mencar ilmu tersebut tampak sebagai sikap mencar ilmu tentang sesuatu hal.
Pelajaran fisika yakni pelajaran yang mengajarkan banyak sekali pengetahuan yang sanggup menyebarkan daya nalar, analisa, sehingga hampir tiruana duduk kasus yang berkaitan dengan alam sanggup dimengerti. Untuk sanggup mengerti fisika secara luas, maka harus dimulai dengan kemampuan pemahaman konsep dasar yang ada pada pelajaran fisika. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam memahami tentang pelajaran fisika sangat ditentukan oleh pemahaman konsep.
Mengingat pentingnya ilmu fisika dalam banyak sekali bidang kehidupan manusia, maka perlu diperhatikan mutu pengajaran mata pelajaran fisika yang di ajarkan di tiap jenjang dan jenis pendidikan. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang ilmu fisika, maka siswa harus menempuh proses mencar ilmu mengajar yang baik. Belajar akan lebih berhasil kalau sudah diketahui tujuan yang ingin dicapai. Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan fisika yang baik dan untuk mengatasi banyak sekali kelemahan dalam proses mencar ilmu mengajar yakni dengan menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share, (Berpikir,Berpasang,Berbagi), taktik yang dipakai yakni saling bertukar pikiran secara berpasangang.
Pengamatan penulis lakukan selama PPL pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Darussalam Aceh Besar. Model pembelajaran yang di lakukan oleh guru fisika Sekolah Menengah Pertama 1 Darussalam masih memakai model pembelajaran yang usang di mana proses mencar ilmu mengajar spesialuntuk terpaku pada guru, siswa spesialuntuk bisa mendapatkan materi yang disampaikan oleh guru. Maka penulis mencoba menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share dibutuhkan siswa sanggup menyebarkan keterampilan berfikir dan menjawaban dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling memmenolong dalam kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran Think-Pair-Share itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lie (2002:57) bahwa, “Think-Pair-Share yakni pembelajaran yang memdiberi siswa peluang untuk bekerja sendiri dan berhubungan dengan orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melaksanakan diskusi, sehingga terciptanya suasana mencar ilmu yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan sangat bahagia. melaluiataubersamaini demikian terperinci bahwa melalui model pembelajaran Think-Pair-Share, siswa secara pribadi sanggup memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling memmenolong antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah penilaian terhadap aktivitas pembelajaran yang sudah dilakukan. Hal ini menawarkan bahwa penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa.
Berdasarkan latar belakang kasus yang sudah diuraikan sebelumnya dan sebagai salah satu alternatif pembelajaran inovatif yang sanggup menyebarkan keterampilan berkomunikasi dan proses interaksi di antara individu yang sanggup dipakai sebagai masukana interaksi sosial di antara siswa dan sekaligus menjawaban kasus yang ada di sekolah. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini “Apakah penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share memdiberi imbas konkret atau negatif terhadap prestasi mencar ilmu siswa kelas II pada pokok bahasan getaran dan gelombang di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Darussalam Aceh Besar. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul " UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA Sekolah Menengah Pertama DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan kasus dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan guru dalam memakai model pembelajaran kooperatif tipe Think-pair-share pada pokok bahasan getaran dan gelombang.
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam mencapai indikator sehabis mengikuti aktivitas pembelajaran memakai model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-share pada pokok bahasan getaran dan gelombang.
3. Bagaimanakah respons siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada pokok bahasan getaran dan gelombang.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui prestasi mencar ilmu siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
3. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mencapai indikator sehabis mengikuti aktivitas pembelajaran memakai model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-share pada pokok bahasan gelombang.
4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Think - Pair – Share pada pokok bahasan getaran dan gelombang
1.4 Anggapan Dasar
Perumusan dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mempersembahkan arah dan titik pertama bagi pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini yang menjadi anggapan dasar adalah:
1. Materi yang di ajarkan getaran dan gelombang pada kelas II.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ialah salah satu model pembelajaran yang sanggup dipakai dalam proses pembelajaran fisika.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Suatu aktivitas penelitian perlu dibatasi kasus yang akan di teliti agar penelitian lebih terserius, terarah dan sanggup memperlancar proses penelitian yang akan dilaksanakan. Ruang lingkup kasus pada penelitian ini adalah:
1. Subjek penelitian yakni siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Darussalam Aceh Besar kelas II tahun fatwa 2007/2008.
2. Pokok bahasan yang dipilih yakni getaran dan gelombang.
3. Perlakuan yang didiberikan spesialuntuk dalam tiga pertemuan.
4. Pembelajaran yang dilakukan yakni dengan memakai pembelajaran kooperatif dengan metode Think Pair Share.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai diberikut:
1. Merupakan pertolongan yang berharga bagi forum pendidikan Sekolah Menengah Pertama dalam rangka memperbaiki dan menyebarkan proses mencar ilmu mengajar terutama untuk meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa terhadap mata pelajaran fisika.
2. melaluiataubersamaini metode pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share siswa akan terbiasa untuk mencar ilmu sanggup bangkit diatas kaki sendiri dan berdiskusi tanpa harus di dekte oleh guru.
3. Mendorong guru untuk pro-aktif dalam memakai model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dan memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.
4. Menambah pengalaman dan wawasan berpikir bagi penulis terutama tentang penelitian ilmiah.
Tag :
Pendidikan,
Pendidikan Fisika
0 Komentar untuk "Upaya Peningkatan Prestasi Mencar Ilmu Fisika Siswa Smp Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps) Pada Konsep Getaran Dan Gelombang (Pfis-1))"