loading...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menuntut ilmu ialah kewajiban setiap insan yang sudah dimulai semenjak dari buaian sampai ke liang lahat. Oleh alasannya ialah itu, setiap insan wajib untuk berguru baik melalui jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal lantaran berguru ialah kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa berguru maka tak ada ilmu pengetahuan yang sanggup diperoleh.
Semakin perlunya insan akan ilmu pengetahuan, maka perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Hingga ketika ini perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin tinggi dan maju. Kemajuan suatu bangasa diukur dari tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi lantaran semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.
Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang ingin maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sudah memutuskan ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan di bidang pendidikan yang menitikberatkan pada bidang penguasaan IPTEK sebagaimana yang tercantum dalam GBHN (1998) yakni: “Titik berat pembangunan pendidikan di Indonesia diletakkan pada mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta ekspansi berguru pada jenjang pendidikan menengah pertama dalam rangka ekspansi persiapan wajib berguru pada pendidikan menengah pertama, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Salah satu indikator yang sanggup dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu forum pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkarakter ialah tercermin dari prestasi berguru yang dicapai atau nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran yang disajikan pada forum pendidikan tersebut termasuk dalam mata pelajaran matematika.
Beberapa hasil penelitian di Indonesia yang sudah mempersembahkan citra rendahnya hasil matematika siswa diungkapkan Djojonegoro (1994) bahwa: “Pencapaian Nilai Ebtanas Murni siswa SLTP dan SLTA dalam bidang studi IPA san matematika hampir selalu terendah bila dibandingkan dengan bidang studi yang lain;. Hal ini ialah problem yang sangat memprihatinkan bagi tiruana pihak, dan rendahnya hasil berguru matematika tersebut diasumsikan lantaran ada kendala yang dialami siswa.
Hambatan yang dimaksud tersebut sanggup berupa faktor internal (dari dalam diri siswa) maupun faktor eksternal (dari luar diri siswa), di antaranya: akomodasi belajar, partisipasi orang tua, kebiasaan belajar, acara belajar, motivasi berprestasi, sikap terhadap sekolah serta kemampuan dasar lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, faktor partisipasi orang bau tanah ialah faktor yang cukup penting dibandingkan dengan beberapa faktor lainnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bedjo (1996) bahwa: “Berbagai faktor yang menghipnotis keberhasilan pendidikan dan prestasi berguru siswa di antaranya ialah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Suryabrata (1988) bahwa: “Faktor yang menghipnotis proses dan prestasi berguru ialah faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa mencakup kondisi psikologis dan fisiologis, sedangkan faktor dari maritim mencakup lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat serta kelengkapan banyak sekali masukana dan pramasukana dalam belajar. Selanjutnya dikemukakan pula oleh Bejdo (1999) bahwa keberadaan faktor-faktor yang menghipnotis proses berguru dan prestasi berguru siswa terdapat kekerabatan yang saling terkait. Bakat yang ada dalam diri siswa contohnya supaya sanggup berkembang baik, maka perlu ada dorongan dari keluarga dan masyarakat. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung sanggup menghambat perkembangan siswa itu sendiri.
Dari uraian di atas, maka sanggup ditetapkan bahwa dari beberapa faktor yang sanggup menghipnotis prestasi berguru siswa, faktor partisipasi orang bau tanah ialah faktor yang memegang peranan yang sangat penting. Hal ini tidak terlepas dari adanya bahwa partisipasi orang bau tanah berperan dalam pembentukan sikap siswa dan prestasi yang cukup dan berkarakter serta sikap yang demokratis dan bijaksana dari orang bau tanah siswa sanggup meningkatkan harapan untuk lebih ulet berguru supaya sanggup mencapai prestasi berguru yang tinggi.
Setiap orang mempersembahkan partisipasi dalam kegiatan berguru anak-anaknya dengan cara yang tidak sama-beda. Adanya perbedaan tersebut disebabkan lantaran latar belakang keluarga yang tidak sama pula. Latar belakang yang dimaksudkan di sini ialah pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendidikan orang tua, tingkat sosial ekonomi orang tua, wawasan orang tua, dan komunikasi antara orang bau tanah dengan anaknya. Dan beberapa latar belakang tersebut, pertama pendidikan orang bau tanah ialah faktor yang biasanya sanggup menghipnotis partisipasi mereka terhadap anaknya, sehingga secara eksklusif atau tidak eksklusif kuat pula terhadap prestasi berguru yang diperoleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, penulis berasumsi bahwa partisipasi orang bau tanah sanggup menghipnotis prestasi berguru siswa termasuk dalam mata pelajaran IPA Biologi. Untuk menunjukan hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan dikaji hal-hal yang bekerjasama antara partisipasi orang bau tanah dengan prestasi berguru IPA Biologi pada siswa kelas V pada SD Inpres Rappokalling 2 Makassar.
Pemilihan siswa kelas V pada SD Inpres Rappokalling 2 Makassar sebagai obyek penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa siswa pada jenjang kelas tersebut berada pada masa transisi. Artinya, bahwa siswa kelas V yang akan menuju jenjang pendidikan di sekolah lanjutan, tentunya sangat tidak sama bila masih tetap berada jenjang pendidikan dasar. Oleh lantaran itu, maka masa transisi tersebut, partisipasi orang bau tanah sangat diharapkan untuk mengontrol sikap anak, khususnya dalam hal berguru perlu menerima perhatian yang fokus. Atas dasar tersebut, maka penulis melaksanakan penelitian dengan judul: ”Hubungan Partisipasi Orang Tua dengan Prestasi Belajar IPA-Biologi Siswa Kelas V pada SD Inpres Rappokalling 2 Makassar”.
B. Rumusan Masalah.
Untuk lebih mengarahkan pelaksanaan penelitian, maka problem yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai diberikut :
1. Bagaimana Tingkat partisipasi orang bau tanah siswa kelas V pada SD Inpres Rappokalling 2 Makassar ?
2. Bagaimana tingkat prestasi berguru IPA-Biologi siswa kelas V pada SD Inpres Rappokalling 2 Makassar?
3. Apakah ada dampak partisipasi orang bau tanah dengan prestasi berguru IPA-Biologi siswa kelas V pada SD Inpres Rappokalling 2 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan problem yang sudah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini ialah ;
1. Untuk mengetahui tingkat partisipasi orang bau tanah siswa kelas V pada SD Inpres Rappokalling 2 Makassar.
2. Untuk mengetahui tingkat prestasi berguru IPA-Biologi siswa V pada SD Inpres Rappokalling 2 Makassar.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya dampak partisipasi orang bau tanah dengan prestasi berguru IPA Biologi siswa kelas V pada SD Inpres Rappokalling 2 Makassar.
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diharapkan sanggup diperoleh dari hasil penelitian ini di antarnya adalah:
1. Bagi orang tua, sebagai isu dasar ihwal ada tindaknya dampak partisipasi orang bau tanah terhadap prestasi berguru anak yang dicapai di sekolah, khususnya dalam mata pelajaran IPA-Biologi.
2. Bagi pihak sekolah, sanggup menjadi materi masukan dan pertimbangan ihwal perlu tidaknya melibatkan orang bau tanah dalam menunaikan keberhasilan berguru siswa di sekolah, khususnya dalam hal peningkatan prestasi berguru IPA-Biologi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sanggup menjadi materi tumpuan dan komparasi khususnya yang akan mengkaji problem yang relevan dengan problem dalam penelitian ini.
Tag :
Pendidikan,
Pendidikan Biologi
0 Komentar untuk "Hubungan Partisipasi Orang Bau Tanah Dengan Prestasi Berguru Ipa-Biologi Siswa Kelas V Pada Sd Inpres Rappokalling 2 Makassar (Pbio-8)"