Strategi Pengembangan Agribisnis Lebah Madu Di Kecamatan …(Prt-43)

loading...
I.   PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Kecamatan Pguakan terletak disebelah timur lereng pegunungan Lawu dengan ketinggian 500 – 700 m dpl dan luas wilayah 7.035,738 ha. Kondisi alam pepegununganan dengan habitat tanaman hutan, perkebunan, tanaman pangan, hortikultura serta semak belukar. Sebagimana pada daerah diberiklim tropis lainnya, tiruana jenis tanaman tersebut bisa menyediakan bunga  sepanjang tahun, sehingga serbuk sari dan nektar sebagai makanan lebah madu juga tersedia sepanjang tahun. Didukung oleh kondisi alam yang damai dan ketersediaan sumber air membersihkan yang cukup sebagai minuman lebah madu maka Kecamatan Pguakan sangat berpotensi untuk dikembangkan budidaya lebah madu.

Keadaan tanaman penyedia makanan lebah madu yang ada di Kecamatan Pguakan tersebar di 3 Desa, yaitu Desa Jabung, Bedagung dan Ngiliran antara lain (1) Tanaman hutan rakyat 685 ha; (2) Tanaman Perkebunan 965 ha; (3) Tanaman Hortikultura 155 Ha; (4) Tanaman pangan rata–rata 500 ha tiap musim. Semua tanaman tersebut menyediakan serbuk sari dan nektar sebagai makanan lebah pada animo berbunga yang tersebar pada bulan Maret – Nopember (9 bulan) setiap tahunnya. Sedang untuk penyediaan minum bagi lebah, tersedia air membersihkan dari 13 sumber mata air.

Ada aneka macam spesies lebah yang bisa dibudidayakan diantaranya  ialah Apis trigona ( lanceng ); Apis cerana indica; Apis mellifera ligustica, Apis dorsata, Apis florea; Apis roschurnikovi dan Apis laborisa. Diantara jenis lebah tersebut Apis mellifera mempunyai sifat–sifat unggul dibanding dengan jenis lebah yang lain, yakni :
a.                               Lebih jinak;
b.                               Produksi madu tinggi 30 – 60 kg madu/koloni/tahun
c.                               Daya pembiasaan tinggi dan kurang suka diberimigrasi

Lebah ini mulai dikembangkan di Kabupaten Magetan semenjak tahun 1994 tepatnya di Desa Jabung, Ngiliran dan Bedagung Kecamatan Pguakan. Disamping Apis mellifera juga banyak dipelihara spesies Apis cerana yang ialah lebah lokal.

Pada tahun 1995/1996 sudah dites kemampuan dan pemahaman oleh Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Daerah Kabupaten Magetan berhubungan dengan PMI Kabupaten Magetan untuk membudidayakan spesies Apis mellifera sebanyak 5 stup lengkap dengan koloni lebah di Desa Jabung Kecamatan Pguakan. Pengelolaan di lapangan diserahkan kepada petani anggota Kelompok Tani “Murakapi” sebagai masukana pembelajaran budidaya lebah madu. Hasil madu yang dipguan pada pertengahan tahun 1996 rata–rata produksi 2 – 5 kg madu/stup/koloni. Produksi tersebut masih jauh dari kemampuan produksi lebah jenis Apis mellifera, hal ini disebabkan lebah masih dalam tahap penyesuaian dengan habitat yang gres dan juga petani belum trampil berbudidaya jenis lebah baru. Namun demikian melihat prospek tahun menhadir dipandang cukup baik, maka tahun 1996/1997, PEMDA Tingkat II Kabupaten Magetan dengan sumber dana APBD II mempersembahkan menolongan kepada Kelompok Tani “Murakapi” sebanyak 50 stup lebah.

Perkembangan pemeliharaan lebah madu hingga dengan tahun 2001 di Kecamatan Pguakan dipelihara sebanyak 760 stup dengan produksi rata–rata   6 – 15 kg madu/stup/tahun. Dalam keadaan normal pemungutan hasil bisa dilaksanakan 8 X setahun dan produksi antara 15 – 45 kg madu/stup/tahun. melaluiataubersamaini demikian masih ada peluang peningkatan produksi.
Budidaya lebah madu banyak mempersembahkan manfaat bagi kehidupan insan maupun lingkungan hidup. Beberapa manfaat dari perjuangan budidaya lebah ialah sebagai diberikut :

a.                                Dapat menghasilkan makanan yang bergizi tinggi sehingga sangat mempunyai kegunaan bagi kesehatan manusia
Nilai gizi madu :
-                                                          Fruktose ( gula buah – buahan )        : 40    %
-                                                          Glukose ( gula anggur )                                : 35    %
-                                                          Sukrose ( gula tebu )                                    :   2    %
-                                                          Mineral                                                        :   0,1 %
-                                                          Enzim                                                         :   1    %
-                                                          Air                                                              : 20    %
Nilai gizi Royal Jelly ( sari madu / madu ratu ) mengandung vitamin A; B complex; E; C; Bioten dan protein.
b.                                Sengat lebah menyembuhkan penyakit rematik lantaran mengandung racun ( bee venom ).
c.                                Secara tidak eksklusif memungkinkan peningkatan produksi pertanian melalui penyerbukan tanaman oleh lebah.
d.                                Menyediakan lapangan kerja dan peluang berusaha sehingga sanggup meningkatkan pendapatan masyarakat
e.                                Menyediakan materi baku industri ( jamu, kosmetik dan kecantikan )
f.                                  Pengembangan penanaman tanaman pakan lebah dalam daerah hutan dan lahan milik serta pemeliharaannya ikut andil dalam pelestarian lingkungan hidup.

Didalam pemeliharaan lebah madu, supaya supaya bisa lestari dan berkembang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang dikenal dengan SAPTA KRIDA pemeliharaan madu, yaitu :
a.                               Ilmu pengetahuan yang luas
b.                               Mempunyai rasa kasih akung
c.                               Mengetahui jenis dan lokasi tanaman pakan lebah
d.                               Jenis lebah yang dipelihara
e.                               Mengatasi pakan di animo paceklik
f.                                 Mengatasi gangguan hama dan penyakit lebah
g.                               Penguasaan pguan dan pemamasukan.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan perjuangan madu ialah kerusakan tanaman pakan lebah sebagai akhir masih adanya penebangan liar dan kebakaran hutan serta animo kemarau yang panjang yang menyebabkan kurang tersedia air membersihkan sebagai minuman lebah, sehingga kehidupan lebah terganggu dan berpindah,, produktivitas lebah yang masih bertahan menjadi rendah.

Masih banyak petani disekitar hutan yang belum berminat untuk membudidayakan lebah, menyebabkan kesadaran mereka untuk berpartisipasi didalam melestarikan lingkungan juga kurang. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya upaya Pemerintah untuk mengadakan pembinaan, bimbingan secara intensif terhadap petani sekitar hutan sehingga tumbuh kesadaran dan motivasi untuk melestarikan  lingkungan dan memelihara lebah madu.
Oleh lantaran keterbatasan pengetahuan khususnya terkena biologi lebah dan persyaratan mutu madu maka metode pemungutan dilaksanakan secara sederhana, sehingga madu yang dihasilkan mutunya rendah. Disamping itu didalam pelaksanaannya sering dijumpai para pemungut madu mengkremasi dan menghabiskan sisiran masukang, sehingga sanggup mengganggu perkembangan populasi jenis lebah madu.

Hal lain yang cukup merugikan adalah, sebagian petani lebah madu belum mengetahui arti irit produksi lain yang berupa lilin, bahkan tidak jarang sisiran masukang yang sudah diperas dimembuang begitu saja. Sebagian dari mereka sudah mengetahui manfaat lilin tersebut, tetapi lantaran keterbatasan pengetahuan dan modal mereka maka penanganan hasil tidak memenuhi persyaratan teknis yang baik, sehingga kualitas lilin masih rendah.


Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Strategi Pengembangan Agribisnis Lebah Madu Di Kecamatan …(Prt-43)"

Back To Top