Kemampuan Berbagi Karangan Narasi Menurut Teks Wawancara Oleh Siswa Kelas I Smpn 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan (Pbi-16)

loading...

Kemampuan berbahasa dalam KBK mencakup beberapa aspek empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kemampuan berbahasa ini bekerjasama bersahabat dalam perjuangan seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Berbagai perjuangan dilakukan untuk membina dan menyebarkan bahasa biar benar-benar memenuhi fungsinya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar yakni melalui jadwal pendidikan di sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Depdiknas (2003:6-7), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan biar penerima didik mempunyai kemampuan



1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan susila yang berlaku, baik secara verbal maupun tulisan;

2) menghargai dan besar hati memakai bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara;
3) memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan sempurna dan kreatif untuk banyak sekali tujuan;
4) memakai bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial;
5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus kebijaksanaan pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan
6) menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual insan indonesia (Sic).

Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering bekerjasama satu sama lainnya. Menyimak dan membaca bersahabat kekerabatan dalam hal bahwa keduanya ialah alat untuk mendapatkan komunikasi. Berbicara dan menulis bersahabat kekerabatan dalam hal bahwa keduanya ialah cara untuk mengekspresikan makna (Tarigan, 1986:10). Menulis ialah acara mengekspresikan gosip yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak atau membaca semakin banyak pula gosip yang diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis. Kemudian, Crimmon (dalam Kurniawan 2006:122) menyampaikan bahwa 
menulis ialah suatu acara yang produktif dan ekspresif. Dalam acara menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis dipakai untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mensugesti pembaca. Maksud dan tujuan menyerupai itu spesialuntuk sanggup dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang sanggup menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, sanggup disimpulkan bahwa menulis ialah salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. melaluiataubersamaini penguasaan keterampilan menulis, diperlukan siswa sanggup mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam banyak sekali jenis tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Asumsinya, pengungkapan tersebut ialah peresapan, pemahaman, dan balasan siswa terhadap banyak sekali hal yang diperoleh dalam proses pembelajaran. melaluiataubersamaini demikian, segala informasi, ilmu pengetahuan, dan banyak sekali kecakapan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran tidak akan sekedar menjadi hafalan yang praktis dilupakan sesaat setelah siswa menjalani tes. 
Tujuan pembelajaran menulis belum dicapai secara terbaik oleh siswa. Menurut Trimantara (2005:1), penyebab terhadap tidak tercapainya tujuan pembelajaran menulis meliputi
1) rendahnya tingkat penguasaan kosa kata sebagai akhir rendahnya minat baca;
2) kurangnya penguasaan keterampilan mikrobahasa, menyerupai penerapan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penyusunan kalimat dengan struktur yang benar, hingga penyusunan paragraf;
3) kesusahan menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa; serta 
4) ketiadaan atau keterbatasan media pembelajaran menulis yang efektif. 

Karena pentingnya keterampilan menulis, pengembangan pembelajaran menulis perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menulis sanggup dilakukan melalui banyak sekali kegiatan. Purwo (1990:166-171) menyampaikan acara pengembangan pembelajaran menulis sanggup dilakukan dengan acara menyebarkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi paragraf. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mareka.
Tes kemampuan menulis sanggup divariasikan dalam banyak sekali bentuk tulisan. Tekniknya sanggup disajikan data verbal, gambar, tabel, teks, peta, bagan. Dari data-data itu, siswa diminta untuk menulis sebuah karangan. Melalui acara inilah kemampuan komunikatif siswa diukur secara terintegrasi (Mahmud, 2003:14). 

Penggunaan teks wawancara sebagai alat menolong dalam menyebarkan karangan narasi akan memmenolong siswa untuk menceritakan kembali sesuatu insiden atau insiden secara kronologis. Kegiatan menyerupai ini menyuburkan peluang kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian menentukan kata serta merangkainya menjadi kalimat. 

Penelitian ini mencoba mengukur kemampuan menulis siswa melalui ”Kemampuan Mengembangkan Karangan Narasi Berdasarkan Teks Wawancara oleh Siswa Kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya”. Adapun tujuan utamanya yakni mendeskripsikan kemampuan menulis siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya melalui menyebarkan teks wawancara menjadi karangan narasi. Hal ini dilakukan alasannya yakni selama ini siswa Sekolah Menengah Pertama masih dianggap belum bisa untuk menulis dengan alasan menulis itu cukup susah untuk dikuasai oleh mereka, padahal siswa Sekolah Menengah Pertama ditutut memenuhi kemampuan yang memadai dalam menulis.

Pemilihan siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya sebagai populasi penelitian didasari atas pertimbangan (1) sebagaimana siswa di Sekolah Menengah Pertama lainnya, siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya sudah menerima pengajaran menulis sebagaimana tertera dalam kurikulum yang berlaku, (2) setelah menjalani pembelajaran, siswa dituntut mempunyai kemampuan yang memadai dalam menulis, dan (3) siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya perlu menerima pelatihan yang intensif dalam menulis.
0 Komentar untuk "Kemampuan Berbagi Karangan Narasi Menurut Teks Wawancara Oleh Siswa Kelas I Smpn 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan (Pbi-16)"

Back To Top