Analisis Efek Variabel Makro Terhadap Undangan Reksa Dana Saham Di Indonesia (Ilk-9)

loading...
Peningkatan kesejahteraan hidup akan membuat seseorang berpikir terkena kesejahteraan di masa yang akan hadir. Perlunya penempatan dana yang umumnya disisihkan dari pendapatan, dengan impian nilainya akan meningkat di masa yang akan hadir. Kegiatan menempatkan dana (asset) pada suatu instrument keuangan yang diperlukan akan meningkat nilainya di masa menhadir disebut sebagai acara investasi .

Ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melaksanakan investasi, yaitu adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan ketika ini, adanya keinginan untuk menambah nilai aset dan adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki, dan lantaran adanya inflasi (Sugiarto, 2003) . Oleh lantaran itu orang berusaha untuk menyisihkan  sebagian pendapatannya di masa produktif dan menyimpannya untuk masa depan yang umumnya sudah kurang produktif.

Investasi mempunyai arti yang sangat luas dan umum lantaran bekerjasama dengan nilai dari aset, baik berupa uang maupun benda. Sekolah semenjak taman kanak-kanak hingga lulus sarjana yaitu sebuah investasi bagi diri pribadi. Jika kita ketika ini bisa membaca, menulis, berpikir, mempunyai keahlian, dan mempunyai pekerjaan, ini tiruana ialah hasil investasi yang kita lakukan tersebut. Selanjutnya, pengertian investasi dalam goresan pena ini akan mengulas dalam cakupan investasi keuangan (financial investment). Investasi keuangan ini dilakukan di pasar keuangan (financial market) yang pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu pasar uang dan pasar modal (Elton, 1995). Pasar uang (money market) ialah pasar untuk surat berharga jangka pendek menyerupai Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan commercial paper sedangkan dalam pasar modal (capital market) ialah pasar untuk surat berharga jangka panjang dimana instrumen yang diperjualbelikan menyerupai saham dan obligasi.


            Pada perekonomian modern menyerupai ketika ini investasi keuangan jauh lebih maju dikarenakan investasi keuangan relatif lebih gampang, praktis, serta adil. Pentingnya melaksanakan investasi keuangan mengingat juga pentingnya perencanaan keuangan. Dimana perencanaan keuangan ialah proses yang berkelanjutan untuk menentukan dan mencapai tujuan investasi secara terkoordinasi dan terintegrasi yang mencakup beberapa aspek kebutuhan administrasi risiko, investasi, pajak, pensiun dan pendidikan anak

            melaluiataubersamaini demikian dengan melekukan investasi keuangan dengan perencanaan keuangan tersebut sanggup menjadi alat biar sanggup mencapai kebutuhan-kebutuhan keuangan di masa kini ataupun di masa akan hadir yang bebas secara financial, bebas dari pinjaman-pinjaman dan terproteksi secara financial dari risiko apapun yang terjadi.

Pasar modal ialah salah satu penggalan dari pasar financial yang menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dalam menjalankan fungsi ekonomi yaitu dengan mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang mempunyai dan kepada pihak yang membutuhkan dana, sedang fungsi keuangannya sanggup ditunjukan oleh kemungkinan adanya perolehan imbalan bagi pihak yang memdiberi dana sesuai dengan karakteristik investasi yang mereka pilih (Sakhowi, 2004).

Di sisi lain, bagi para pemilik dana, pasar modal mempersembahkan aneka macam pilihan investasi. Jumlah dan bentuk pilihan ini semakin banyak mulai dari yang relatif tinggi resikonya hingga pada pilihan-pilihan beresiko rendah. Alternatif yang tiruanla terbatas pada saham dan obligasi, kini menjadi semakin bermacam-macam dengan adanya portofolio, yang ialah cikal bakal terbentuknya reksa dana.

Lahirnya reksa dana ialah suatu pemecahan gres terhadap wahana investasi dimana seorang pemodal sanggup mengimplementasikan prinsip diversifikasi, “don’t put all your eggs into one basket”, tanpa harus mempunyai modal yang relatif besar, pengetahuan yang cukup dan tidak perlu mengorbankan waktu untuk menentukan dan mengawasinya terus-menerus untuk memperhatikan kondisi dan perkembangan pasar. Per definisi, reksa dana (mutual fund) yaitu institusi jasa keuangan yang mendapatkan uang dari para pemodal yang kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang terdiversifikasi pada efek/sekuritas (Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Pasal 1 ayat:27).

Tabel 1.1

               Perkembangan Industri Reksa Dana Periode 2000-2010

Tahun

Jumlah
Reksa Dana
2000
94
2001
108
2002
131
2003
186
2004
240
2005
253
2006
370
2007
473
2008
602
2009
610
2010
714

                                                             Sumber data : BAPEPAM-LK

       Data pada Tabel 1.1 memperlihatkan semenjak tahun 2000 hingga tahun 2010 produk reksa dana tumbuh pesat dan terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Setiap tahun rata-rata muncul lebih dari 10 reksa dana gres yang akan semakin mempersembahkan banyak pilihan investasi bagi masyarakat pemodal. Meski pada tahun 2005  industri reksa dana mengalami penurunan nilai aktiva membersihkan lantaran ditandai dua insiden penting. Pertama terjadinya kasus manipulasi Reksa Dana Prudence oleh Bank Global yang sedikit banyak kuat terhadap kepercayaan masyarakat terutama menyangkut fungsi perbankan sebagai channel of distribution produk reksa dana di Indonesia, yang lainnya menyangkut pemberlakuan metode evaluasi portofolio dengan memakai metode marked to market (Koran Tempo, Senin, 4 April 2005, Hal. 1).

Peningkatan jumlah reksa dana sebagaimana yang ada pada Table 1.1 tentu saja akan membuat pemodal mempunyai lebih banyak alternatif pilihan dalam diberinvestasi pada reksa dana, jenis reksa dana itu sendiri cukup banyak, menyerupai reksa dana pendapatan tetap yang minimum 80 persen dari dananya dalam instrumen obligasi, reksa dana pasar uang yang portofolio investasinya pada jenis instrumen pasar uang menyerupai deposito, Sertifikat Bank Indonesia, atau obligasi, reksa dana saham yang portofolio investasinya terdiri dari saham ,  reksa dana adonan yang instrumen investasinya sanggup berbentuk saham dan obligasi atau dikombinasikan dengan instrumen lainnya yang terakhir reksa dana terproteksi yang sebagian besar dananya dalam instrumen obligasi.

Semangat investasi pada reksa dana yaitu market-based return yang berarti prosedur pasarlah yang akan menentukan besar kecilnya rate of return yang akan diperoleh oleh seorang investor (Sugiarto, 2003). Hal tersebut menyebabkan masyarakat mulai menyadari bahwa tingkat pengembalian (yield) investasi di reksa dana ternyata lebih tinggi dari investasi deposito atau produk perbankan lainnya dimana tingkat pengembalian industri reksa dana ini didukung oleh faktor makroekonomi menyerupai pertumbuhan Produk Domestik Bruto, kondisi moneter, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah dan laju inflasi. Akan tetapi, faktor makroekonomi jugalah yang membuat kinerja reksa dana terpuruk.



Tabel 1.2

Perkembangan aset reksa dana dan variabel makro

Tahun

NAB
Reksa Dana Saham (Milyar)
Tingkat
Bunga(%)

Inflasi(%)
Nilai
Tukar(Rp)
PDB
Perkapita(Jt)
2001
490,9
17,62
12,55
10.348
6,8
2002
302,3
12,93
10,03
8.895
7,8
2003
876,2
8,31
4,95
8.423
8,6
2004
1.532
7,80
6,40
9.244
9,4
2005
4.928
12,75
17,11
9.781
10,6
2006
8.250
9,75
6,6
8.975
12,7
2007
34.799
8,00
6,59
9.372
15,0
2008
19.891
9,25
11,06
10.895
17,5
2009
36.507
6,50
2,78
9.353
21,7
2010
45.668
6,50
6,96
8.946
24,3
2011
61.352
6,00
3,79
9.023
27,0

   Sumber : diolah dari beberapa sumber

Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh pemerintah sangat menghipnotis kondisi makro yang kuat terhadap fluktuasi harga saham dan menghipnotis asset reksa dana saham. Data pada Tabel 1.2 menawarkan adanya relasi yang kuat antara fluktuasi asset reksa dana saham terhadap variabel makro, pada tahun 2001 hingga 2007 terjadi peningkatan aset reksa dana saham yang sangat baik dan terus bertambah dari tahun ke tahun, diikuti oleh membaiknya kondisi perekonomian Indonesia yang ditunjukkan dengan variabel-variabel makro di atas. Namun dalam sepuluh terakhir ini terjadi penurunan aset reksa dana saham yang tajam dari 34.799 triliun rupiah pada tahun 2007 menurun menjadi 19.891 triliun rupiah di tahun 2008, hal ini disebabkan lantaran pada tahun 2008 terjadinya krisis global, penurunan aset reksa dana diikuti oleh meningkatnya suku bunga dari 8% pada tahun sebelumnya menjadi 9,25% di tahun 2008, tidak spesialuntuk itu saja dampak krisis global ini memicu inflasi yang tinggi mencapai dua digit sebesar 11,06% pada tahun 2008, kondisi ini memperlihatkan bagaimana fluktuasi aset reksa dana saham dipengaruhi oleh aspek perekonomian Indonesia.

Memang perlu disadari bahwa investasi pada saham jauh lebih rumit dan ada banyak faktor yang perlu dimiliki dan dilakukan oleh investor saham diantaranya membutuhkan dana yang relatif besar, informasi, analisis, monitoring, serta pengambilan keputusan. Dana yang relatif besar untuk membeli saham di bursa saham dibutuhkan, lantaran investor harus terlebih lampau menjadi nasabah salah satu perusahaan broker saham yang umumnya meminta investor menyetor dana minimum Rp. 25.000.000,- dari transaksi investasi yang akan dilakukan. Di samping itu, dana yang relatif besar juga dibutuhkan untuk melaksanakan diversifikasi dengan membeli beberapa jenis saham untuk menghindari resiko kerugian total, contohnya “kalau menentukan saham dalam sebuah industri, ambillah dua saham tetapi bukan sembarang dua, ambillah yang terbaik dan terburuk” (Slater, Robert, Soros, 1998). Adanya hambatan dari faktor-faktor tersebut, reksa dana saham muncul menjadi pilihan sempurna lantaran umumnya pemodal mengalami kesusahan untuk melaksanakan investasi sendiri pada instrumen saham tersebut. Di lain pihak, catatan historis menunjukkan, dalam jangka panjang, investasi pada reksa dana saham sanggup mempersembahkan hasil yang lebih baik (Saepudin, 2005).

Adanya sumber dana dari masyarakat investor melalui reksa dana saham, emiten perusahaan akan lebih mudah menjual sahamnya, atau menerbitkan saham gres (right issue) untuk membiayai acara investasinya tanpa mengandalkan pihak perbankan. Di lain sisi, investor pun mendapatkan peluang untuk memperoleh laba dari acara perusahaan tersebut. Di sini terlihat bahwa melalui reksa dana saham terjadi simbiose mutualisme antara investor dengan perusahaan.

Reksa dana saham tidak spesialuntuk mempersembahkan manfaat secara pribadi kepada emiten maupun investor tetapi juga secara tidak pribadi akan mempersembahkan manfaat bagi industri pasar modal dan bagi pertumbuhan ekonomi lantaran turut menjadi salah satu penopang berputarnya roda perekonomian, yakni sebagai intermediary (perantara) yang menyediakan sumber dana bagi acara investasi. Keberhasilan penggalangan dana masyarakat untuk tujuan investasi ini pada jadinya akan berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang berorientasi pada penerapan sumber dana dalam negeri. Hal ini akan sanggup memperbaiki struktur pembiayaan nasional yang selama ini sangat tergantung pada proteksi luar negeri.

Namun Dwiyanti (1999) menyatakan susah atau mustahil membayangkan pasar modal berkembang pesat jikalau dalam suatu negara berlangsung perkembangan makroekonomi sebagai diberikut: tingkat inflasi yang double digit atau hingga dengan hyper inflation, pertumbuhan ekonomi yang signifikan, cadangan devisa yang amat tipis yang disertai defisit neraca transaksi berjalan yang amat tinggi, perolehan ekspor yang rendah dan kebutuhan impor yang tidak sanggup dipenuhi lagi lantaran terbatasnya devisa yang tersedia.

Dari banyaknya variable makroekonomi , namun yang lazim dipakai untuk memprediksi fluktuasi saham yaitu variabel pendapatan perkapita dan variable yang secara pribadi dikendalikan melalui kebijakan moneter dengan prosedur transmisi melalui pasar keuangan mencakup tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan kurs valuta absurd (Tandelilin,2001).

Pasar saham sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian suatu negara. Perekonomian Indonesia di tandai dengan total pendapatan perkapita pada tahun 2011 sebesar 27 juta mencapai pertumbuhan tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Hal ini juga memicu perkembangan  pada pasar modal termasuk saham . Perkembangan perekonomian yang tercermin dalam perkembangan Produk Domestik Bruto mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini sanggup dilihat pada pertumbuhan Growth Domectic Product yang ditampilkan pada Gambar di bawah ini.

















Gambar 1.1

Grafik pergerakan pertumbuhan PDB Indonesia


Sumber : BPS , 2008

Perkembangan ekonomi yang meningkat, disertai kondisi politik dan keamanan yang semakin membaik ialah kondisi yang aman bagi perkembangan pasar saham di indonesia . Membaiknya kondisi ekonomi tersebut tercermin pula dari indikator makro ekonomi menyerupai inflasi dan suku bunga yang lebih rendah serta nilai tukar yang relatif lebih stabil . Hal ini menandakan mendasar ekonomi di Indonesia ketika ini cukup kuat sehingga sangat baik untuk pertumbuhan pasar saham.

Berdasarkan latar belakang duduk kasus di atas dan dengan memperhatikan keadaan ekonomi yang terus berkembang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkena:

Analisis Pengaruh Variabel Makro Terhadap Permintaan Reksa Dana Saham Di Indonesia Periode 2001-2011






Tag : Ilmu Ekonomi
0 Komentar untuk "Analisis Efek Variabel Makro Terhadap Undangan Reksa Dana Saham Di Indonesia (Ilk-9)"

Back To Top