Pemanfaatan Media Pictorial Puzzle Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas Iii Di Mi (Tp-7)

loading...


Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ghozali yaitu salah satu sekolah swasta yang terletak di Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, tepatnya di Desa Panjerejo. MI ini mempunyai jumlah siswa yang relatif banyak, sehingga secara otomatis akan menghasilkan output yang banyak pula. Di periode pendidikan yang sudah maju menyerupai sekarang, tentunya kualitas output sebuah sekolah akan sangat  menentukan dalam persaingan di segala sektor kehidupan di masa menhadir. Hal ini didasari dengan kondisi penyelenggaraan pendidikan yang sudah hampir merata kualitasnya, baik antara sekolah-sekolah yang berada di kota maupun di desa atau bahkan antara sekolah negeri dan swasta. Ketiruananya menunjukkan perkembangan yang bisa dikatakan sangat tipis perbedaannya.
 Kondisi yang demikian mengharuskan sekolah harus bisa mencetak out put yang benar-benar bisa bersaing dengan output dari sekolah lain. Begitupun juga hal ini berlaku bagi MI Al Ghozali, dengan bisa mencetak output siswa yang berkarakter dan bisa bersaing dengan siswa-siswa dari sekolah lain, maka secara tidak eksklusif bisa dikatakan MI ini sudah berhasil menjalankan administrasi pembelajaran pendidikan dengan baik.
Namun pada kenyataannya dalam kondisi tertentu seringkali siswa MI Al Ghozali mempunyai motivasi mencar ilmu yang rendah. Hal ini ditunjukkan dalam proses mencar ilmu mengajar, siswa seringkali kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru dengan lebih menentukan bermain atau berbicara sendiri sesama siswa, atau bahkan siswa juga bermalas-malasan dengan pulas-pulasan ketika guru memberikan pelajaran. melaluiataubersamaini demikian ruang kelas akan sepi dan mati.
melaluiataubersamaini kondisi tersebut, secara tidak eksklusif tentunya akan kuat terhadap kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran. Materi pelajaran yang tidak terserap dengan baik akan membuat prestasi mencar ilmu siswa dengan sendirinya akan mengalami kemunduran. Jika hal demikian tetap dibiarkan, bukan mustahil kualitas output sebuah sekolah juga akan mengalami penurunan  pula. Oleh karenanya, kalau berkaca pada fenomena persaingan pendidikan yang semakin ketat sebagaimana disebutkan sebelumnya, maka permasalahan motivasi mencar ilmu yang rendah tersebut harus segera diantisipasi dan ditanggulangi. 

Pihak sekolah menyadari bahwa kualitas pembelajaran pada MI ini masihlah kurang dan oleh jadinya sangat perlu adanya upaya peningkatan kualitas pembelajaran, yang mungkin menjadi salah satu penyebab kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada dasarnya,ada beberapa hal yang mengakibatkan motivasi mencar ilmu siswa rendah atau mengalami penurunan, salah satu diantaranya yaitu, presentasi guru pada ketika proses mencar ilmu mengajar yang membosankan.
Kita ketahui bersama bahwa pembelajaran tidak terlepas dari proses penyajian materi. Tutor atau guru harus sanggup menyajikan materi yang baik. Menarik, terang dan melingkupi seluruh materi menjadikan suatu presentasi diterima dengan baik. Jika hal itu bertolak belakang, akseptor didik akan cepat bosan dan menurunkan motivasinya untuk belajar. misalnya, presentasi disajikan dengan abjad yang terlampau kecil sehingga susah untuk dibaca, warna yang ditampilkan tidak menandakan gradasi yang jelas, atau penyaji spesialuntuk memakai metode ceramah saja, dan lain-lain.[1]
Masalah lain dalam penyampaian materi pelajaran yaitu minimnya media pembelajaran yang sempurna dipakai dan efektif untuk sanggup mencerna makna materi yang disampaikan. Pada materi pelajaran seperti Bahasa Inggris yang ialah salah satu mata pelajaran yang kurang menarikdanunik dan membosankan bagi siswa, sehingga pemilihan media pembelajaran yang sempurna sangat penting. Untuk itulah kreatifitas guru mata pelajaran Bahasa Inggris dalam memakai media pembelajaran yang sempurna dan sesuai menjadi sangat penting untuk meningkatkan motivasi mencar ilmu siswa, sehingga makna dari materi pelajaran ini sanggup dengan praktis dicerna oleh siswa.
Dalam proses mencar ilmu mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting alasannya dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan materi yang disampaikan sanggup dimenolong dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan materi yang akan disampaikan kepada akseptor didik sanggup disederhanakan dengan menolongan media. Media sanggup mewakili apa yang kurang bisa guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabsahan materi sanggup di kongkritkan dengan kehadiran media. melaluiataubersamaini demikian, akseptor didik lebih praktis mencerna materi daripada tanpa memakai media .[2]
Penggunaan media dalam proses mencar ilmu mengajar juga sanggup membangkitkan harapan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,  dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media juga sanggup memmenolong siswa dalam meningkatkan pemahaman,menyajikan materi atau data dengan menarikdanunik,megampangkan menafsirkan data,dan memadatkan warta .[3]
Materi pelajaran yang disajikan dengan metode ceramah yang monoton menjadikan siswa lebih jenuh dan malas mendengar apa yang disampaikan guru. Selain itu penyampaian materi yang demikian ini akan lebih banyak mengharuskan siswa untuk menghafal sebuah pelajaran. Hal ini tentu akan menjadikan siswa mengalami kesusahan untuk lebih mendalami makna atau substansi dari pelajaran yang disampaikan. 
Sementara dengan metode pembelajaran yang lebih menempatkan guru sebagai “pusat” pembelajaran juga akan menjadikan keaktifan daya kognitif, afektif dan psikomotorik siswa menjadi berkurang. Oleh karenanya, penerapan metode pembelajaran yang sangat bahagia, kreatif dan tidak membosankan penting kiranya untuk diterapkan.
Permasalahan penyampaian pembelajaran yang membosankan ini, pada MI Al Ghozali salah satunya terjadi pada penyampaian materi mata pelajaran Bahasa Inggris, banyak siswa menganggap bahwa pada mata pelajaran ini sangat susah untuk dipahami alasannya perbedaan pengucapan dan tulisan. Kondisi ini diperparah dengan penyampaian materi yang monoton, sehingga siswa mengalami kesusahan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.
Melihat kondisi realita yang ada, ketika peneliti mengadakan observasi di sekolah yang dijadikan objek penelitian yaitu MI Al Ghozali, dalam mengikuti pembelajaran, khususnya pelajaran Bahasa Inggris  kelas III perlu adanya perhatian. Pada waktu pelajaran berlangsung banyak akseptor didik yang pulas-pulasan, ramai, bahkan ada yang tidak peduli dengan apa yang disampaikan gurunya. Itu tiruana alasannya metode atau seni administrasi yang dipakai oleh guru masih tradisional dan monoton. Metode tersebut disampaikan secara terus menerus setiap pembelajaran Bahasa Inggris sehingga menjadikan motivasi akseptor didik rendah, jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris, seakan akan akseptor didik tidak diikut sertakan dalam proses mencar ilmu mengajar serta kurangnya motivasi yang didiberikan guru kepada akseptor dididk sehingga prestasi yang diperoleh siswa kelas III dalam pembelajaran Bahasa Inggris cenderung rendah. 
Untuk menimbulkan motivasi biar anak berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya, maka diharapkan adanya peningkatan acara mencar ilmu anak, maka perlu adanya motivasi-motivasi guru yang sanggup menjadikan akseptor didik menjadi semangat dalam belajar. Harus ada media pembelajaran yang menarikdanunik dan sangat senang maka penulis tawarkan dengan menerapkan media Pictorial Puzzle dalam kegiatan pembelajaran.
Pictorial Puzzle ialah salah satu permainan yang sanggup dipakai sebagai media pembelajaran yang baik dan sangat senang tanpa kehilangan esensi mencar ilmu yang sedang berlangsung bahkan sanggup melibatkan partisipasi siswa secara aktif semenjak pertama.
Penyampaian materi Bahasa Inggris dengan media Pictorial Puzzle ini mengajak siswa untuk ikut berperan aktif dalam melakukan pembelajaran, alasannya di dalam Media Pictorial Puzzle terdapat metode yang sanggup menciptakan suasana mencar ilmu menjadi efektif, efisien dan sangat bahagia.
Media ini sangat sempurna kalau diterapkan pada pembelajaran Bahasa Inggris, karena dalam media ini mengajak seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Mereka akan lebih memehami substansi yang disajikan pendidik, alasannya media yang dipakai menarikdanunik, sehingga suasana pembelajaran menjadi efektif, efisien, sangat senang dan membentuk tanggung tanggapan dalam setiap siswa dalam pembelajaran.
melaluiataubersamaini memakai media ini, maka siswa akan mempunyai pengalaman gres dalam belajar, tidak sama dengan sebelumnya yang spesialuntuk dilakukan melalui metode ceramah. Penerapan media pembelajaran, akan menjadikan proses pembelajaran lebih sangat bahagia, sehingga menjadikan siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran tersebut. Secara tidak eksklusif kondisi tersebut akan membuat motivasi mencar ilmu siswa menjadi lebih meningkat.


[1] http://www.inoid.blog.friendster.com, diakses 8 Pebruari 2012
[2] Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar.  (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hal. 120
[3] Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 1992), hal. 15-16
0 Komentar untuk "Pemanfaatan Media Pictorial Puzzle Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas Iii Di Mi (Tp-7)"

Back To Top