Strategi Pengembangan Agribisnis Salak Di Kabupaten …(Prt-35)

loading...
BAB  I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Globalisasi ekonomi sudah mendorong kondisi perekonomian menjadi semakin komplek dan kompetitif sehingga menuntut tingkat efisiensi perjuangan yang tinggi, yang mengharuskan orientasi pembangunan pertanian dirubah dari orientasi produksi kearah orientasi peningkatan pendapatan petani. Guna mendukung perubahan orientasi pembangunan pertanian ini pendekatan pembangunan pertanian tidak lagi melalui pendekatan usahatani melainkan melalui Pendekatan agribisnis. 

Pengertian agribisnis dalam arti sempit yaitu perdagangan atau pemamasukan hasil pertanian. Sedangkan berdasarkan Anonimous ( 2000 ), yang dimaksud dengan Sistem Agribisnis yaitu rangkaian dari aneka macam sub sistem penyelesaian pramasukana dan masukana produksi, subsistem budidaya yang menghasilkan produk primer, sub sistem industri pengolahan ( agroindustri ), sub sistem pemamasukan dan distribusi serta sub sistem jasa pendukung.

Bagi Indosensia pengembangan perjuangan pertanian cukup prospektif lantaran mempunyai kondisi yang menguntungkan antara lain; berada di kawasan tropis yang rindang, keadaan masukana pramasukana cukup mendukung serta adanya kemauan politik pemerintah untuk menampilkan sektor pertanian sebagai prioritas dalam pembangunan.

Tujuan pembangunan agribisnis yaitu untuk meningkatkan daya saing komoditi pertanian, menumbuhkan perjuangan kecil menengah dan koperasi serta menyebarkan kemitraan usaha. melaluiataubersamaini visi mewujudkan kemampuan berkompetisi merespon dinamika perubahan pasar dan pesaing, serta bisa ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya akan keragaman sumber daya alamnya, termasuk hasil buah-buahan, sayuran dan bunga ( Hortikultura ) serta produk pertanian tropis lainnya, namun kenyataannya sejauh ini pemasok devisa utama masih berasal dari perkebunan dan perikanan. Bertambah cepatnya pertumbuhan sub sektor perikanan, perkebunan dan peternakan disebabkan lantaran sikap petani maupun pengusaha lebih berfikir maju, yang ditandai oleh; cepatnya mengadopsi penemuan baru, berani menanggung resiko dan mau mencoba hal-hal / teknologi gres ( Soekartawi, 1997 ).

Peningkatan daya saing pada sektor pertanian dipandang perlu memperoleh perhatian, oleh lantaran itu pembangunan pertanian yang berorientasi pada peningkatan pendapatan perlu lebih dititik beratkan pada upaya mendorong pengembangan komoditas hortikultura.
Winarno (1996) sebut bahwa undangan akan buah-buahan tropis segar, khususnya negara Eropa, Amerika dan Asia umumnya mengalami peningkatan dengan laju 10,8 % pertahun. Namun Indonesia sebagai salah satu pemasok buah tropis segar dunia ketika ini masih sangat kecil yakni kurang dari    1 %.

Menurut Rahmat Rukmana (1999), peningkatan jumlah penduduk dunia besar lengan berkuasa terhadap makin naiknya undangan produk buah-buahan. Fenomena ini ialah prospek cerah bagi pengembangan agribisnis buah-buahan diberbagai negara di dunia termasuk Indonesia.

Indonesia berpeluang besar menjadi produsen buah-buahan dalam menyikapi rujukan perdagangan bebas (globalisasi). Potensi dasar yang dimiliki Indonesia diantaranya dalah sumber daya alam yang amat kaya, termasuk guaka jenis buah-buahan. Lebih dari 25% jenis buah-buahan tropis yang ada didunia terdapat diwilayah Indonesia. Hal ini mengatakan bahwa prospek pengembangan agribisnis buah-buahan di Indonesi semakin cerah, baik dirancang sebagai komoditas ekspor maupun diproyeksikan pada undangan pasar (konsumen) dalam negeri. Pasar buah-buahan tropis luar negeri yang masih terbuka antara lain Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Taiwan, dan Hongkong.

Berdasarkan kondisi diatas dan dalam menghadapi rujukan perdagangan bebas (globalisasi), taktik pengembangan agribisnis buah-buahan di Indonesia harus pada jenis buah-buahan tropis yang tidak ada / sedikit pesaingnya menyerupai salak. Disamping itu perjuangan pengembangan jenis buah-buahan yang banyak pesaingnya diarahkan untuk meningkatkan mutu dengan mencari varietas gres yang lebih unggul (Rahmat Rukmana, 1999). Mengacu pada buah tropis yang sedikit pesaingnya, komoditas salak mempunyai propek pengembangan dan pasar yang sangat potensial, mengingat penyebarannya yang luas diberbagai wilayah, harga yang terjangkau oleh masyarakat serta mempunyai nilai gizi yang baik disamping digemari oleh aneka macam lapisan masyarakat ( Anonimous, 1997 ). Selain dari itu ditinjau dari segi ekonomis, pengusahaan salak cukup menguntungkan serta mempunyai propek pasar yang baik mengingat segmen pasar yang luas dari aneka macam stratifikasi lapisan masyarakat. 

Oleh lantaran itu tidak mengherankan apabila minat masyarakat untuk menyebarkan salak sangat besar. Di Kabupaten Bangkalan salak dalam menghasilkan produksi mempunyai ekspresi dominan pguan 2 (dua) kali setahun, yakni pguan raya pada bulan Nopember hingga dengan Januari dan pguan kedua pada bulan Juli hingga dengan Agustus. Pemamasukan untuk sementara ini orientasinya masih dalam negeri, namun aneka macam kalangan mulai mempromosikan salak ke pasar Internasional ( ekspor ). Assosiasi Pemamasukan Hortikultura (Asperti) semenjak tahun 1994 mempromosikan salak ke Arab Saudi, Belanda, Jerma, Malaysia, Singapura, Hongkong, Jepang dan bahkan di Amerika, salak kersikan dari Pasuruan Indonesia memperoleh penghargaan dengan sebutan “ Great Tropical Fruits “. Di Indonesia varietas salak yang sudah dibudidayakan dan mempunyai nilai irit tinggi khususnya di Bangkalan yaitu salak Se’nase’, Manggis, Penjalin, Sinyonya dan Manalagi (Lukas S. Budipramana dkk, 2000)

Tabel  1.   Perkembangan luas pguan, produktifitas dan produksi salak di Kabupaten Bangkalan Tahun 1999 – 2003
Tahun
Luas Pguan  (Rumpun )
Produktifitas
( kw/rmp )
Produksi

1999
2000
2001
2002
2003


125.061
132.002
134.131
133.487
151.491

0,09
0,085
0,10
0,12
0,12

11.255,5
11.220,17
13.413,1
16.018,4
18.187,9
Sumber Data  :  Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan

Dari tabel 1. nampak bahwa di Kabupaten Bangkalan perkembangan tumbuhan salak dari 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan, kecuali pada produktifitas dan produksi pada tahun 2000 menurun sebagai pengaruh kecilnya curah hujan dan tahun 2002 luas pguan menurun akhir alih fungsi lahan. Secara umum apabila kondisi berjalan normal maka jumlah produksi salak di Kabupaten Bangkalan menjadi melimpah yang sanggup berakibat petani rugi apabila kemampuan bersaing masih rendah dan harga jual merosot. Padahal ditinjau dari peluang pasar komoditi salak sangat terbuka lebar baik dalam Negeri atau ditingkat ASEAN maupun Eropa. Namun demikian dalam pelaksanaannya terdapat hambatan dalam menembus pasar khususnya dalam hal kualitas, kontinyuitas produksi dan penyaluran hasil produksi.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas mendorong peneliti untuk mengkaji wacana taktik pengembangan agribisnis salak yang berlokasi di Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangakalan, mengingat tumbuhan salak yaitu tumbuhan tahunan yang tidak simpel diadakan perombakan apabila terjadi kerugian dalam usahatani. Untuk itu taktik pengembangannya harus dirumuskan secara cermat semoga tujuan peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani sanggup tercapai.


Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Strategi Pengembangan Agribisnis Salak Di Kabupaten …(Prt-35)"

Back To Top