loading...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada kurun reformasi dan krisis multi dimensi ibarat kini ini, pembangunan peternakan di Indonesia dihadapkan pada tantangan yang sangat besar, tantangan dimaksud yaitu bagaimana menyediakan produk hasil peternakan dengan harga yang memadai mempersembahkan peluang kerja bagi masyarakat serta menghemat devisa sebagai pendukung berkembangnya sektor lain dalam kegiatan ekonomi. Import daging dan produk – produk asal ternak lainnya yang cenderung meningkat tamat – tamat ini mengatakan bukti bahwa pembangunan peternakan di Indonesia masih memerlukan penanganan yang lebih fokus dan terprogram guna mencapai hasil yang diharapkan.
Pembangunan peternakan sangat penting di dalam mendukung pembangunan nasional. Disamping itu sudah terbukti bahwa, sektor peternakan yang ialah cuilan dari sektor pertanian relatif lebih bisa bertahan dalam menghadapi tekanan krisis ekonomi ibarat remaja ini.
Salahudin ( 1998 ) menyatakan bahwa dalam kondisi perekonomian kini ini, spesialuntuk, sektor pertanian yang sudah mengambarkan bisa tampil sebagai penyelemat. Pada ketika ini, pertanian ialah satu – satunya sektor yang tumbuh positip, sedangkan sektor lainnya tumbuh negatip. melaluiataubersamaini melihat pengalaman selama krisis yang menderita bangsa ini, bagaimanapun sanggup mengambil hikmahnya, yaitu pentingnya melaksanakan reformasi dengan paradigma gres dalam pembangunan pertanian. Sektor pertanian harus bisa dibangun menjadi sektor andalan dan sebagai mesin pencetus perekonomian nasional.
Di Indonesia remaja ini seruan akan daging sebagai produk peternakan cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya gizi, walaupun tingkat pendapatan pada umumnya cukup rendah akhir adanya krisis ekonomi. Gizi masyarakat yang bersumber dari protein hewani ialah zat masakan yang sangat diharapkan bagi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan insan yang diperoleh dari produk peternakan ibarat telur, daging dan susu.
Tingkat pencapaian konsumsi protein binatang asal ternak pada tahun 1991 gres mencapai 3,10 gram per kapita ekuivalen 5,99 kg daging, 2,83 telir dan 4,38 susu per kapita per tahun atau gres mencapai 69 persen dari sasaran normal gizi 4,5 gram per kapita per hari ekuivalen 7,6 kg daging, 3,5 kg telur dan 4,5 kg susu per kapita per tahun ( Anonymous ).
Usaha peternakan sapi ialah suatu perjuangan yang umum dilakukan oleh petani di pedesaan, dimana perjuangan peternakan sapi ini khususnya sapi potong diharapkan sanggup menyokong pendapatan petani ternak, namun petani ternak dalam melaksanakan usaha sapi potong tidak terlepas dari banyaknya hambatan yang mungkin dihadapi, sehingga sanggup dikatakan perjuangan tani ternak ini cukup beresiko.
Beberapa hambatan yang dihadapi dalam perjuangan sapi potong antara lain duduk perkara iklim, ibarat : isu terkini kemarau panjang, hujan yang tidak menentu hal ini menyebabkan persediaan pakan berupa rumput menjadi kurang dan duduk perkara serangan penyakit ternak yang sanggup mengakibatkan penurunan berat tubuh ibarat adanya cacing hati ( Fasciola hepatica ) atau bahkan penyakit ternak sapi yang berbahaya alasannya yaitu penularannya cepat ibarat penyakit SE ( Septisemia Epizoatika ), MCF ( Malignant Catarrhal Fever ) dan BEF ( Bovine Ephermexal Fever ).
Disamping faktor – faktor eksternal ( diluar petani ) terdapat pula faktor internal yang sanggup mempengaruhi perjuangan peternakan sapi kereman, faktor tersebut sanggup berupa faktor sosial ekonomi yang menempel pada petani ternak di Indonesia pada umumnya. Faktor tersebut antara lain umur peternak, pengalaman beternak, pendidikan peternak, jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam perjuangan tersebut, jumlah ternak yang dipelihara dan lain – lain.
Sampai ketika ini penelitian – penelitian tentang analisa sosial ekonomi aktivitas pengembangan sapi potong dengan sistem gaduhan belum banyak dilakukan, oleh alasannya yaitu itu dengan mengetahui analisa sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi pengembangan dan pendapatan peternak diharapkan sanggup dicari alternativ pemecahannya sehingga pendapatan petani peternak sanggup ditingkatkan.
Tag :
Pertanian
0 Komentar untuk "Analisa Sosial Ekonomi Jadwal Pengembangan Sapi Potong Dengan Sistem Gaduhan “ ( Study Di Kecamatan …(Prt-52)"