loading...
Senyawa kompleks mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari –hari. Aplikasi senyawa ini mencakup bidang kesehatan, farmasi, industri, dan lingkungan. Manusia setiap hari senantiasa memerlukan oksigen untuk bernapas. Proses pengikatan oksigen oleh Fe menjadi senyawa kompleks dalam badan yakni salah satu teladan aplikasi senyawa kompleks dalam keseharian. Senyawa kompleks terbentuk akhir terjadinya ikatan kovalen koordinasi antara suatu atom atau ion logam dengan suatu ligan ( ion atau molekul netral ). Logam yang sanggup membentuk kompleks biasanya yakni logam transisi, alkali, atau alkali tanah. Studi pembentukan kompleks menjadi hal yang menarikdanunik untuk dipelajari lantaran kompleks yang terbentuk dimungkinkan memdiberi banyak manfaat, contohnya untuk ekstraksi dan penanganan keracunan logam berat.
Kobalt yakni salah satu logam unsur transisi dengan konfigurasi elektron 3d7 yang sanggup membentuk kompleks. Kobalt yang relatif stabil berada sebagai Co(II) ataupun Co(III). Namun dalam senyawa sederhana Co, Co(II) lebih stabil dari Co(III). Ion – ion Co2+ dan ion terhidrasi [Co(H2O)6]2+ stabil di air. Kompleks kobalt dimungkinkan sanggup terbentuk dengan aneka macam macam ligan, diantaranya sulfadiazin dan sulfamerazin. Sulfadiazin dan sulfamerazin yakni ligan yang sering dipakai untuk obat antibakteri. Keduanya yakni turunan dari sulfonamid yang penerapannya secara luas untuk pengobatan bisul yang disebabkan oleh basil Gram-positif dan Gram-negatif tertentu, beberapa jamur, dan protozoa (Siswandono dan Soekardjo : 1995 ).
Guru, Goutam and Goutam (2004) sudah melaporkan terbentuknya kompleks Zn(II) - sulfadiazin dimana sulfadiazin terkoordinasi secara bidentat terhadap atom sentra Zn2+ melalui atom NH sekunder dan N tersier. Sedangkan Saptorini (2003) melaporkan terbentuknya kompleks Cu(II)-sulfadiazin dan Cu(II)-sulfamerazin dimana sulfadiazin terkoordinasi secara bidentat melalui NH sekunder dan N tersier dan sulfamerazin terkoordinasi secara monodentat pada ion sentra Cu2+ melalui NH2 primer. Kompleks Hg(II)-sulfadiazin dan Hg(II)-sulfamerazin sudah berhasil disintetis oleh Hossain, Amoroso, Banu, Malik (2006) dengan sulfadiazin terkoordinasi secara tridentat melalui N sekunder dan N tersier dan sulfamerazin terkoordinasi secara bidentat melalui NH sekunder dan N tersier pada ion sentra Hg2+. melaluiataubersamaini Co2+, sulfadiazin dan sulfamerazin dimungkinkan sanggup terkoordinasi secara monodentat melalui NH2 primer maupun bidentat melalui NH sekunder dan N tersier. Oleh lantaran itu sintesis dan karakterisasi kompleks Co(II)-sulfadiazin dan Co(II)-sulfamerazin menarikdanunik untuk dipelajari.
Mengingat bahwa sulfadiazin dan sulfamerazin mengandung atom donor N dan O maka dimungkinkan sanggup berkoordinasi membentuk kompleks dengan ion Co2+. Struktur senyawa sulfadiazin dan sulfamerazin ditunjukkan oleh Gambar 1.
(L1) (L2)
Gambar 1. Struktur senyawa sulfadiazin (L1) dan sulfamerazin (L2) (Wilson and Gisvold : 1982 )
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Sintesis kompleks sanggup dilakukan dengan cara mencampurkan larutan logam dan ligan dengan pelarut yang melarutkan, ibarat air, metanol, etanol, propanol, dan asetonitril disertai pemanasan, refluks, atau tanpa pemanasan.
Perbandingan mol logam dan mol ligan tidak selalu stoikiometri sehingga perlu dicari perbandingan yang sesuai. Untuk memilih formula kompleks dilakukan dengan menganalisis unsur C, H, N, O, dan Co2+. Ketepatan struktur kompleks sanggup ditentukan dengan kristalografi.
Tag :
Pendidikan,
Pendidikan Kimia
0 Komentar untuk "Sintesis Dan Karakterisasi Kompleks Kobalt(Ii) Dengan Sulfadiazin Dan Sulfamerazin (Pkm-2)"