Strategi Peningkatan Mentalitas Kewirausahaan (Studi Kajian Perihal Mentalitas Kewirausahaan Di Kota …(Prt-68)

loading...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Konteks Penelitian
Krisis moneter yang berkepantidakboleh hingga ketika ini serta keterbatasan Pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja menjadi problema ketenakerjaan yang berakibat pada peningkatan angka pengangguran.  Sebagai upaya mengurangi pengangguran dibutuhkan upaya faktual pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja gres atau perlu dirumuskan taktik yang mengedepankan timbulnya mentalitas Kewirausahaan.

Realita yang ada di Kota Blitar, pada umumnya masyarakat lebih suka mencari pekerjaan dibandingkan dengan membuat lapangan kerja.  Untuk meningkatkan taraf hidupnya masyarakat banyak mengambil langkah bekerja di luar negeri. Bekerja di luar negeri menjadi primadona masyarakat Blitar dengan alasan sederhana secara hemat penghasilannya cukup menggiurkan, sehingga banyak calon tenaga kerja tidak menyadari tingkat resiko bekerja di luar negeri bahkan resiko tertipu sudah mejadi hal biasa sering terjadi. 

Selain bekerja diluar negeri, orang renta lebih gembira dan gembira bila anaknya diterima sebagai pegawai negeri.  Suatu anugerah yang luar biasa apabila putranya menjadi pegawai negeri.  Pegawai negeri yaitu simbol status sosial yang cukup tinggi serta mempunyai prospektif masa depan yang sanggup diharapkan berupa dana pensiun dan kepastian penghasilan.

Penjelasan singkat diatas sesuai dengan pendapat Jusuf Irianto (2001) “Dilihat dari aneka macam perspektif, umumnya masyarakat Indonesia mempunyai mentalitas Kewirausahaan yang rendah”.  melaluiataubersamaini demikian masyarakat Kota Blitar termasuk dalam statement tersebut.  Rendahnya mentalitas entrepreneurship ini bukanlah tidak beralasan.  Kondisi masyarakat yang usang dalam kekuasaan penjajah, setengah kala lebih, kolonial mewariskan struktur perekonomian yang spesialuntuk dikuasai oleh pengusaha-pengusaha asing.  Pemerintah kolonial tidak mempersembahkan peluang penduduk pribumi merintis usaha.  Kecenderungan penduduk pribumi menjadi pamong praja sebagai kaum priyayi, sedangkan perekonomian dipegang oleh ras dan bangsa tertentu.

Gambaran di atas juga menjadi realita di Kota Blitar, utamanya cowok Kota Blitar lebih suka menentukan menjadi karyawan dibandingkan berwirausaha sendiri.  Dunia kerja spesialuntuk dilihat dari segi ada tidaknya lapangan kerja yang tersedia, artinya bila lapangan kerja tidak mempersembahkan peluang maka para cowok produktif berarti tidak bekerja, dengan bahasa klise sering terucap susah mencari pekerjaan alias dimana-mana tidak ada lowongan.

Berdasar pada kondisi ini dapatlah ditarik benang merah bahwa para cowok yang sudah menuntaskan pendidikannya belum mempunyai kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang perjuangan yang ada dan sekaligus mengambil keputusan bidang perjuangan yang dipilihnya. 
Selain dari aliran diatas ada rumus umum yang dijadikan sebagai engkaus bahwa berentrepreneur harus mempunyai modal yang cukup besar.  Tanpa modal tidak mungkin sanggup berentrepreneur.  Apapun jenis perjuangan pastilah mutlak dibutuhkan modal yang cukup besar sehingga keberhasilan perjuangan sanggup tercapai.

Kenyataan-kenyataan ini tentulah tidak tiruananya benar akan tetapi masih ada peluang yang cukup bagi orang yang tidak mempunyai modal yang cukup besar.  Karena pada hakekatnya keberhasilan perjuangan semata-mata bukanlah ditentukan ada tidaknya modal yang cukup besar tetapi ada beberapa faktor diantaranya semangat atau impian untuk menjalankan usaha.
Untuk menjadi seorang entrepreneur diantaranya harus sanggup menemukan serta mengevaluasi peluang-peluang, mengumpulkan sumberdaya yang diperlukaan untuk diupayakan memperoleh hasil laba dari peluang yang ada tersebut.

Mentalitas entrepreneurship perlu ditingkatkan.  Hal ini menjadi titik tolak pemikiran,  transformasi pada ketika ini mungkin sekali lebih dramatis dibandingkan pada era-era sebelumnya baik dilihat dari sudut peningkatan kualitas maupun komptensinya.  Perubahan pada ketika ini lebih ekstensif dengan melibatkan seluruh dunia.  Istilah globalisasi mewarnai sebagai tantangan yang perlu dihadapi dengan pertimbangan mempunyai kemampuan bersaing yang sangat ketat.

Peranan Kewirausahaan secara komprehensip mempengaruhi aktivitas ekonomi.  melaluiataubersamaini semangat Kewirausahaan diharapkan masyarakat bisa mengubahnya menjadi energi dalam pembaharuan ekonomi.

Melatarbelakangi duduk kasus rendahnya mentalitas Kewirausahaan di Kota Blitar perlu diadakan penelitian tentang STRATEGI PENINGKATAN MENTALITAS ENTREPRENEURSHIP DI KOTA BLITAR sebagai kajian entrepreneurship di Kota Blitar.  Hal ini dimaksudkan untuk mempersembahkan illustrasi taktik jalan keluar adanya peningkatan mentalitas Kewirausahaan dengan tujuan tidak spesialuntuk sekedar mengurangi angka pengangguran tetapi juga dalam rangka peningkatan kemajuan ekonomi.


Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Strategi Peningkatan Mentalitas Kewirausahaan (Studi Kajian Perihal Mentalitas Kewirausahaan Di Kota …(Prt-68)"

Back To Top