Analisis Efek Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Upah , Suku Bunga Kredit Dan Inflasi Terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri Di Provinsi …. (Ep-15)

loading...


Investasi ialah salah satu komponen penting dalam memilih tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh lantaran pertumbuhan perekonomian yang spesialuntuk di dorong oleh konsumsi tanpa adanya konstribusi yang berarti dari investasi, maka sanggup dipastikan pertumbuhan tersebut tidak sanggup berlanjut terus (Tambunan, 2001). Kegiatan investasi memungkinkan suatu kawasan terus meningkatkan acara ekonomi dan peluang kerja, meningkatkan pendapatan dan taraf kemakmuran. Adanya investasi gres memungkinkan terciptanya barang modal gres sehingga akan menyerap faktor produksi dan membuat lapangan pekerjaan gres yang pada gilirannya akan mengurangi jumlah pengangguran. melaluiataubersamaini demikian akan menambah output dan pendapatan gres pada faktor produksi sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi.
Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, penanaman modal atau investasi ialah dua unsur yang saling terkait dan tidak bisa di pisahkan. Dinamika penanaman modal menghipnotis tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan marak lesunya pembangunan. Dalam upaya meningkatkan penanaman modal, maka setiap kawasan berupaya membuat iklim investasi yang aman sehingga sanggup menggairahkan investasi. Iklim investasi ialah tiruana hal yang bekerjasama dengan kebijakan, kelembagaan dan lingkungan baik yang sedang berlangsung maupun yang dibutuhkan terjadi di masa hadir, yang sanggup menghipnotis tingkat pengembalian dan resiko suatu investasi. Ada tiga faktor utama dalam iklim investasi yang pertama kondisi ekonomi makro, yang mencakup beberapa aspek stabilitas ekonomi makro, keterbukaan ekonomi, persaingan pasar, dan stabilitas sosial dan politik. Kedua pemerintahan dan kelembagaan, yang meliputi beberapa aspek kejelasan dan efektifitas peraturan, perpajakan, sistem hukum, sektor keuangan, fleksibilitas pasar tenaga kerja dan keberadaan tenaga kerja yang terdidik dan terampil. Ketiga infrastruktur, yang mencakup beberapa aspek antara lain masukana transportasi, telekomunikasi, listrik, dan air (Asian Development Bank, 2005).
Melihat potensi yang dimiliki provinsi Sulawesi Selatan yang cukup besar bagi acara investasi baik itu berupa potensi sumber daya alam, sumber daya insan maupun perkembangan teknologi. Selain itu provinsi Sulawesi Selatan ialah salah satu provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dilihat dari perkembangan nilai PDRBnya, apabila dibandingkan dengan daerah-daerah lainya di Indonesia pasca terjadinya krisis ekonomi. Oleh lantaran itu pemerintah harus terus berupaya membuat iklim investasi yang aman di provinsi Sulawesi Selatan sehinnga investor tertarik untuk menanamkan modalnya.

Selain itu ada beberapa indikator ekonomi makro lain yang sanggup menghipnotis investasi yaitu biaya investasi itu sendiri yang berkaitan dengan tingkat bunga. Tingkat bunga akan kuat terhadap tingkat pengembalian modal. Beberapa kalangan mengkhawatirkan tingginya tingkat suku bunga investasi beberapa periode belakangan, terlebih pada tahun-tahun dimulainya krisis ekonomi moneter menjadi problem fokus yang akan menimbulkan tidak bergeraknya sektor riil. Kebijakan pemdiberian kredit dengan tingkat suku bunga tinggi semakin menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber dana investasi dari kalangan perbankan. (Prasetyoningsuryo,2000).
Indikator makro ekonomi yang juga sanggup menghipnotis investasi ialah inflasi. Para investor akan sangat memperhatikan laju inflasi, apakah sanggup membuat iklim yang menguntungkan atau merugikan bagi mereka. Inflasi sanggup menjadikan dampak negatif dan dampak positif. Apabila inflasi enteng, akan kuat untuk merangsang terjadinya acara investasi hal ini disebabkan lantaran inflasi yang enteng akan meningkatkan produktivitas.
Selain berupaya mengendalikan masalah  indikator makro ekonomi yaitu  inflasi dan tingkat suku bunga kredit, upaya lain yang sanggup dilakukan dalam meningkatkan  kegiatan investasi yaitu pemerintah melaksanakan banyak sekali kebijakan, salah satunya ialah memilih tingkat upah. Namun pemerintah mengalami dilemma dalam memilih tingkat upah. Disatu sisi, dengan penentuan upah minimum yang tinggi akan memberatkan sisi produsen sebagai pemakai faktor tenaga kerja dalam menjalankan acara produksi. Tetapi di lain sisi penentuan upah minimum yang terlalu rendah akan menekan kesejahteraan pekerja.
Secara umum investasi sanggup dibedakan menjadi dua kategori yaitu berupa penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal absurd (PMA). PMDN sanggup diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang berasal dari investasi dalam negeri. Sedangkan PMA ialah pembelanjaan barang-barang modal untuk menambah kemampuan produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh penanam modal absurd dengan memakai modal absurd (Setyowati dan Fatimah, 2007). Oleh lantaran itu investasi, baik PMDN dan PMA, memainkan peranan penting dalam memilih jumlah output dan pendapatan. 
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebagai sumber domestik ialah kunci utama pertumbuhan nasional. Di satu pihak  mencerminkan permintaan efektif dan dilain pihak membuat efisiensi produktif bagi produksi dimasa depan. Proses penanaman modal ini menghasilkan kenaikan output nasional dalam banyak sekali cara. Penanaman modal dalam negeri ini pula yang akan membawa kearah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi pada gilirannya akan membawa kearah spesialisasi dan penghematan produksi skala luas. Penanaman modal memmenolong perjuangan penyediaan mesin, alat dan perlengkapan bagi tenaga buruh yang semakin meningkat. Kaprikornus PMDN menghasilkan kenaikan besarnya output nasional, pendapatan, dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan problem inflasi dan neraca pembayaran. Serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri.
Sumber yang sanggup di kerahkan untuk pembentukan modal ialah kenaikan pendapatan nasional, pengurangan konsumsi, penggalakan tabungan, pendirian forum keuangan, menggerakkan simpanan emas, langkah-langkah fiscal dan moneter dan sebagainya. Karena syarat utama bagi pembangunan ekonomi dalam negeri ialah proses pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian di dalam negeri dan sebaiknya sumber modal yang berasal dari luar spesialuntuk merangsang atau memmenolong sumber yang berada dalam negeri dan bukan untuk di jadikan sebagai sumber kekuatan untuk jangka panjang.
Penyerapan modal absurd memang juga mempunyai tugas penting dalam upaya penghimpunan dana untuk pembangunan. Arus masuk modal absurd (capital inflows) berperan dalam menutup gap devisa yang ditimbulkan oleh defisit pada transaksi berjalan. Selain itu, masuknya modal absurd juga bisa menggerakkan acara ekonomi yang lesu akhir kurangnya modal bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi. Modal absurd ini selain sebagai perpindahan modal juga sanggup mempersembahkan bantuan faktual melalui anutan industrialisasi dan modernisasi. Akan tetapi apabila modal absurd tersebut tidak dikelola dengan baik sanggup menjadikan dampak negatif yang besar, terutama apabila terjadinya capital flows reversal (Zulkarnain, 1996).
Penggunaan modal absurd memang mempersembahkan sumbangsih yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi akan tetapi dalam jangka panjang ketergantungan terhadap  penerapan modal absurd akan mempersembahkan dampak jelek terhadap perekonomian. Hal ini disebabkan lantaran sebagian besar laba dari penerapan modal absurd biasanya spesialuntuk dinikmati oleh pihak asing. Selain itu kehadiran investor absurd akan berdampak jelek bagi investor dalam negeri yang mempunyai perjuangan yang sejenis lantaran biasanya investor dalam negeri kurang bisa bersaing dari segi penerapan teknologi. Oleh lantaran itu sebaiknya pembangunan ekonomi harus bertumpu pada kemampuan modal dalam negeri. Sementara penggunanaan modal absurd harus spesialuntuk bersifat merangsang dan memmenolong kekuatan modal dalam negeri. Apabila kemampuan modal dalam negeri dianggap sudah bisa menunjang pembangunan ekonomi sebaiknya penerapan modal absurd semakin dikurangi.
Pada Tabel 1.1, sanggup dilihat perkembangan realisasi proyek investasi PMDN di provinsi Sulawesi Selatan semenjak 1996-2010 dimana perkembanganya terus berfluktuatif, yaitu mengalami naik turun  bemasukan nilai proyeknya. Nilai terbesar realisasi proyek  Penanaman Modal Dalam Negeri terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 3.212.298 juta rupiah dan nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri terkecil terjadi pada tahun 2001 yaitu spesialuntuk sebesar 93.612 juta rupiah. Fluktuasi yang terjadi pada besarnya nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri tidak lepas dari pengaruh-pengaruh stabilitas perekonomian, perkembangan indikator ekonomi makro serta situasi sosial politik dan keamanan yang tidak stabil sehingga sanggup menghipnotis pengambilan keputusan dalam melaksanakan investasi.

Tabel 1.1 Realisasi Proyek Investasi (PMDN) Selama Tahun 1996-2010 di Provinsi Sulawesi Selatan.

Tahun
PMDN
Banyak Proyek
Nilai Proyek (Juta Rupiah)
1996
25
680.155
1997
23
1.125.204
1998
9
284.866
1999
6
212.043
2000
16
1.203.124
2001
23
93.612
2002
9
179.093
2003
13
315.047
2004
8
133.233
2005
8
160.585
2006
14
130.426
2007
9
244.670
2008
14
1.186.911
2009
10
955.791
2010
23
3.212.298
            Sumber : Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah di paparkan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “ Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Upah, Suku Bunga Kredit dan Inflasi Terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri di Provinsi Sulawesi Selatan Periode 1996-2010”






0 Komentar untuk "Analisis Efek Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Upah , Suku Bunga Kredit Dan Inflasi Terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri Di Provinsi …. (Ep-15)"

Back To Top