Pemahaman Dan Implementasi Mata Pelajaran Risalatul Mahid Dalam Kehidupan Murid Kelas 3 Tsanawiyah Madrasah Diniyah Nahdhotul Ulama’ Pondok Pesantren Apis Gondang Gandosari (Pai-45)

Monday, January 28, 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wanita yaitu insan yang didiberikan beban sebagaimana pria, maka wajib bagi perempuan untuk menuntut ilmu ihwal kewajiban-kewajiban yang ditujukan kepadanya, biar ia sanggup melaksanakan kewajiban itu dengan penuh keyakinan. Jika ia tidak mengetahui kewajiban-kewajibannya, maka ia harus bertanya dan harus berguru kepada muhrimnya, bila ia tidak mempunyai mahram untuk bertanya, maka hendaklah ia bertanya dan berguru dari guru-guru yang menguasai bidang yang ditanyakan tanpa melaksanakan khalwat (berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram). Hendaknya ia tidak aib untuk bertanya ihwal sesuatu yang ia alami dalam kehidupan agamanya, karena sesunguhnya Allah SWT tidak pernah aib dalam melaksanakan kebaikan.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa perempuan itu harus menuntut ilmu ihwal kewajiban-kewajiban bagi dirinya. Salah satu ilmu yang sangat penting yang mutlak harus dipelajari dan dimiliki oleh seorang perempuan yaitu ilmu ihwal pendidikan haid.

Aisyah r.a. berkata bahwa Aisyah r.a., bertanya kepada Nabi SAW ihwal mandi haid?, maka dia bersabda: “Hendaklah seorang perempuan diantara kalian mengambil air dan pohon bidara, kemudian ia memmembersihkankan tubuhnya dengan sebaik-baiknya dengan pohon bidara itu, kemudian mengguyurkan air pada seluruh tubuhnya, kemudian ia mengambil kapas atau kain yang dicampur wewangian untuk menghilangkan bekas darah itu sampai membersihkan.” Lalu Asma r.a. berkata: “Bagaimanakah memmembersihkankan dengan kapas itu?” maka beliau bersabda: “Maha Suci Allah, engkau memmembersihkankannya dengan kapas itu!”, maka berkata Aisyah r.a. : “Seakan-akan Asma tidak mengetahui bagaimana hal tersebut, engkau (Asma) spesialuntuk memmembersihkankan bekas darah itu”, dan Asma bertanya pula kepada Beliau ihwal mandi junub?, maka dia bersabda: “Ambillah olehmu air, kemudian engkau memmembersihkankan tubuhmu dengan sebaik-baiknya dan membersihkankanlah tubuhmu dengan sempurna, kemudian tuangkanlah air di atas kepalamu dengan memijit kulit kepala sampai ke seluruh kepala, kemudian tuangkanlah air di seluruh kepalamu”, maka berkata Aisyah r.a.: “Sebaik-baik perempuan yaitu wanita-wanita kaum Anshar!, mereka tidak aib untuk memahami agama mereka”.

Hadits di atas sebut bahwa Nabi Muhammad sendiri sangat terbuka dengan hal-hal yang menyangkut wanita, alasannya yaitu dia menganggap bahwa haid yaitu hal yang sangat urgen yang wajib dimengerti alasannya yaitu hubungannya dengan ibadah wajib. Selain wanita, laki-laki yang sudah diberistri, juga para mu’alim, para da’i dan kita tiruana harus mengerti dan memahami alasannya yaitu ilmu ihwal Risalatul Mahid ini sangat penting. Sebab duduk masalah ini dekat hubungannya dengan ibadah fardhu ain, menyerupai shalat dan puasa. Seharusnya tiruana perempuan yang sudah berumur 9 tahun sudah mengerti ihwal hal ini atau suaminya. Sebab umur 9 tahun perempuan sudah mungkin mengalami haid. Suatu realitas bahwa anak-anak yang gres akan atau selesai tamat MI/SD sudah banyak yang haid, atau bahkan istihadhoh. Selain itu masih banyak orang yang sudah cukup umur (suami istri) yang sama sekali belum mengerti duduk masalah ini. Bahkan masih banyak yang belum mengerti cara-cara mandi yang benar, shalat dan puasa yang wajib diqodho’. Ada yang sudah berguru namun masih banyak yang salah. Hal ini sangat membutuhkan perhatian kita tiruana! Lebih-lebih akhir-akhir ini berbagai perempuan yang masa haidnya tidak teratur (tidak normal).

Memperhatikan uraian di atas, maka penulis memandang bahwa memahami dan mengerti ihwal ilmu haid itu sangatlah penting khususnya bagi setiap wanita. Sehingga penulis akan mengadakan penelitian yang lebih tuntas dan komprehensif ihwal pemahaman dan implementasi ilmu Risalatul Mahid dengan tema “Pemahaman dan Implementasi Mata Pelajaran Risalatul Mahid dalam Kehidupan Santri Kelas 3 Tsanawiyah Putri Madrasah Diniyah NU Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam Salafiyah (APIS) Gondang Gandosari Blitar Tahun 2010”.

Peneliti menentukan kelas 3 Tsanawiyah putri sebagai subyek penelitian alasannya yaitu di kelas 3 ini mereka mempelajari Risalatul Mahid lagi yang doloenya pernah mereka pelajari di kelas ibtidaiyah. Sehingga pastinya mereka lebih memahami pelajaran ini dibanding dengan kelas-kelas lain.